BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Mikrobiologi Industri merupakan suatu mata
kuliah pilihan yang mengajarkan untuk menghasilkan suatu produk atau inovasi
baru dalam bidang pengolahan bahan makan dan merupakan penerapan dari mata
kuliah mikrobiologi dasar. Pengolahan pangan
dalam mikrobiologi indusri lebih menekankan pada fermentasi makanan yang
dibantu oleh mikrobia tertentu di dalamnya.
Dalam usaha industri yang banyak
berkembang di Indonesia
sekarang ini, produk hasil fermentasi mikrobia seperti yoghurt, nata, tempe, dan lain-lain
hanya standar dengan bahan yang sama, tanpa ada inovasi baru yang digunakan
untuk mengolah produk tersebut. Padahal, apabila ditilik lebih lanjut,
keanekaragaman flora di Indonesia
banyak yang bisa dimanfaatkan untuk diolah menjadi produk fermentasi dengan
harga bahan dasar yang lebih murah dengan hasil yang lebih maksimal.
Maka dari itu, dalam mata kuliah
mikrobiologi industri ini, kami diajarkan dalam membuat produk olahan
fermentasi dengan inovasi bahan yang baru dan berbeda dari pasaran seperti tape
dari ketela rambat, brem yang berbahan baku tape dari ketela rambat, tempe dari
biji kecipir, susu kedelai, ragi tempe, yoghurt
susu UHT, nata dari buah pisang, telur asin aneka rasa, cuka dari buah belimbing wuluh, dan dodol dari pepaya jawa.
Inovasi ini diharapkan nantinya akan
meramaikan pasar industri di Indonesia, sehingga dapat mengenalkan bahan dasar
lain yang dapat digunakan untuk mengolah produk tersebut sehingga dapat
dipasarkan ke luar negeri serta mengenalkan keanekaragaman buah dari Indonesia
seperti pepaya jawa yang diharapkan akan menunjang ekspor buah-buahan ke luar
negeri.
Selain
itu, apabila kita melihat kehidupan sekarang, ketika kita tidak
dibekali dengan latar belakang pendidikan tentunya kita akan sangat tertinggal
karena sangat sulitnya untuk mencari pekerjaan, tetapi apabila kita mempunyai suatu keahlian,
pasti keahlian tersebut sangat membantu untuk bersaing di dunia pekerjaan
bahkan kita bisa membuat lapangan pekerjaan sendiri sehingga dapat membantu
program pemerintah dalam mengatasi pengangguran. Oleh sebab itu,
kami berharap penyusunan laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Latihan
1
Bagaimana
cara membuat tape dari ketela
rambat?
2. Latihan
2
Bagaimana
cara membuat brem berbahan dasar air perasan tape dari ketela rambat?
3. Latihan
3
Bagaimana cara membuat tempe dari biji kecipir?
4. Latihan
4
Bagaimana
cara membuat susu kedelai?
5. Latihan
5
Bagaimana
cara membuat ragi tempe?
6. Latihan
6
Bagaimana
cara membuat yoghurt susu UHT?
7. Latihan
7
Bagaimana
cara membuat nata dari buah
pisang?
8. Latihan
8
Bagaimana
cara membuat telur asin aneka rasa?
9. Latihan
9
Bagaimana
cara membuat cuka dari belimbing wuluh?
10. Latihan 10
Bagaimana
cara membuat dodol dari pepaya
jawa?
C.
TUJUAN
1. Latihan
1
Mengetahui cara membuat tape dari ketela rambat.
2. Latihan
2
Mengetahui cara membuat membuat brem berbahan dasar air
perasan tape dari
ketela rambat.
3. Latihan
3
Mengetahui cara membuat membuat tempe dari biji kecipir.
4. Latihan
4
Mengetahui cara membuat membuat susu kedelai.
5. Latihan
5
Mengetahui cara membuat membuat ragi tempe.
6. Latihan
6
Mengetahui cara membuat membuat yoghurt dari susu UHT.
7. Latihan
7
Mengetahui cara membuat membuat nata dari buah pisang.
8. Latihan
8
Mengetahui cara membuat membuat telur asin aneka rasa.
9. Latihan
9
Mengetahui cara membuat cuka dari belimbing wuluh.
10. Latihan
10
Mengetahui cara membuat membuat dodol dari pepaya jawa.
D.
MANFAAT
1. Memberikan informasi kepada
pelajar/mahasiswa /masyarakat umum dalam pembuatan tape yang berasal dari
ketela rambat.
2. Memberikan informasi kepada
pelajar/mahasiswa /masyarakat umum dalam pembuatan brem berbahan baku tape yang berasal
dari ketela rambat.
3. Memberikan informasi kepada
pelajar/mahasiswa /masyarakat umum tentang pembuatan tempe yang berasal dari biji kecipir.
4. Memberikan informasi kepada
pelajar/mahasiswa /masyarakat umum tentang pembuatan susu dari kedelai.
5. Memberikan informasi kepada
pelajar/mahasiswa /masyarakat umum tentang pembuatan ragi tempe yang berasal
dari tempe kdelai.
6. Memberikan informasi kepada
pelajar/mahasiswa /masyarakat umum tentang pembuatan yoghurt susu sapi.
7. Memberikan informasi kepada
pelajar/mahasiswa/masyarakat umum tentang pembuatan nata yang berasal dari
pisang.
8. Memberikan informasi kepada
pelajar/mahasiswa /masyarakat umum tentang pembuatan telur asin.
9. Memberikan informasi kepada pelajar/mahasiswa
/masyarakat umum tentang pembuatan cuka yang berasal dariblimbing wuluh.
10. Memberikan informasi kepada
pelajar/mahasiswa /masyarakat umum tentang pembuatan dodol yang berasal dari
pepaya jawa.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TAPE KETELA RAMBAT (UBI JALAR)
Wiwin (1975), menyatakan bahwa
tape atau uli (bahasa Betawi)
adalah sejenis penganan yang dihasilkan dari proses peragian (fermentasi). Tape bisa
dibuat dari singkong
(ubi kayu) dan hasilnya dinamakan tape singkong. Bila dibuat
dari ketan hitam maupun ketan
putih, hasilnya dinamakan "tape pulut" atau "tape ketan".
Pembuatan tape memerlukan kecermatan dan kebersihan yang tinggi agar singkong
atau ketan dapat menjadi lunak karena proses fermentasi yang baik. Ragi adalah bibit jamur yang digunakan untuk
membuat tape. Agar pembuatan tape berhasil dengan baik alat-alat dan
bahan-bahan harus bersih, terutama dari lemak atau minyak. Alat-alat yang
berminyak jika digunakan untuk mengolah pembuatan tape bisa menyebabkan
kegagalan fermentasi. Air
juga harus bersih. Menggunakan air hujan juga bisa menyebabkan gagal
fermentasi. Selain dimakan langsung, tape juga enak dijadikan olahan lain atau
dicampur dengan makanan atau minuman lain. Seperti tape pulut sangat enak untuk
campuran cendol atau es campur,
bisa juga diolah kembali menjadi wajik atau dodol. Sedangkan tape singkong
selain bisa dijadikan campuran cendol, es campur atau es doger, bisa juga
dibuat makanan gorengan rondo royal (tape goreng), colenak, dll.
Ubi jalar
memiliki banyak nama daerah, antara lain huwi bolet (Sunda), telo rambat
(jawa), sweet potato (inggris), dan soyu (Jepang). Tanaman ubi jalar berasal
dari Amerika bagian tengah, kemudian tersebar di berbagai Negara di dunia, yang
memiliki pertanian yang sudah cukup maju, termasuk Indonesia. Ubi jalar sangat cocok dibudidayakan di daerah dataran
rendah sampai ketinggian 500 m di atas permukaan laut, dengan suhu 21o
– 27o C, kelembapan 50% - 60%, mendapat sinar matahari 11- 12
jam/hari, serta
curah hujan 750 - 1500 mm/th. Di dataran tinggi pegunungan dengan ketinggian
mencapai 1000 m di atas
permukaan laut, ubi jalar masih tumbuh dengan baik, namun pencapaian umur
panennya lebih lama. Tanaman ubi jalar akan tumbuh baik dan berproduksi optimal
bila ditanam di tanah yang subur, gembur, banyak mengandung humus, dan ber pH 5,5 – 7,5 (Juanda dan Cahyono, 2000).
