UNSUR HARA
Berdasarkan jumlah kebutuhannya
bagi tanaman, unsur hara dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
A.
Unsur Hara Makro
Unsur
hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar
Unsur hara makro meliputi: N,P,K,Ca,Mg,S
Unsur hara makro meliputi: N,P,K,Ca,Mg,S
Fungsi Unsur
Hara Makro :
a)
Nitrogen ( N )
-
Merangsang pertumbuhan tanaman secara
keseluruhan
-
Merupakan bagian dari sel ( organ ) tanaman itu
sendiri
-
Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein
dalam tanaman
-
Merangsang pertumbuhan vegetatif ( warna hijau )
seperti daun
Tanaman yang kekurangan unsur N gejalanya : pertumbuhan
lambat/kerdil, daun hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun
tua cepat menguning dan mati.
b)
Phospat ( P )
-
Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil
metabolisme dalam tanaman
-
Merangsang pembungaan dan pembuahan
-
Merangsang pertumbuhan akar
-
Merangsang pembentukan biji
-
Merangsang pembelahan sel tanaman dan
memperbesar jaringan sel
Tanaman yang kekurangan unsur P gejalanya : pembentukan buah dan
biji berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan (kurang sehat)
c)
Kalium ( K )
-
Berfungsi dalam proses fotosintesa, pengangkutan
hasil asimilasi, enzim dan mineral termasuk air.
-
Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman
terhadap penyakit
-
Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya :
batang dan daun menjadi lemas/rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak
hijau segar dan sehat, ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat
pada pucuk daun.
Gejala Kekurangan Unsur Hara Makro :
Gejala sehubungan dengan kekurangan unsur hara ini dapat
terlihat dimulai dari daunnya, warnanya yang hijau agak kekuningan selanjutnya
berubah menjadi kuning. Jaringan daun mati dan inilah yang menyebabkan daun
selanjutnya menjadi kering dan berwarna merah kecoklatan. Pada tanaman dewasa
pertumbuhan yang terhambat ini akan berpengaruh pada pertumbuhan, yang dalam
hal ini perkembangan buah tidak sempurna, umumnya kecil-kecil dan cepat matang.
Kandungan unsur N yang rendah dapat menimbulkan daun penuh dengan serat, hal
ini dikarenakan menebalnya membran sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran
kecil-kecil.
2.
Kekurangan unsur fosfor ( P )
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa fungsi fosfat dalam
tanaman adalah : dapat mempercepat pertumbuhan akar semai, mempercepat dan
memperkuat pertumbuhan tanaman dewasa pada umumnya, meningkatkan produk
biji-bijian dan memperkuat tubuh tanaman padi-padian sehingga tidak mudah
rebah. Karena itu defisiensi unsur hara ini akan menimbulkan hambatan pada
pertumbuhan sistem perakaran, daun, batang seperti misalnya pada tanaman
serealia (padi-padian, rumput-rumputan, jewawut, gandum, jagung) daunnya
berwarna hijau tua/ keabu-abuan, mengkilap, sering pula terdapat pigmen merah
pada daun bagian bawah, selanjutnya mati. Tangkai daun kelihatan lancip.
Pertumbuhan buah jelek, merugikan hasil biji.
3.
Kekurangan Unsur Kalium ( K )
Defisiensi
Kalium memang agak sulit diketahui gejalanya, karena gejala ini jarang
ditampakkan ketika tanaman masih muda, jadi agak berlainan dengan gejala-gejala
karena difisiensi N dan P. Gejala yang terdapat pada daun terjadi secara
setempat-setempat. Pada permulaannya tampak agak mengkerut dan kadang-kadang
mengkilap dan selanjutnya sejak ujung dan tepi daun tampak menguning, warna
seperti ini tampak pula di antara tulang-tulang daun, pada akhirnya daun tampak
bercak-bercak kotor, berwarna coklat, sering pula bagian yang bercak ini jatuh
sehingga daun tampak bergerigi dan kemudian mati. Pada tanaman kentang gejala yang
dapat dilihat pada daun yang mana terjadi pengkerutan dan peng-gulungan, warna
daun hijau tua berubah menjadi kuning bertitik-titik coklat. Gejala yang
terdapat pada batang yaitu batangnya lemah dan pendek-pendek sehinga tanaman
tampak kerdil. Gejala yang tampak pada buah misalnya buah kelapa dan jeruk
banyak yang berjatuhan sebelum masak, sedang masaknya buah pun berlangsung
sangat lambat. Bagi tanaman yang berumbi menderita defisiensi K hasil umbinya
sangat kurang dan kadar hidrat arangnya demikian rendah.