B. BREM TAPE KETELA RAMBAT (UBI JALAR)
Brem adalah makanan yang berasal dari sari ketan yang dimasak dan dikeringkan,
merupakan hasil dari fermentasi ketan hitam yang diambil sarinya
saja yang kemudian diendapkan dalam waktu sekitar sehari semalam.Sensasi
makanan ini muncul ketika makanan dimasukkan ke dalam mulut akan langsung mencair dan lenyap
meninggalkan rasa 'semriwing' di lidah. Bentuk pertama yang lebih dulu
dikenal adalah makanan tradisional khas yang berasal dari
kota Caruban, Kabupaten Madiun, dan berasal dari dua desa
penghasil: Bancong dan Kaliabu. Brem dikemas berbentuk lempengan
agak kekuningan, rata-rata berukuran kurang lebih 15 cm x 5 cm x 0,5 cm. Brem
bentuk kedua berasal dari Wonogiri, Jawa Tengah, berbentuk lempeng pipih bundar
dengan diameter rata-rata 5 cm dan ketebalan sekitar 0,3 cm. Brem asal Wonogiri
berwarna putih dan proses pengeringannya melalui dijemur langsung dibawah panas
terik matahari selama tiga hari (Boediono,
2001).
C. TEMPE KECIPIR
Kecipir atau yang di Jawa Barat dikenal dengan nama
“zaat” merupakan tanaman setahun yang berbentuk perdu dan bersifat membelit ke
kiri. Buahnya panjang (± 20 cm), persegi empat dan bergerigi, warna buahnya
hijau dan rasanya enak serta lunak. Bijinya bulat, berwarna kuning pada saat
muda, dan berwarna coklat pada saat tua dengan rasanya yang getir. Biji kecipir
bisa disebut “botor”. Di luar negeri kecipir ini disebut Wing Bean, mengingat
bahwa tanaman ini tidak membutuhkan tempat yang subur dan buahnya (terutama
bijinya) merupakan sumber protein dan banyak mengandung vitamin A, vitamin B dan
vitamin C, maka dari itu tanaman ini dianjurkan untuk ditanam di pekarangan
rumah atau di sepanjang pagar-pagar (Hendro Sunaryono).
Seperti halnya tempe lainnya, tempe Kecipir adalah
bahan pangan hasil fermentasi. Proses fermentasi itu mengubah sifat Kecipir
menjadi lebih baik dari sebelumnya, dalam hal ini yang membedakan hanyalah
bahan bakunya, yakni dari biji Kecipir. Tempe Kecipir mempunyai rasa yag cukup
gurih, mirip dengan tempe Kedelai tetapi terselip rasa koro benguk. Bisa
dikatakan bahwa tempe Kecipir memiliki kombinasi antara tempe Kedelai dan
Benguk. Demikian juga kandungan proteinnya, jika tempe benguk kadar proteinnya
10,2% tempe Kecipir antara 14,5% - 18%, sedangkan tempe Kedelai 18,5%. Tetapi
kandungan kalori dan kalsium tempe Kecipir jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan tempe benguk dan tempe Kedelai. Kuatnya enzim proteolitik dari Rhizopus
menyebabkan cepatnya hidrolisis protein menjadi asam amino. Perubahan ini tidak
disangsikan lagi akan memperbaiki daya cerna tempe (Harris dan Karmas, 1995).
D. SUSU KEDELAI
Syamsian (1982), menyatakan bahwa susu adalah sebuah cairan
bergizi yang dihasilkan oleh kelenjar susu
dari mamalia betina. Susu
adalah sumber gizi utama bagi bayi
sebelum mereka dapat mencerna makanan padat. Susu binatang (biasanya sapi) juga diolah menjadi
berbagai produk seperti mentega,
yoghurt, es krim, keju, susu kental manis, susu bubuk dan
lain-lainnya untuk konsumsi manusia. Semua orang di dunia ini membutuhkan susu
untuk menopang kehidupannya. Baik dari bayi sampai orang yang sudah lanjut
usia. Dewasa ini, susu memiliki banyak fungsi dan manfaat. Untuk umur
produktif, susu membantu pertumbuhan mereka.Sedangkan untuk orang lanjut usia,
susu membantu menopang tulang agar tidak keropos. Susu mengandung banyak
vitamin dan protein. Oleh karena itu, setiap orang dianjurkan minum susu.
Sekarang banyak susu yang dikemas dalam bentuk yang unik.Tujuan dari ini agar
orang tertarik untuk membeli dan minum susu. Ada juga susu yang berbentuk
fermentasi.
Setiadji
(2006), menyatakan bahwa manfaat Susu Kedelai
sudah diketahui di seluruh dunia. Dikonsumsi secara rutin sebanyak lebih dari 2
milyar liter per tahun di Cina, Jepang, Hongkong, Taiwan, dan Amerika. Susu Kedelai dikonsumsi karena
manfaatnya, mengandung isoflavon, antioksidan alami, tidak mengandung laktosa
sehingga dapat dikonsumsi oleh orang yang tidak tahan terhadap susu sapi,
mempunyai Index Glikemik yang rendah sehingga baik untuk penderita diabetes,
mengandung serat alami yang dapat melancarkan pencernaan. Mengandung protein
tinggi dan rendah karbohidrat, sehingga bisa digunakan sebagai sumber nutrisi
untuk orang yang sedang berdiet atau mengurangi berat badan. Tidak mengandung
kolesterol jahat / LDL. FDA
(Food and Drugs Administration), badan
pengawasan obat dan makanan Amerika memperbolehkan klaim atas manfaat susu kedelai yang dapat
mencegah penyakit Jantung Koroner, penyakit yang menduduki peringkat nomor satu
penyebab kematian di Amerika (500.000 jiwa per tahun).
E. RAGI TEMPE
Inokulasi dilakukan dengan
penambahan inokulum, yaitu ragi tempe atau laru. Inokulum
dapat berupa kapang yang tumbuh dan dikeringkan pada daun waru atau daun jati (disebut usar; digunakan
secara tradisional), spora kapang tempe dalam medium tepung (terigu, beras, atau
tapioka; banyak dijual di pasaran), ataupun kultur R. oligosporus murni (umum digunakan oleh pembuat
tempe di luar Indonesia). Inokulasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (1)
penebaran inokulum pada permukaan kacang kedelai yang sudah dingin dan
dikeringkan, lalu dicampur merata sebelum pembungkusan; atau (2) inokulum dapat
dicampurkan langsung pada saat perendaman, dibiarkan beberapa lama, lalu
dikeringkan (M. Astawan, 2003).
F. YOGHURT SUSU UHT
Nanda (2008), menyatakan bahwa Yoghurt
atau yogurt adalah dairy
product yang dihasilkan melalui fermentasi bakteri pada susu.
Berbagai jenis susu
dapat digunakan untuk membuat yoghurt, tapi produksi yoghurt yang modern kini
didominasi oleh susu sapi. Pembuatan yoghurt merupakan proses fermentasi dari
gula susu (laktosa) menjadi
asam laktat yang menyebabkan tekstur yoghurt menjadi kental. Biasanya yoghurt dijual dengan rasa buah,
vanila, atau coklat, tapi ada juga tanpa penambahan rasa (plain).
Yoghurt dibuat dengan menambahkan bakteri yang menguntungkan ke dalam susu yang tidak dipasteurisasi (untuk mengatur keseimbangan antara bakteri dan enzim dari susu) pada suhu dan kondisi lingkungan yang dikontrol. Bakteri akan mengolah gula susu alami menjadi asam laktat. Hal itu akan meningkatkan keasaman sehingga menyebabkan protein susu menyusut menjadi masa yang padat atau kental. Peningkatan keasaman (pH 4-5) juga mencegah proliferasi (perbanyakan sel) dari bakteri patogen lainnya. Umumnya kultur yoghurt melibatkan dua atau lebih bakteri yang berbeda untuk proses fermentasi, biasanya yaitu Streptococcus salivarius dan thermophilus dan genus Lactobacillus, seperti L.acidophilus, bulgaricus, casei, dan bifidus karena kultur yoghurt mengandung enzim-enzim yang dapat memecah laktosa, beberapa individu yang menderita lactose intolerant dapat menikmati yoghurt tanpa efek yang merugikan. Secara nutrisi, yoghurt memang kaya akan protein dan beberapa vitamin B serta mineral penting lainnya.
Yoghurt dibuat dengan menambahkan bakteri yang menguntungkan ke dalam susu yang tidak dipasteurisasi (untuk mengatur keseimbangan antara bakteri dan enzim dari susu) pada suhu dan kondisi lingkungan yang dikontrol. Bakteri akan mengolah gula susu alami menjadi asam laktat. Hal itu akan meningkatkan keasaman sehingga menyebabkan protein susu menyusut menjadi masa yang padat atau kental. Peningkatan keasaman (pH 4-5) juga mencegah proliferasi (perbanyakan sel) dari bakteri patogen lainnya. Umumnya kultur yoghurt melibatkan dua atau lebih bakteri yang berbeda untuk proses fermentasi, biasanya yaitu Streptococcus salivarius dan thermophilus dan genus Lactobacillus, seperti L.acidophilus, bulgaricus, casei, dan bifidus karena kultur yoghurt mengandung enzim-enzim yang dapat memecah laktosa, beberapa individu yang menderita lactose intolerant dapat menikmati yoghurt tanpa efek yang merugikan. Secara nutrisi, yoghurt memang kaya akan protein dan beberapa vitamin B serta mineral penting lainnya.
Mirnawati
(1993), menyatakan bahwa Susu UHT (Ultra High Temperatur) adalah susu
yang telah mengalami pemanasan di atas titik didih. Susu dipanaskan pada suhu
109 – 1120C selama 20 – 40 menit. Biasanya kedalam produk ini harus
ditambahkan beberapa vitamin tertentu, antara lain : vitamin C dan vitamin B1,
yang rusak karena pemanasan yang tinggi. Pada produk ini kadang-kadang
ditemukan bau gosong, yang disebabkan adanya gugusan laktosa yang turut
terbakar. Susu cair segar UHT dibuat dari susu cair segar yang diolah menggunakan
pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang sangat singkat untuk embunuh
seluruh mikroba, sehingga memiliki mutu yang sangat baik. Secara kesuluruhan
faktor utama penentu mutu susu UHT adalah bahan baku, proses pengolahan dan
pengemasannya. Bahan baku susu UHT cair segar adalah susu segar yang memiliki
mutu tinggi terutama dalam komposisi gizi. Hal ini didukung oleh perlakuan pra
panen hingga pasca panen yang terintegrasi. Pakan sapi harus diatur agar
bermutu baik dan mengandung zat-zat gizi yang memadai, bebas dari antibiotika
dan bahan-bahan toksis lainnya.
G. NATA PISANG
Pisang adalah nama umum yang diberikan
pada tumbuhan terna raksasa berdaun besar memanjang
dari suku Musaceae. Beberapa jenisnya (Musa acuminata, M. balbisiana, dan M.
paradisiaca)
menghasilkan buah konsumsi yang dinamakan sama. Buah ini tersusun dalam tandan dengan kelompok-kelompok
tersusun menjari, yang disebut sisir.
Hampir semua buah pisang memiliki kulit berwarna kuning ketika matang, meskipun ada
beberapa yang berwarna jingga, merah, ungu, atau bahkan hampir hitam. Buah
pisang sebagai bahan pangan merupakan sumber energi (karbohidrat) dan mineral, terutama kalium. Perlu disadari, istilah
"pisang" juga dipakai untuk sejumlah jenis yang tidak menghasilkan
buah konsumsi, seperti pisang abaka, pisang hias, dan pisang kipas. Artikel ini hanya membahas pisang
penghasil buah konsumsi serta kerabatnya yang berkaitan (Hermana
dan Karmini, 1999).
Purwanto
(1994), menyatakan bahwa nata adalah
substansi yang terbentuk di permukaan cairan nutrien yang merupakan
polisakarida ekstraseluler dihasilkan oleh Acetobacter
xylinum, terakumulasi dan terapung-apung di permukaan cairan nutrien.
Adanya gas-gas CO2 yang dihasilkan oleh Acetobacter xylinum saat metabolisme dan menempel pada
fibril-fibril pada posakarida ekstraseluler yang menyebabkan terapung. Namun,
nata disesuaikan dengan nama cairan sari buah yang digunakan sebagai media
fermentasi.
Shanty (2004), menyatakan bahwa starter atau biakan mikroba merupakan suatu bahan yang
paling penting dalam pembantukan nata. Sebagai starter, digunakan biakan murni
dari Acetobacter xylinum. Bakteri ini
secara alami dapat ditemukan pada sari tanaman bergula yang telah mengalami
fermentasi atau pada sayuran dan buah-buahan bergula yang sudah membusuk. Bila
mikroba ini ditumbuhkan pada media yang mengandung gula, organisme ini dapat
mengubah 19% gula menjadi selulosa. Selulosa yang dikeluarkan kedalam media ini
berupa benang-benang yang bersama-sama dengan polisakarida berlendir membentuk
jalinan yang terus menebal menjadi lapisan nata.
H. TELUR ASIN
Telur
adalah pilihan bahan pangan yang sarat gizi yang diperlukan untuk kehidupan
yang sehat. Zat-zat gizi yang ada pada telur, sangat mudah dicerna dan
dimanfaatkan oleh tubuh. Telur itik merupakan telur dengan kandungan gizi lebih
tinggi dari lainnya. Salah satu olahan dari telur itik adalah telur asin.
Tingginya nilai gizi dan rasa yang khas menyebabkan telur asin banyak
diminatimasyarakat. Telur asin
adalah istilah umum untuk masakan berbahan dasar telur yang diawetkan
dengan cara diasinkan (diberikan garam berlebih untuk menonaktifkan enzim perombak).
Kebanyakan telur yang diasinkan adalah telur itik, meski tidak menutup
kemungkinan untuk telur-telur yang lain. Masa kedaluwarsa telur asin bisa
mencapai satu bulan
(30 hari).
Telur asin yang dinilai berkualitas tinggi memiliki ciri-ciri bagian kuning
telur berwarna jingga terang hingga kemerahan, "kering" (jika digigit
tidak mengeluarkan cairan), tidak menimbulkan bau amis, dan rasa asin tidak menyengat
(Sudarmadji, 2009).
I.
CUKA BELIMBING WULUH
Belimbing wuluh dikenal cukup baik
di masyarakat Indonesia. Buahnya yang asam membuat belimbing wuluh kerap
digunakan sebagai bahan campuran dalam berbagai masakan tradisional. Belimbing
wuluh (Averrhoa bilimbi) memang memiliki rasa yang khas dan memberikan aroma
tertentu pada masakan. Manfaat belimbing wuluh ternyata tak
hanya sebatas itu. Tanaman ini memiliki berbagai khasiat obat yang bisa sangat
membantu. Selain sebagai obat batuk, belimbing wuluh juga bisa digunakan
sebagai obat pegal linu, gondongan, rematik, sariawan, jerawat, panu, darah
tinggi, dan sakit gigi. Tanaman ini memiliki berbagai
kandungan kimia, antara lain saponin, tanin, glukosid, kalsium oksalat, sulfur,
asam format, peroksida, dan kalium sitrat. Dalam farmakologi Cina tanaman ini
dikenal bisa menghilangkan rasa sakit, memperbanyak pengeluaran empedu, antiradang,
dan peluruh kencing (Syarief,
2008)
Asam
asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2.
Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH,
atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C. Asam
asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air
merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi
sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam
asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat digunakan
dalam produksi polimer seperti polietilena
tereftalat,
selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam
asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer
juga sering digunakan sebagai pelunak air. Dalam setahun, kebutuhan dunia
akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5 juta ton per tahun
diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industri petrokimia maupun dari sumber hayati. Cuka yang telah dikenal sejak ribuan
tahun lalu ternyata menyimpan sejumlah manfaat. Selain untuk menambah rasa
sedap pada masakan, cuka juga bisa mengatasi berbagai gangguan kesehatan.
Secara tradisional, cuka dibuat melalui proses enzimatik dengan bantuan bakteri
dan difermentasi dari alkohol menjadi asam asetat. Hasilnya, cuka meja yang
biasa kita gunakan di dapur (Mike Lancaster, 2002).
J. DODOL PEPAYA JAWA
Pepaya (Carica papaya L.), atau betik adalah tumbuhan yang berasal dari Meksiko bagian selatan dan bagian utara
dari Amerika Selatan, dan kini menyebar luas dan banyak
ditanam di seluruh daerah tropis untuk diambil buahnya. C. papaya
adalah satu-satunya jenis dalam genus Carica. Nama pepaya dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa Belanda, "papaja", yang pada
gilirannya juga mengambil dari nama bahasa Arawak, "papaya". Dalam bahasa Jawa pepaya disebut "katès"
dan dalam bahasa Sunda "gedang". Buah pepaya dimakan dagingnya, baik
ketika muda maupun masak. Daging buah muda dimasak sebagai sayuran (dioseng-oseng).
Daging buah masak dimakan segar atau sebagai campuran koktail buah. Pepaya dimanfaatkan pula daunnya sebagai sayuran dan pelunak daging. Daun pepaya
muda dimakan sebagai lalap (setelah dilayukan dengan air panas) atau dijadikan
pembungkus buntil. Oleh orang Manado, bunga pepaya yang diurap menjadi sayuran yang biasa dimakan. Getah pepaya
(dapat ditemukan di batang, daun, dan buah) mengandung enzim papain, semacam protease, yang dapat melunakkan daging dan mengubah konformasi protein lainnya. Papain telah diproduksi
secara massal dan menjadi komoditas dagang. Daun pepaya juga berkhasiat obat
dan perasannya digunakan dalam pengobatan tradisional untuk menambah nafsu
makan (Kondiran,
1999).
Dodol adalah sejenis makanan yang dikategorikan dalam jenis
makanan manis. Untuk membuat dodol yang bermutu tinggi cukup sulit karena
proses pembuatannya yang lama dan membutuhkan keahlian. Dalam tahap pembuatannya,
bahan-bahan dicampur bersama dalam kuali yang besar dan dimasak dengan api
sedang. Dodol yang dimasak tidak boleh dibiarkan tanpa pengawasan, karena jika
dibiarkan begitu saja, maka dodol tersebut akan hangus pada bagian bawahnya dan akan
membentuk kerak. Oleh sebab itu, dalam proses
pembuatannya campuran dodol harus diaduk terus menerus untuk mendapatkan hasil
yang baik. Waktu pemasakan dodol kurang lebih membutuhkan waktu 4 jam dan jika
kurang dari itu, dodol yang dimasak akan kurang enak untuk dimakan. Setelah 2
jam, pada umumnya campuran dodol tersebut akan berubah warnanya menjadi cokelat pekat. Pada saat itu juga campuran
dodol tersebut akan mendidih dan mengeluarkan gelembung-gelembung udara. Untuk selanjutnya, dodol harus
diaduk agar gelembung-gelembung udara yang terbentuk tidak meluap keluar dari
kuali sampai saat dodol tersebut matang dan siap untuk diangkat. Yang terakhir,
dodol tersebut harus didinginkan dalam periuk yang besar. Untuk mendapatkan hasil
yang baik dan rasa yang sedap, dodol harus berwarna coklat tua, berkilat dan
pekat. Setelah itu, dodol tersebut bisa dipotong dan dimakan. Biasanya dodol
dihidangkan kepada para tamu di hari-hari tertentu seperti hari-hari perayaan
besar (Pujado,
2001).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
I.
LATIHAN I (TAPE UBI JALAR)
A. Waktu
dan Tempat
1. Waktu
Hari, tanggal : Sabtu, 25 Sepetember 2010
Jam : 09.00 – selesai
2. Tempat
Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah
Surakarta
B. Alat
dan Bahan
1. Alat
Tabel. Alat yang
digunakan dalam pembuatan tape ubi jalar
Alat
|
Jumlah
item
|
Fungsi
|
1.
Baskom
|
1
|
Mencampurkan ketela dengan ragi
|
2.
Panci
|
1
|
Merebus
|
3.
Dandang
|
1
|
Mengukus
|
4.
Pengaduk
kayu
5.
Lidi
penyemat
6.
Kompor
7.
Toples
8.
Gunting
9.
Centong
|
1
Secukupnya
1
1
1
1
|
Mengaduk
Sebagai penyemat
Memasak
Menyimpan ketela yang sudah diragi
Memotong daun
Mengambil ketela
|
2. Bahan
Tabel. Bahan yang
digunakan dalam pembuatan tape ubi jalar
Bahan
|
Takaran
|
1.
Ketela
rambat
|
1 kg
|
2.
Gula
pasir
|
Secukupnya
|
3.
Ragi
tape merk NKL
|
2
butir
|
4.
Daun
pisang
|
1
ikat
|
5.
Daun
jati
6.
Daun
waru
|
1
ikat
Secukupnya
|
7.
Plastik
|
1
bendel
|
C. Cara
Kerja
1.
Mengupas ketela rambat
2.
Memotong ketela rambat sesuai
selera
3.
Mencuci bersih ketela rambat
yang sudah dipotong
4.
Mengukus ketela rambat hingga
matang
5.
Mendinginkan ketela rambat
6.
Menambahkan ragi dan mengaduk
hingga rata
7.
Membungkus ketela rambat yang
sudah diberi ragi dengan 3 jenis daun (daun waru, daun pisang, dan daun jati)
dan plastik
8.
Menyematnya dengan lidi lalu
memaskkan ke dalam toples
9.
Menutup rapat dan
memfermentasikannya selama 3 hari
II.
LATIHAN II (BREM AIR PERASAN TAPE UBI JALAR)
A. Waktu
dan Tempat
1. Waktu
Hari, tanggal : Rabu, 29 September 2010
Jam : 13.00
– selesai
2. Tempat
Kos Ria Adikasari
B. Alat
dan Bahan
1. Alat
Tabel. Alat yang
digunakan dalam pembuatan brem air perasan tape ubi jalar
Alat
|
Jumlah
item
|
Fungsi
|
1.
Serbet
|
1
|
Menyaring tape ketela untuk
diambil airnya
|
2.
Panci
|
1
|
Merebus air perasan tape
|
3.
Cetakan
bambu
|
1
|
Mencetak brem
|
4.
Blender
5.
Pengaduk
6.
Kompor
|
1
1
1
|
Menghaluskan tape
Mengaduk tape
Memasak
|
2. Bahan
Tabel. Bahan yang
digunakan dalam pembuatan brem air perasan tape ubi jalar
Bahan
|
Takaran
|
1.
Tape
Ketela rambat
|
Secukupnya
|
2.
Air
|
Secukupnya
|
3.
Tepung
ketan sangrai
|
Secukupnya
|
C. Cara
Kerja
1.
Memblender tape dan memeras
airnya
2.
Merebus air perasan tape dalam
panci hingga berbuih
3.
Mengaduk terus selama sekitar
1,5 jam
4.
Mematikan kompor kemudian menambahkan 1-2 sendok makan tepung
ketan yang sudah disangrai
5.
Memasukkan dalam cetakan
bambu dan menganin-anginkan selama 1 malam
6.