4.
Kekurangan Unsur Kalsium (Ca)
Defisiensi unsur Ca meyebabkan terhambatnya pertumbuhan
sistem perakaran, selain akar kurang sekali fungsinya pun demikian terhambat,
gejala-gejalanya yang timbul tampak pada daun, dimana daun-daun muda selain
berkeriput mengalami perubahan warna, pada ujung dan tepi-tepinya klorosis
(berubah menjadi kuning) dan warna ini menjalar diantara ujung tulang-tulang
daun, jaringan-jaringan daun pada beberapa tempat mati. Kuncup-kuncup yang
telah tumbuh mati. Defisiensi unsur Ca menyebabkan pula pertumbuhan tanaman
demikian lemah dan menderita. Hal ini dikarenakan pengaruh terkumpulnya zat-zat
lain yang banyak pada sebagian dari jaringan-jaringannya. Keadaan yang tidak
seimbang inilah yang menyebabkan lemah dan menderitanya tanaman tersebut atau
dapat dikatakan karena distribusi zat-zat yang penting bagi pertumbuhan bagian
yang lain terhambat ( tidak lancar).
5.
Kekurangan Unsur Magnesium ( Mg )
Unsur Mg merupakan bagian pembentuk klorofil, oleh karena itu
kekurangan Mg yang tersedia bagi tanaman akan menimbulkan gejala-gejala yang
tampak pada bagian daun, terutama pada daun tua. Klorosis tampak pada diantara
tulang-tulang daun, sedangkan tulang-tulang daun itu sendiri tetap berwarna
hijau. Bagian diantara tulang-tulang daun itu secara teratur berubah menjadi
kuning dengan bercak kecoklatan. Daun-daun ini mudah terbakar oleh terik
matahari karena tidak mempunyai lapisan lilin, karena itu banyak yang berubah
warna menjadi coklat tua/kehitaman dan mengkerut. Defisiensi Mg menimbulkan
pengaruh pula pada pertumbuhan biji, bagi tanaman yang banyak menghasilkan biji
hendaknya diperhatikan pemupukannya dengan MgSO4, MgCO3
dan Mg(OH)2.
6.
Kekurangan Unsur Belerang ( S )
Defisiensi unsur S gejalanya klorosis terutama pada daun-daun
muda, perubahan warna tidak berlangsung setempat-tempat, melainkan pada bagian
daun selengkapnya, warna hijau makin pudar berubah menjadi hijau yang sangat
muda, kadang mengkilap keputih-putihan dan kadang-kadang perubahannya tidak
merata tetapi berlangsung pada bagian daun selengkapnya. Perubahan warna ini
dapat pula menjadi kuning sama sekali, sehingga tanaman tampak berdaun kuning
dan hijau, seperti misalnya gejala-gejala yang tampak pada daun tanaman teh di
beberapa tempat di Kenya yang terkenal dengan sebutan ” Tea Yellows” atau ”
Yellow Disease”
Unsur
hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah kecil.