Menjemur sampai kering
5-7 jam
7.
Setelah kering, memotong
brem tersebut dan siap untuk disajikan
III.
LATIHAN III (TEMPE BIJI KECIPIR)
A. Waktu
dan Tempat
1. Waktu
Hari, tanggal : Sabtu, 2 Oktober 2010
Jam : 09.00 - selesai
2. Tempat
Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah
Surakarta
B. Alat
dan Bahan
1. Alat
Tabel. Alat yang
digunakan dalam pembuatan tempe biji kecipir
Alat
|
Jumlah
item
|
Fungsi
|
1.
Baskom
|
1
|
Tempat biji kecipir
|
2.
Panci
|
1
|
Merebus biji kecipir
|
3.
Nampan
|
1
|
Tempat biji kecipir setelah
direbus
|
4.
Saringan
5.
Tali
debok
6.
Kompor
7.
Kertas
bekas
8.
Plastik
9.
Lilin
10. Korek api
|
1
Secukupnya
1
Secukupnya
Secukupnya
1
1
|
Menyaring biji kecipir
Menali tempe yang sudah dibungkus
Memasak biji kecipir
Membungkus tempe
Membungkus tempe
Melekatkan bungkus plastik
Menyalakan lilin
|
2. Bahan
Tabel. Bahan yang
digunakan dalam pembuatan tempe biji kecipir
Bahan
|
Takaran
|
1.
Biji
kecipir
|
1 kg
|
2.
Ragi
tempe merek raprima
3.
Daun
pisang
|
Secukupnya
Secukupnya
|
4.
Daun
jati
5.
Daun
waru
|
Secukupnya
Secukupnya
|
C. Cara
Kerja
1.
Membersihkan biji kecipir
2.
Merendam biji kecipir selama 1
malam
3.
Mengupas kulit arinya
4.
Mencuci biji kecipir dan
mengukusnya selama 1 jam
5.
Mendinginkan biji kecipir dan
mencampur dengan ragi tempe
6.
Membungkus dengan daun waru,
daun jati, daun pisang, dan meragikannya selama 1 malam
7.
Membuka bungkus dun dan meletakkannya di atas rak
8.
Membiarkan selama 1 malam
IV.
LATUHAN IV (SUSU
KEDELAI)
A. Waktu
dan Tempat
1. Waktu
Hari, tanggal : Sabtu, 16 Oktober 2010
Jam : 09.00
- selesai
2. Tempat
Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah
Surakarta
B. Alat
dan Bahan
1. Alat
Tabel. Alat yang
digunakan dalam pembuatan susu kedelai
Alat
|
Jumlah
item
|
Fungsi
|
1.
Serbet
|
1
|
Menyaring campuran kedelai, kacang
tanah, wijen, kecambah jagung untuk diambil airnya
|
2.
Panci
|
1
|
Merebus campuran kedelai, kacang
tanah, wijen, kecambah jagung dan air perasannya
|
3.
Blender
|
1
|
Menghaluskan kedelai kacang tanah,
wijen, kecambah jagung
|
4.
Pengaduk
5.
Kompor
6.
Plastik
7.
Saringan
8.
Karet
gelang
|
1
1
Secukupnya
1
Secukupnya
|
Mengaduk bahan pada waktu
pencampuran dan perebusan
Memasak campuran kedelai, kacang
tanah, wijen, dan kecambah jagung
Membungkus air susu kedelai
Untuk menyaring bahan-bahan untuk
diambil airnya
Menali atau membungkus air susu
kedelai
|
2. Bahan
Tabel. Bahan yang
digunakan dalam pembuatan susu kedelai
Bahan
|
Takaran
|
1.
Kedelai
|
1 kg
|
2.
Kacang
Tanah
|
2-3
sendok makan
|
3.
Wijen
|
1-2
sendok makan
|
4.
Kecambah
jagung
|
1-2
sendok makan
|
5.
Gula
Pasir
6.
Vanili
|
Secukupnya
Secukupnya
|
7.
Jahe
8.
Air
|
Secukupnya
Secukupnya
|
C. Cara
Kerja
1.
Menyiapkan alat dan bahan
2.
Membersihkan dan merendam kedelai
kemudian merebus 1,5 jam, membiarkan
sampai dingin, dan
memblender dengan menambahkan air
3.
Menyangrai kacang tanah dan
memblender serta
wijen
4.
Merendam pada air mendidih
kecambah jagung dan meniriskan lalu memblender
5.
Menyiapkan jahe dengan mengupas
dan dikeprek
6.
Mencampurkan semua bahan
kedelai, kacang
tanah, kecambah
jagung, dan wijen
7.
Merebus campuran semua bahan
8.
Menyaring campuran bahan dengan
air
9.
Merebus lagi air perasan bahan, menambahkan gula pasir, vanili, dan jahe keprekan
10. Susu kedelai siap untuk disajikan
V.
LATIHAN V (RAGI
TEMPE)
A. Waktu
dan Tempat
1. Waktu
Tanggal : Sabtu,
16 Oktober 2010
Jam :
09.00 - selesai
2. Tempat
Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah
Surakarta
B. Alat
dan Bahan
1. Alat
Tabel. Alat yang
digunakan dalam pembuatan ragi tempe
Alat
|
Jumlah
item
|
Fungsi
|
1.
Pisau
|
1
|
Menyayat miselium tempe dari
kedelai
|
2.
Tampah
|
1
|
Menjemur miselium tempe
|
3.
Cobek
|
1
|
Menghaluskan miselium tempe
|
4.
Saringan
5.
Lidi
penyemat
6.
Kompor
|
1
Secukupnya
1
|
Menyaring miselium tempe
Sebagai penyemat
Menyangrai tepung beras
|
2. Bahan
Tabel. Alat yang
digunakan dalam pembuatan ragi tempe
Bahan
|
Takaran
|
1.
Tempe
|
Secukupnya
|
2.
Miselium tempe
yang kering
|
Secukupnya
|
3.
Tepung
Beras
|
Secukupnya
|
C. Cara
Kerja
1. Menyiapkan
tempe yang bermiselium
2. Menyayat
tempe setipis
mungkin pada miseliumnya
3. Menjemur
sayatan tempe yang bermiselium di bawah
sinar matahari hingga kering
4. Menumbuk halus sayatan tersebut dan mengayaknya
5. Menyangrai
tepung beras secukupnya, mengayak,
dan mendinginkan
6. Mencampurkan
ayakan tepung sayatan tempe dengan ayakan
tepung beras sangrai (2:1)
7. Mengemas
campuran terebut dan siap digunakan sebagai ragi tempe.
VI.
LATIHAN VI (YOGHURT SUSU UHT)
A. Waktu
dan Tempat
1. Waktu
Tanggal : Sabtu,
16 Oktober 2010
Jam :
09.00 - selesai
2. Tempat
Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah
Surakarta
B. Alat
dan Bahan
1. Alat
Tabel. Alat yang
digunakan dalam pembuatan yoghurt susu UHT
Alat
|
Jumlah
item
|
Fungsi
|
1.
Toples
|
1
|
Tempat inkubasi yoghurt
|
2.
Panci
|
1
|
Merebus
|
3.
Pengaduk
kayu
4.
Termometer
5.
Serbet
6.
Kompor
7.
Gelas
ukur
8.
Timbangan
elekrik
9.
Karet
gelang
|
1
1
1
1
1
1
1
|
Untuk mengaduk cairan yoghurt
Untuk mengukur suhu
Untuk membersihkan alat yamg kotor
Untuk memasak
Untuk mengukur cairan
Untuk menimbang bahan yang
digunakan
Untuk mengikat
|
2. Bahan
Tabel. Bahan yang
digunakan dalam pembuatan yoghurt susu UHT
Bahan
|
Takaran
|
1.
Susu UHT
|
1 liter
|
2.
Susu
Skim
|
62,5 gram
|
3.
Gula
pasir
|
100 gram
|
4.