Unsur
hara mikro meliputi : Fe,Mn,B,Mo,Cu,Zn,Cl
Unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman :
a)
Besi (Fe)
Besi (Fe) merupakan unsure mikro yang diserap dalam bentuk
ion feri (Fe3+) ataupun fero (Fe2+). Fe dapat diserap
dalam bentuk khelat (ikatan logam dengan bahan organik). Mineral Fe antara lain
olivin (Mg, Fe)2SiO, pirit, siderit (FeCO3), gutit
(FeOOH), magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3)
dan ilmenit (FeTiO3) Besi dapat juga diserap dalam bentuk khelat,
sehingga pupuk Fe dibuat dalam bentuk khelat. Khelat Fe yang biasa digunakan
adalah Fe-EDTA, Fe-DTPA dan khelat yang lain. Fe dalam tanaman sekitar 80% yang
terdapat dalam kloroplas atau sitoplasma. Penyerapan Fe lewat daundianggap
lebih cepat dibandingkan dengan penyerapan lewat akar, terutama pada tanaman
yang mengalami defisiensi Fe. Dengan demikian pemupukan lewat daun sering
diduga lebih ekonomis dan efisien. Fungsi Fe antara lain sebagai penyusun
klorofil, protein, enzim, dan berperanan dalam perkebangan kloroplas. Sitokrom
merupakan enzim yang mengandung Fe porfirin. Kerja katalase dan
peroksidase digambarkan secara ringkas sebagai berikut:
a. Catalase : H2O + H2O O2
+ 2H2O
b. Peroksidase : AH2 + H2O A + H2O
Fungsi lain Fe ialah sebagai pelaksana pemindahan electron
dalam proses metabolisme. Proses tersebut misalnya reduksi N2,
reduktase solfat, reduktase nitrat. Kekurangan Fe menyebabkan
terhambatnya pembentukan klorofil dan akhirnya juga penyusunan protein menjadi
tidak sempurna. Defisiensi Fe menyebabkan kenaikan kadar asam amino pada daun
dan penurunan jumlah ribosom secara drastic. Penurunan kadar pigmen dan protein
dapat disebabkan oleh kekurangan Fe. Juga akan mengakibatkan pengurangan
aktivitas semua enzim.
b)
Mangan (Mn)
Mangan diserap dalam bentuk ion Mn++. Seperti hara
mikro lainnya, Mn dianggap dapat diserap dalam bentuk kompleks khelat dan
pemupukan Mn sering disemprotkan lewat daun. Mn dalam tanaman tidak dapat
bergerak atau beralih tempat dari logam yang satu ke organ lain yang membutuhkan.
Mangaan terdapat dalam tanah berbentuk senyawa oksida, karbonat dan silikat
dengan nama pyrolusit (MnO2), manganit (MnO(OH)), rhodochrosit (MnCO3)
dan rhodoinit (MnSiO3). Mn umumnya terdapat dalam batuan primer,
terutama dalam bahan ferro magnesium. Mn dilepaskan dari batuan karena proses
pelapukan batuan. Hasil pelapukan batuan adalah mineral sekunder terutama
pyrolusit (MnO2) dan manganit (MnO(OH)). Kadar Mn dalam tanah
berkisar antara 300 sampai 2000 ppm. Bentuk Mn dapat berupa kation Mn++
atau mangan oksida, baik bervalensi dua maupun valensi empat. Penggenangan dan
pengeringan yang berarti reduksi dan oksidasi pada tanah berpengaruh terhadap
valensi Mn. Mn merupakan penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polimerase,
sintesis protein, karbohidrat. Berperan sebagai activator bagi sejumlah enzim
utama dalam siklus krebs, dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang normal
dalam kloroplas,ada indikasi dibutuhkan dalam sintesis klorofil. Defisiensi
unsure Mn antara lain : pada tanaman berdaun lebar, interveinal chlorosis pada
daun muda mirip kekahatan Fe tapi lebih banyak menyebar sampai ke daun yang
lebih tua, pada serealia bercak-bercak warna keabu-abuan sampai kecoklatan dan
garis-garis pada bagian tengah dan pangkal daun muda, split seed pada tanaman
lupin.
c)
Seng (Zn)
Zn diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Zn++ dan
dalam tanah alkalis mungkin diserap dalam bentuk monovalen Zn(OH)+.
Di samping itu, Zn diserap dalm bentuk kompleks khelat, misalnya Zn-EDTA.
Seperti unsure mikro lain, Zn dapat diserap lewat daun. Kadar Zn dalam tanah
berkisar antara 16-300 ppm, sedangkan kadar Zn dalam tanaman berkisar antara
20-70 ppm. Mineral Zn yang ada dalam tanah antara lain sulfida (ZnS), spalerit
[(ZnFe)S], smithzonte (ZnCO3), zinkit (ZnO), wellemit (ZnSiO3
dan ZnSiO4). Fungsi Zn antara lain : pengaktif enzim anolase,
aldolase, asam oksalat dekarboksilase, lesitimase,sistein desulfihidrase,
histidin deaminase, super okside demutase (SOD), dehidrogenase, karbon anhidrase,
proteinase dan peptidase. Juga berperan dalam biosintesis auxin, pemanjangan
sel dan ruas batang. Ketersediaan Zn menurun dengan naiknya pH, pengapuran yang
berlebihan sering menyebabkan ketersediaaan Zn menurun. Tanah yang mempunyai pH
tinggi sering menunjukkan adanya gejala defisiensi Zn, terytama pada tanah
berkapur. Adapun gejala defisiensi Zn antara lain : tanaman kerdil, ruas-ruas
batang memendek, daun mengecil dan mengumpul (resetting) dan klorosis pada
daun-daun muda dan intermedier serta adanya nekrosis.