Gelatin
|
2 gram
|
5.
Starter
yoghurt
|
20 ml
|
C. Cara
Kerja
1. Memasak
susu UHT dalam panci pada suhu 90ºC
tidak sampai mendidih sambil menambahkan 100 gram gula, 4 gram garam, dan 2 gram gelatin selama 20
menit.
2. Merebus kembali susu UHT suhu 70ºC dalam keadaan terbuka.
3. Mendinginkan susu UHT hingga suhu 45ºC sambil
menambahkan dengan 62,5 gram susu skim.
4. Menuangkan
susu UHT dalam toples dan inokulasikan
campuran starter yoghurt sebanyak 20 ml secara merata dan aseptik pada suhu
45ºC.
5. Menginkubasi susu UHT pada suhu kamar sekitar 12 jam.
6. Memanen
yoghurt dan menambahkan aneka rasa buah
7. Yoghurt siap untuk disajikan
VII.
LATIHAN VII (NATA PISANG)
A. Waktu
dan Tempat
1. Waktu
Hari, tanggal : Sabtu, 30 Oktober 2010
Jam : 09.00 - selesai
2. Tempat
Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah
Surakarta
B. Alat
dan Bahan
1. Alat
Tabel. Alat yang
digunakan dalam pembuatan nata pisang
Alat
|
Jumlah item
|
Fungsi
|
1.
Baskom
|
1
|
Menuangkan
adonan
|
2.
Panci
|
1
|
Merebus pisang
|
3.
Blender
|
1
|
Menghaluskan
pisang
|
4.
Pengaduk
kayu
5.
Kertas koran
6.
Kompor
7.
Rafia
8.
Gelas ukur
9.
Timbangan
|
1
Secukupnya
1
secukupnya
1
1
|
Mengaduk adonan
Menutup
adonan
Memasak
Mengikat
kertas koran dengan baskom
Mengukur
bahan
Mengukur
bahan
|
2. Bahan
Tabel. Bahan yang
digunakan dalam pembuatan nata pisang
Bahan
|
Takaran
|
1.
Pisang
|
Secukupnya
|
2.
Gula
pasir
|
100 gram
|
3.
Air
|
1,5 liter
|
4.
NPK
|
2 gram
|
5.
ZA
6.
Starter
|
2 gram
150 mL
|
7.
Kertas pH
|
2 buah
|
C.
Cara Kerja
1.
Mengambil daging buah
pisang kemudian memblender dan menambah air sebanyak 1,3 L.
2.
Menyaring hasil
blenderan (± 1,5 L).
3.
Merebus hingga mendidih.
4.
Menambahkan NPK, ZA (@ 2
gram) dan gula pasir 100 gram.
5.
Menuangkan ke baskom,
mendiamkan hingga uap hilang.
6.
Menambahkan asam cuka
(25 mL)
7.
Mengaduk dan mengukur pH
nya.
8.
Menutup dengan kertas
koran dan mengikat dengan tali rafia.
9.
Menginkubasi selama 14
hari dan pada hari kedua menambahkan starter (150 mL) tanpa mengaduknya.
VIII.
LATIHAN VIII (TELUR
ASIN ANEKA RASA)
A. Waktu
dan Tempat
1. Waktu
Hari, tanggal : Sabtu, 04 Desember 2010
Jam : 09.00 – selesai
2. Tempat
Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah
Surakarta
B. Alat
dan Bahan
1. Alat
Tabel. Alat yang
digunakan dalam pembuatan telur asin aneka rasa
Alat
|
Jumlah
item
|
Fungsi
|
1.
Toples
|
4
|
Tempat
penyimapanan telur selama 1 minggu
|
2.
Cobek dan uleg
|
1
|
Menghaluskan
bawang dan garam
|
3.
Pisau
|
1
|
Mengupas bawang
|
4.
Dandang
5.
Kompor
6.
Baskom
|
1
1
1
|
Mengukus
telur asin
Memasak
Tempat
telur
|
2. Bahan
Tabel. Bahan yang
digunakan dalam pembuatan telur asin aneka rasa
Bahan
|
Takaran
|
1.
Telur bebek
|
10 buah
|
2.
Bawang putih jantan
|
Secukupnya
|
3.
Bawang putih betina
|
Secukupnya
|
4.
Tanah liat
|
Secukupnya
|
5.
Abu gosok
6.
Bata merah
|
Secukupnya
Secukupnya
|
7.
Air
8.
Garam
9.
Ekstrak Strawberry
|
Secukupnya
Secukupnya
100 ml
|
C.
Cara kerja
1.
Mempersiapkan alat dan
bahan yang dibutuhkan
2.
Mencuci telur bebek
hingga bersih\menghaluskan bawang putih jantan dan bawang putih betina kemudian
memisahnya
3.
Membuat adonan
pembungkus telur yang terdiri dari campuran tanah liat, abu gosok, dan bata merah
yang telah dihaluskan yang telah dicampur dengan garam
4.
Campurkan semua adonan
pembungkus telur dengan garam hingga merata dan jika perlu ditambah air
5.
Membagi adonan tanah
menjadi 4 bagian:
6.
Membungkus 2 telur bebek
pada masing-masing adonan, sedangkan sisa 2 telur yang lain dibiarkan tawar
7.
Memasukkan telur ke
dalam toples yang telah diberi label sesuai dengan tempatnya masing-masing,
menutup toples, dan menginkubasikannya selama 1 minggu
8.
Setelah 1 minggu, telur
dikeluarkan dari toples lalu mencucinya hingga bersih
9.
Mengukus telur sampai
matang sekitar 1 jam
10. Melakukan uji organoleptik dan memsukkan data ke dalam
tabel pengamatan
11. Telur asin siap untuk disajikan
IX.
LATIHAN IX (CUKA BELIMIBING WULUH)
A. Waktu
dan Tempat
1. Waktu
Hari, tanggal : Sabtu, 04 Desember 2010
Jam : 09.00 – selesai
2. Tempat
Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah
Surakarta
B. Alat
dan Bahan
1. Alat
Tabel. Bahan yang
digunakan dalam pembuatan cuka belimbing wuluh
Alat
|
Jumlah
item
|
Fungsi
|
1.
Blender
|
1
|
Untuk menghaluskan buah
|
2.
Kompor
|
1
|
Untuk memasak
|
3.
Saringan
|
1
|
Untuk menyaring sari buah
|
4.
Pisau
5.
Panci
6.
Toples
7.
Gelas
ukur
8.
Kertas
PH
9.
Baskom
|
2
1
1
1
1
1
|
Untuk memotong
Untuk merebus
Untuk tempat cairan cuka
Untuk mengukur cairan
Untuk mengukur keasaman
Untuk Wadah Blimbing wuluh
|
2. Bahan
Tabel. Bahan yang digunakan
dalam pembuatan cuka belimbing wuluh
Bahan
|
Takaran
|
1.
Belimbing
wuluh
|
1 kg
|
2.
Ragi
roti
3.
Induk cuka
4.
NaOH
|
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
|
5.
Gula
pasir
6.
Amonium
sulfit
7.
Air
|
0,2 gr
1,2 gr
Secukupnya
|
C. Cara
Kerja
1. Memotong
dan mencacah-cacah belimbing
wuluh
2. Setelah
itu memblender sampai halus
3. Merebus
hasil blenderan belimbing
dengan air
4. Kemudian
pada hasil blenderan blimbing, lalu menyaring dengan kain menyaring dalam toples
5. Setelah
itu menambahkan amonium sulfit dan gula pasir
6. Setelah
itu mendinginkan dan menambahkan ragi roti (Saccharomyces
cereviseae)
7. Membiarkan
fermentasi berlangsung selama 1 minggu kemudian
menyaring lagi hasil fermentasi
8. Kemudian
menambahkan induk cuka (Acetobacter aceti)
dan kemudian membiarkan fermentasi berlangsung selama 3 minggu
X.