d)
Tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) diserap dalam bentuk ion Cu++ dan
mungkin dapat diserap dalam bentuk senyaewa kompleks organik, misalnya Cu-EDTA
(Cu-ethilen diamine tetra acetate acid) dan Cu-DTPA (Cu diethilen triamine
penta acetate acid). Dalam getah tanaman bik dalam xylem maupun floem hampir
semua Cu membentuk kompleks senyawa dengan asam amino. Cu dalam akar tanaman
dan dalam xylem > 99% dalam bentuk kompleks. Dalam tanah, Cu berbentuk
senyawa dengan S, O, CO3 dan SiO4 misalnya kalkosit (Cu2S),
kovelit (CuS), kalkopirit (CuFeS2), borinit (Cu5FeS4),
luvigit (Cu3AsS4), tetrahidrit [(Cu,Fe)12SO4S3)],
kufirit (Cu2O), sinorit (CuO), malasit [Cu2(OH)2CO3],
adirit [(Cu3(OH)2(CO3)], brosanit [Cu4(OH)6SO4].
Kebanyakan Cu terdapat dalam kloroplas (>50%) dan diikat
oleh plastosianin. Senyawa ini mempunyai berat molekul sekitar 10.000 dan
masing-masing molekul mengandung satu atom Cu. Hara mikro Cu berpengaruh pafda
klorofil, karotenoid, plastokuinon dan plastosianin. Fungsi dan peranan Cu
antara lain : mengaktifkan enzim sitokrom-oksidase, askorbit-oksidase, asam
butirat-fenolase dan laktase. Berperan dalam metabolisme protein dan
karbohidrat, berperan terhadap perkembangan tanaman generatif, berperan
terhadap fiksasi N secara simbiotis dan penyusunan lignin.Adapun gejala
defisiensi / kekurangan Cu antara lain : pembungaan dan pembuahan terganggu,
warna daun muda kuning dan kerdil, daun-daun lemah, layu dan pucuk mongering
serta batang dan tangkai daun lemah.
e)
Molibden (Mo)
Molibden diserap dalam bentuk ion MoO4-. Variasi
antara titik kritik dengan toksis relatif besar. Bila tanaman terlalu tinggi,
selain toksis bagi tanaman juga berbahaya bagi hewan yang memakannya. Hal ini
agak berbeda dengan sifat hara mikro yang lain. Pada daun kapas, kadar Mo
sering sekitar 1500 ppm. Umumnya tanah mineral cukup mengandung Mo.
Mineral lempung yang terdapat di dalam tanah antara lain molibderit (MoS),
powellit (CaMo)3.8H2O. Molibdenum (Mo) dalam larutan
sebagai kation ataupun anion. Pada tanah gambut atau tanah organik sering
terlihat adanya gejala defisiensi Mo. Walaupun demikian dengan senyawa organik
Mo membentuk senyawa khelat yang melindungi Mo dari pencucian air. Tanah yang
disawahkan menyebabkan kenaikan ketersediaan Mo dalam tanah. Hal ini disebabkan
karena dilepaskannya Mo dari ikatan Fe (III) oksida menjadi Fe (II) oksida
hidrat.
Fungsi Mo dalam tanaman adalah mengaktifkan enzim
nitrogenase, nitrat reduktase dan xantine oksidase. Gejala yang timbul karena
kekurangan Mo hampir menyerupai kekurangan N. Kekurangan Mo dapat menghambat
pertumbuhan tanaman, daun menjadi pucat dan mati dan pembentukan bunga
terlambat. Gejala defisiensi Mo dimulai dari daun tengah dan daun bawah. Daun
menjadi kering kelayuan, tepi daun menggulung dan daun umumnya sempit.
Bila defisiensi berat, maka lamina hanya terbentuk sedikit sehingga kelihatan
tulang-tulang daun lebih dominan.
f)
Boron (B)
Boron dalam tanah terutama sebagai asam borat (H2BO3) dan
kadarnya berkisar antara 7-80 ppm. Boron dalam tanah umumnya berupa ion borat
hidrat B(OH)4-. Boron yang tersedia untuk tanaman hanya sekitar 5% dari
kadar total boron dalam tanah. Boron ditransportasikan dari larutan tanah ke
akar tanaman melalui proses aliran masa dan difusi. Selain itu, boron sering
terdapat dalam bentuk senyawa organik. Boron juga banyak terjerap dalam kisi
mineral lempung melalui proses substitusi isomorfik dengan Al3+ dan
atau Si4+. Mineral dalam tanah yang mengandung boron antara lain
turmalin (H2MgNaAl3(BO)2Si4O2)O20
yang mengandung 3%-4% boron. Mineral tersebut terbentuk dari batuan asam dan
sedimen yang telah mengalami metomorfosis. Mineral lain yang mengandung boron
adalah kernit (Na2B4O7.4H2O), kolamit (Ca2B6O11.5H2O),
uleksit (NaCaB5O9.8H2O) dan aksinat. Boron
diikat kuat oleh mineral tanah, terutama seskuioksida (Al2O3
+ Fe2O3).
Fungsi boron dalam tanaman antara lain berperanan dalam
metabolisme asam nukleat, karbohidrat, protein, fenol dan auksin. Di samping
itu boron juga berperan dalam pembelahan, pemanjangan dan diferensiasi sel,
permeabilitas membran, dan perkecambahan serbuk sari. Gejala defisiensi hara
mikro ini antara lain : pertumbuhan terhambat pada jaringan meristematik (pucuk
akar), mati pucuk (die back), mobilitas rendah, buah yang sedang berkembang
sngat rentan, mudah terserang penyakit.
g)
Klor (Cl)
Klor merupakan unsure yang diserap dalam bentuk ion Cl-
oleh akar tanaman dan dapat diserap pula berupa gas atau larutan oleh bagian
atas tanaman, misalnya daun. Kadar Cl dalam tanaman sekitar 2000-20.000 ppm
berat tanaman kering. Kadar Cl yang terbaik pada tanaman adalah antara 340-1200
ppm dan dianggap masih dalam kisaran hara mikro. Klor dalam tanah tidak diikat
oleh mineral, sehingga sangat mobil dan mudah tercuci oleh air draiinase.
Sumber Cl sering berasal dari air hujan, oleh karena itu, hara Cl kebanyakan bukan
menimbulkan defisiensi, tetapi justru menimbulkan masalah keracunan tanaman.
Klor berfungsi sebagai pemindah hara tanaman, meningkatkan osmose sel, mencegah
kehilangan air yang tidak seimbang, memperbaiki penyerapan ion lain,untuk
tanaman kelapa dan kelapa sawit dianggap hara makro yang penting. Juga berperan
dalam fotosistem II dari proses fotosintesis, khususnya dalam evolusi oksigen. Adapun
defisiensi klor adalah antara lain : pola percabangan akar abnormal, gejala
wilting (daun lemah dan layu), warna keemasan (bronzing) pada daun, pada
tanaman kol daun berbentuk mangkuk.
Gejala
Kekurangan Unsur Hara Mikro
1.
Kekurangan Unsur Besi ( Fe )
Defisiensi zat besi sesungguh-nya jarang sekali terjadi.
Terjadinya gejala-gejala pada bagian tanaman terutama daun yang kemudian
dinyatakan sebagai kekurangan tersedia-nya zat Fe ( besi ) adalah karena tidak
seimbang tersedianya zat Fe dengan zat kapur pada tanah yang berkelebihan kapur
dan yang bersifat alkalis. Jadi masalah ini merupakan masalah pada daerah-daerah
yang tanahnya banyak mengandung kapur. Gejala-gejala yang tampak pada daun
muda, mula-mula secara setempat-tempat berwarna hijau pucat atau hijau
kekuningan-kuningan, sedang tulang-tulang daun tetap berwarna hijau serta
jaringan-jaringannya tidak mati. Selanjutnya pada tulang-tulang daun terjadi
klorosis yang tadinya berwarna hijau berubah menjadi warna kuning dan ada pula
yang menjadi putih. Gejala selanjutnya yang paling hebat terjadi pada musim
kemarau, daun-daun muda yang banyak yang menjadi kering dan berjatuhan. Tanaman
kopi yang ditanam didaerah-daerah yang tanahnya banyak mengandung kapur, sering
tampak gejala-gejala demikian.