LATIHAN V (DODOL PEPAYA JAWA)
A. Waktu
dan Tempat
1. Waktu
Hari, tanggal : Sabtu, 11 Desember 2010
Jam : 09.00 – selesai
2. Tempat
Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah
Surakarta
B. Alat
dan Bahan
1. Alat
Tabel. Alat yang
digunakan dalam pembuatan dodol pepaya jawa
Alat
|
Jumlah item
|
Fungsi
|
1.
Wajan
|
1
|
Memasak
dodol
|
2.
Plastik
|
Secukupnya
|
Membungkus
dodol
|
3.
Pisau
|
1
|
Memotong papaya
|
4.
Pengaduk
kayu
5.
Blender
6.
Kompor
7.
Loyang
|
1
1
1
1
|
Mengaduk
pada waktu memasak
Menghaluskan
pepaya
Memasak
dodol
Tempat
dodol
|
2. Bahan
Tabel. Bahan yang
digunakan dalam pembuatan dodol pepaya jawa
Bahan
|
Takaran
|
1.
Pepaya
Jawa
|
2 kg
|
2.
Gula
pasir
|
Secukupnya
|
3.
Gula
jawa
|
Secukupnya
|
4.
Tepung ketan
|
600
gram
|
5.
Santan
kental
6.
Garam
|
350
ml
Secukupnya
|
7.
Vanili
8.
Pandan
9.
Air
|
3
bungkus
2
helai
Secukupnya
|
C.
Cara kerja
1.
Mengupas pepaya jawa
kemudian mencuci sampai bersih dan memotongnya kecil-kecil
2.
Memblender potongan pepaya
sampai halus
3.
Membagi adonan pepaya
menjadi 2 bagian sama rata
4.
Pada adonan pertama,
menambahkan tepung ketan dan santan 350 tanpa memanaskan
5.
Pada adonan kedua, menambahkan
gula pasir, gula jawa secukupnya, dan meletakkan dalam wajan
6.
Memasukkan adonan
pertama ke adonan kedua dan memasak denagn api sedang sambil diaduk huingga 2
jam
7.
Sambil mengaduk,
menambahkan 3 bungkus vanili dan 2 helai pandan
8.
Setelah 2 jam (adonan
kalis), mengangkat dan mencetak adonan dodol dalam loyang kemudian mendinginkan
selama 24 jam
9.
Mengiris dodol pepaya
jawa kemudian membungkusnya
10. Dodol pepaya jawa siap disajikan
BAB
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
1. PEMBUATAN
TAPE
Tabel. Pengamatan Uji Organoleptik Tape Ubi Jalar
No
|
Pengamatan
|
Hasil
|
1.
|
Aroma
|
Daun
pisang: berbau alkohol
Daun waru:
berbau alkohol
Daun jati:
berbau alkohol
Plastik:
berbau alcohol
|
2.
|
Rasa
|
Daun
pisang: manis
Daun waru:
asam
Daun jati:
asam
Plastik:
agak manis
|
3.
|
Warna
|
Daun
pisang: kuning
Daun waru:
kuning
Daun jati:
kuning
Plastik:
kuning
|
|
|
|
2. PEMBUATAN
BREM
Tabel. Pengamatan Uji Organoleptik Brem Air Perasan
Tape Ubi Jalar
No
|
Pengamatan
|
Hasil
|
1.
|
Tekstur
|
Halus dan
empuk
|
2.
|
Rasa
|
Asam
|
3.
4.
|
Warna
Aroma
|
Kuning
Berbau
alkohol (menyengat)
|
|
|
|
3. PEMBUATAN
TEMPE
Tabel. Pengamatan Uji Organoleptik Tempe Biji Kecipir
No
|
Pengamatan
|
Hasil
|
1.
|
Aroma
|
Daun
pisang: tidak berbau alkohol
Daun waru:
tidak berbau alkohol
Daun jati:
tidak berbau alkohol
Plastik:
tidak berbau alkohol
|
2.
|
Rasa
|
Daun
pisang: pahit
Daun waru:
pahit
Daun jati:
pahit
Plastik:
pahit
|
3.
4.
|
Warna
Tekstur
|
Daun
pisang: putih
Daun waru:
putih
Daun jati:
putih
Plastik:
putih
Daun
pisang: kasar, miselium banyak
Daun waru:
kasar, miselium banyak
Daun jati:
kasar, miselium banyak
Plastik:
kasar, miselium sedikit
|
4. PEMBUATAN
SUSU KEDELAI
Tabel. Pengamatan Uji Organoleptik Susu Kedelai
No
|
Pengamatan
|
Hasil
|
1.
|
Aroma
|
Kedelai
|
2.
|
Rasa
|
Rasa susu
kedelai
|
3.
4.
5.
|
Warna
Berat
basah
Tekstur
|
Putih
2 liter
Halus,
masih terdapat sedikit ampas dari kedelai, kecambah jagung, wijen dan kacang
tanah
|
5. PEMBUATAN
RAGI TEMPE
Tabel. Pengamatan Uji Organoleptik Ragi Tempe
No
|
Pengamatan
|
Hasil
|
1.
|
Aroma
|
Tidak
beraroma alcohol
|
2.
3.
4.
|
Warna
Tekstur
Berat
basah
|
Putih
kecoklatan
Halus
8 gram
|
6. PEMBUATAN
YOGHURT SUSU UHT
Tabel. Pengamatan Uji Organoleptik Yoghurt Susu UHT
No
|
Pengamatan
|
Hasil
|
1.
|
Aroma
|
Menyengat
|
2.
|
Rasa
|
Asam
|
3.
4.
5.
|
Warna
Berat
basah
Tekstur
|
Putih susu
250 ml
Agak
kental
|
7. PEMBUATAN
NATA
Tabel. Pengamatan Uji Organoleptik Nata Pisang
No
|
Pengamatan
|
Hasil
|
1.
|
Aroma
|
Tidak
berbau
|
2.
|
Rasa
|
Manis
|
3.
4.
|
Warna
Tekstur
|
Putih susu
Halus
|
8. PEMBUATAN
TELUR ASIN ANEKA RASA
Tabel. Pengamatan Uji Organoleptik Telur Asin Aneka
Rasa
No
|
Pengamatan
|
Hasil
|
1.
|
Aroma
|
Rasa
tawar: aroma telur
Rasa
bawang jantan: bau bawang menyengat
Rasa
bawang betina: bau bawang tidak terlalu menyengat
Rasa
strawberry: bau strawberry
|
2.
|
Rasa
|
Rasa
tawar: asin
Rasa
bawang jantan: asin+bawang
Rasa
bawang betina: asin+bawang
Rasa
strawberry: asam
|
3.
|
Warna
|
Rasa
tawar: putih
Rasa
bawang jantan: putih kekuningan
Rasa
bawang betina: putih kekuningan
Rasa
strawberry: putih kemerahan
|
9. PEMBUATAN
CUKA
Tabel. Pengamatan Uji Organoleptik Cuka Belimbing
Wuluh
No
|
Pengamatan
|
Hasil
|
1.
|
Aroma
|
Berbau
belimbing
|
2.
|
Rasa
|
Asam
|
3.
4.
|
Warna
Tekstur
|
Hijau
Cairan
tanpa ampas
|
10. PEMBUATAN
DODOL
Tabel. Pengamatan Uji Organoleptik Dodol Pepaya Jawa
No
|
Pengamatan
|
Hasil
|
1.
|
Aroma
|
Menyengat
|
2.
|
Rasa
|
Manis
|
3.
4.
|
Warna
Tekstur
|
Coklat
oranye
Kenyal,
lembut, dan lengket
|
B. PEMBAHASAN
Tape
merupakan adalah salah satu jenis makanan
yang dihasilkan dari proses fermentasi dan termasuk dalam jenis fermentasi
alkoholik. Tape bisa dibuat dari singkong hasilnya
dinamakan tape singkong. Bia dibuat dari ketan hitam atau ketan putih maka
dinamakan tape ketan. Selain itu tape dapat
pula dibuat dari bahan dasar ketela rambat atau dalam bahasa jawa biasa disebut
dengan telo. Dalam proses fermentasi membutuhkan ragi. Ragi
merupakan bibit jamur
yang digunakan untuk membuat tape. Mikroba yang berperan dalam proses
fermentasi tape adalah Saccharomyces cerevisiae.