2.
Kekurangan Unsur Mangan (Mn)
Gejala-gejala dari defisiensi Mn pada tanaman adalah hampir
sama dengan gejala defisiensi Fe pada tanaman. Pada daun-daun muda diantara
tulang -tulang daun secara setempat-setempat terjadi klorosis, dari warna hijau
menjadi warna kuning yang selanjutnya menjadi putih. Akan tetapi tulang-tualng
daunnya tetap berwarna hijau, ada yang sampai ke bagian sisi-sisi dari tulang.
Jaringan-jaringan pada bagian daun yang klorosis mati sehingga praktis
bagian-bagian tersebut mati, mengering ada kalanya yang terus mengeriput dan
ada pula yang jatuh sehingga daun tampak menggerigi. Defisiensi ter-sedianya Mn
akibatnya pada pembentukan biji-bijian kurang baik.
3.
Kekurangan Unsur Borium ( B )
Walaupun unsur Borium sedikit saja diperlukan tanaman bagi
pertumbuhannya tetapi kalau unsur ini tidak tersedia bagi tanaman gejalanya
cukup serius, seperti:
-
Pada bagian daun, terutama daun-daun yang masih
muda terjadi klorosis, secara setempat-setempat pada permukaan daun bagian
bawah, yang selanjutnya menjalar ke bagian tepi-tepinya. Jaringan-jaringan daun
mati. Daun-daun baru yang masih kecil-kecil tidak dapat berkembang, sehingga per-tumbuhan
selanjutnya kerdil. Kuncup-kuncup yangmatiberwarnahitam/coklat.
-
Pada bagian buah terjadi penggabusan, sedang
pada tanaman yang menghasilkan umbi, umbinya kecil – kecil yang kadang-kadang
penuh dengan lubang-lubang kecil berwarna hitam, demikian pula pada bagian
akar-akarnya.
4.
Kekurangan Unsur Tembaga ( Cu )
Defisiensi
unsur tembaga akan menimbulkan gejala-gejala sebagai berikut:
-
Pada bagian daun, terutama daun-daun yang masih
muda tampak layu dan kemudian mati (die back), sedang ranting-rantingnya
berubah warna menjadi coklat dan ahkirnya mati.
-
Pada bagian buah, buah-buah tanaman umumnya
kecil-kecil berwarna coklat pada bagian dalamnya sering didapatkan sejenis
perekat (gum). Gejala-gejala seperti terdapat pada tanaman penghasil buah-buahan
( yang kekurangan zat Cu ), seperti tanaman jeruk, apel, peer dan lain-lain.
5.
Kekurangan Unsur Seng/Zinkum ( Zn)
Tidak tersediannya unsur Zn bagi pertumbuhan tanaman
meyebabkan tanaman tersebut mengalami beberapa pen-yimpangan dalam
per-tumbuhannya. Penyimpangan ini menimbulkan gejala-gejala yang dapat kita
lihat pada bagian daun-daun yang tua:
-
Bentuk lebih kecil dan sempit dari pada bentuk
umumnya.
-
Klorosis terjadi diantara tulang-tulang daun.
-
Daun mati sebelum waktunya, kemudian berguguran
dimulai dari daun-daun yang ada di bagian bawah menuju ke puncak.
6.
Kekurangan Unsur Molibdenum (Mo)
Molibdenum atau sering pula disebut Molibdin tersedianya
dalam tanah dalam bentuk MoS2 dan sangat dipengaruhi oleh pH,
biasanya pada pH rendah tersedianya bagi tanaman akan kurang. Defisiensi unsur
ini menyebab-kan beberapa gejala pada tanaman, antara lain per-tumbuhannya
tidak normal, terutama pada sayur-sayuran. Secara umum daun-daunnya mengalami
perubahan warna, kadang-kadang mengalami pengkerutan terlebih dahulu sebelum
mengering dan mati. Mati pucuk ( die back ) bisa pula terjadi pada tanaman yang
mengalami kekurangan unsur hara ini.
7.
Kekurangan Unsur Si, Cl Dan Na
Unsur Si atau Silisium hanya diperlukan oleh tanaman Serelia
misalnya padi-padian, akan tetapi kekurangan unsur ini belum diketahui dengan
jelas akibatnya bagi tanaman. Defisiensi unsur Cl atau Klorida dapat
menimbulkan gejala pertumbuhan daun yang kurang abnormal ( terutama pada
tanaman sayur-sayuran), daun tampak kurang sehat dan berwarna tembaga. Kadang-kadang
pertumbuhan tanaman tomat, gandum dan kapas menunjukkan gejala seperti itu.
Defisiensi unsur Na atau Natrium bagi pertumbuhan tanaman
yang baru diketahui pengaruhnya yaitu meng-akibatkan resistensi tanaman akan
merosot terutama pada musim kering. Tanpa Na tanaman dalam pertumbuhannya tidak
dapat meningkatkan kandungan air ( banyak air yang dapat dipegang per unit
berat kering ) pada jaringan daun. Gejala-gejala lainnya belum diketahui secara
jelas.
QUESTION
1.
Unsur apa saja yang harus diserap oleh tumbuhan agar
dapat hidup dan tumbuh ?
2.
Apakah tumbuhan dapat hidup bila hanya diberi unsure
anOrganik (garam mineral) atau apakah tumbuhan membutuhkan vitamin seperti
hewan ? Jika hanya mineral saja dalam bentuk apa dan berapa jumlahnya?
3.
Bagaimana kita dapat mengetahui tumbuhan kekurangan
suatu unsure esensial? Bagaimana sebaiknya kita memberikan unsure tersebut?
ANSWER
1.
Beberapa Unsur Hara Yang Dibutuhkan Tanaman :
Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Belerang (S), Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Mo, Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan Klor (Cl).
Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Belerang (S), Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Mo, Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan Klor (Cl).
Unsur
hara tersebut tergolong unsur hara Essensial.
2.
Tumbuhan dapat hidup bila hanya diberi unsure anOrganik
(garam mineral), tetapi pertumbuhannya tidak sehat atau kurang sempurna. Karena
dalam pertumbuhan, unsure organic juga diperlukan. Vitamin juga dibutuhkan bagi
tanaman tapi hanya dalam jumlah sedikit untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan
hasil produksi.
3.
Tanaman dan gejala bila kekurangan unsur hara
tersebut:
a)
Nitrogen (N)
Gejala kekurangan pada tanaman, daun menguning dan perubahan
warna daun menuju kemerahan serta lebih tua.
b)
Fosfor (P)
Setelah daun menguning dan berubah kemerahan maka daun akan
rontok.
c)
Kalium (K)
Munculnya bercak kuning pada daun dan diikuti kekeringan
daun dan kematian.
d)
Kalsium (Ca)
Kerusakan sel-sel apikal pada tunas dan daun, tunas dan daun
menjadi mati setelah gejala kekeringan.
e)
Magnesium (Mg)
Bercak kuning pada daun di mana gejala hampir sama dengan
kekurangan kalium.
f)
Besi (Fe)
Menguningnya daun dimulai dari ujung daun.
g)
Mangan (Mn)
Menguningnya bagian daun diantara tulang-tulang daun.
h)
Belerang (S)
Gejala hampir sama dengan kekurangan kalium.
i)
Tembaga (Cu)
Ujung daun mati dan pinggirannya layu.
j)
Seng (Zn)
Gejala hampir sama dengan kekurangan Mangan.
k)
Boron (B)
Titik tumbuh mati dan tanaman akan membentuk tunas samping.
l)
Molibdenum (Mo)
Bintik-bintik kuning diantara tulang daun.
m)
Karbondioksida (CO2)
Daun tumbuh kecil dan pertumbuhan lambat.
Komposisi pemberian unsure-unsur esensial tersebut harusnya
seimbang, agar tidak terjadi kelebihan salah satu unsure tetapi kekurangan
unsure lain. Karena walaupun unsure mikro hanya dalam jumlah yang sedikit,
unsure-unsur tersebut sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman. Jadi
seimbang antara unsure makro dan mikronya.
makasih ^_^
BalasHapus