Agar pembuatan tape berhasil dengan baik alat
dan bahan yang digunakan
harus bersih, terutama dari lemak atau minyak. Dalam praktikum pembuatan tape ini digunakan
bahan dasar dari ketela
rambat, dengan menggunakan 4 perlakuan
pembungkusan. Pembungkus yang digunakan yaitu daun pisang, daun jati, daun
waru, dan plastik. Dari hasil pengamatan pembuatan tape ketela rambat ini
didapatkan tekstur bahan dasar
lebih empuk dari sebelum diberi ragi. Dari semua
pembungkusan didapatkan hasil akhir tape yang berwarna kuning.
Aroma yang didapatkan dari pembuatan tape ketela
rambat yaitu beraroma harum atau
beraroma alkohol, hal ini disebabkan karena kerja dari bakteri Saccharomyces cerevisiae. Tape yang dihasilkan dari pembungkusan daun pisang
mempunyai rasa manis, daun waru asam, daun jati asam dan yang dibungkus plastik
mempunyai rasa agak manis.
Brem
merupakan hasil dari fermentasi tape yang diambil ekstraknya. Brem padat merupakan makanan
tradisional dari hasil pemekatan dan pengeringan cairan tape. Bahan baku yang
digunakan dalam pembuatan brem padat ini adalah ekstrak
tape
ketela yang diambil dengan cara pemerasan dan tepung
beras ketan. Ekstrak
tape dan tepung beras ketan dicampur, dipanaskan dan diaduk terus menerus
hingga mengental. Ekstrak tape ketela mempunyai warna kuning pekat dan bau
alcohol yang menyengat. Dari hasil pengamatan pada
pembuatan brem yang berbahan tape ketela
tersebut didapatkan tekstur brem tersebut yang
halus dan empuk serta memiliki warna kekuningan. Memiliki aroma yang harum (aroma alcohol fermentasi) dan
rasa yang asam. Kesulitan dalam pembuatan brem ini adalah saat
pengadukan, karena pada saat pemanasan adonan harus diaduk-aduk terus sebab
makin lama adonan makin mengental, lengket dan berat ketika diaduk.
Tempe
merupakan makanan hasil fermentasi non
alkoholik antara kedelai dengan bantuan jamur Rhizopus oligosporus. Tempe memiliki rasa yang lezat, mengandung protein yang tinggi dan
harga yang relative murah. Sepotong tempe mengandung berbagai sumber yang
bermanfaat, seperti karbohidrat, lemak, protein, serat, vitamin, enzim, serta
komponen anti bakteri yang bermanfaat untuk kesehatan. Tempe kaya akan serat pangan,
kalsium,
vitamin B
dan zat besi.
Dalam praktikum ini yaitu membuat tempe dari biji
kecipir, dengan 4 perlakuan pembungkusan yaitu tempe
dibungkus dengan daun pisang, daun jati, daun waru, dan plastik. Perlakuan atau
pembungkusan dengan berbagai macam daun ternyata menghasilkan kualitas tempe
yang berbeda pula. Biji kecipir dengan dibungkus dengan plastik menghasilkan miselium yang lebih sedikit
dibandingkan dengan yang dibungkus dengan daun pisang, daun waru dan daun jati. Untuk pengujian rasa dilakukan penggorengan tempe.
Setelah digoreng, keempat perlakuan tempe itu ternyata mempunyai rasa yang
pahit. Hal ini bisa saja terjadi karena faktor bahan dasar yaitu biji kecipir
yang memang mempunyai rasa yang pahit dan saat proses pembuatannya, lama
perendaman biji kecipir kurang maksimal sehingga zat yang menyebabkan rasa
pahit pada biji kecipir belum terlarut dengan air. Dalam fermentasi dihasilkan
aroma yang tidak menyengat, sebab tempe merupakan produk fermentasi non
alkoholik yaitu fermentasi yang hasil akhirnya tidak menghasilkan alkohol.
Ragi tempe merupakan bibit jamur yang akan
digunakan dalam pembuatan tempe. Ragi yang disimpan terlalu lama akan mengurangi keaktifannya,
karena itu pada pembuatan tempe sebaiknya digunakan ragi yang belum lama disimpan agar
dalam pembuatan tempe tidak mengalami kegagalan. Mikroba yang berperan dalam proses pembuatan tempe
adalah Rhizopus oligosporus. Praktikum ini dilakukan dengan cara mengambil miselium
dari tempe kedelai untuk selanjutnya diproses menjadi ragi tempe. Miselium dari tempe kedelai diambil kemudian dijemur
hingga benar- benar kering. Selanjutnya dihaluskan dengan menggunakan blender
dan diayak hingga halus. Hasil akhirnya yaitu ragi ini berwana putih kecoklatan
dengan tekstur yang sangat lembut.
Pada
umumnya susu didapatkan dari produk hewani misalnya sapi, kerbau atau kambing.
Namun susu juga dapat diperoleh dari produk nabati, yaitu susu yang berasal
dari kedelai atau yang biasa disebut dengan susu kedelai. Kedelai merupakan
sumber protein yang sangat luar biasa yang dapat diperoleh dengan harga
terjangkau. Pada praktikum ini susu kedelai dibuat dari campuran kedelai dengan
kacang tanah, wijen, kecambah jagung, gula pasir, jahe dan vanili untuk
menguatkan rasa. Dengan tahapan- tahapan pengolahan diperoleh susu kedelai yang
enak dan sehat. Susu kedelai ini mempunyai aroma yang sangat harum karena
ditambah dengan jahe dan vanili. Mempunyai rasa yang enak, manis dan setelah di
minum tubuh akan terasa hangat. Mempunyai warna putih keruh seperti warna susu
pada umumnya dan tekstur yang agak kental.
Yoghurt
merupakan produk hasil pengolahan dan pengawetan susu dengan teknik pengasaman susu yang dilakukan
melalui proses fermentasi. Yoghurt dapat dibuat dari susu apa saja, termasuk susu kedelai.
Susu yang difermentasikan menggunakan starter Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophillus. Yoghurt mempunyai nilai gizi lebih tinggi dibandingkan susu
murni, disamping itu juga yoghurt lebih mudah dicerna. Yogurt mempunyai fungsi
mencegah penyakit infeksi pencernaan, mengurangi kadar kolesterol darah,
mencegah beberapa penyakit kanker dan meningkatkan daya tahan tubuh serta dipercaya dapat memperepat
kesembuhan dari sakit atau setelah operasi. Proses
pembuatan yogurt harus benar- benar dalam keadaan yang steril. Dari
hasil pengamatan uji yoghurt susu sapi, didapatkan hasil tekstur yoghurt agak kental, mempumyai warna putih susu
karena bahan dasarnya adalah susu sapi asli. Mempunyai aroma yang sangat harum dan menyengat dan mempunyai
rasa yang asam yang disebabkan karena
adanya starter.
Nata
merupakan kumpulan sel bakteri
(selulosa) yang mempunyai tekstur kenyal,
berwarna putih, menyerupai gel dan terapung bila dimasukkan dalam
cairan. Nata dihasilkan dari hasil fermentasi
yang dilakukan oleh Acetobacter
xylinum.. Proses fermentasi nata berlangsung secara
aerob atau memerlukan oksigen. Pembuatan ini memerlukan waktu selama 1 minggu,
karena starter dalam pembuatan nata baru dapat digunkan 6 hari diinokulasi
dengan biakan murni dari agar miring yang masih segar. Nata berupa lapisan
putih seperti agar, lapisan ini adalah massa mikroba berkapsul dari selulosa,
lapisan nata mengandung sisa media yang
berbau asam tersebut dapat
dihilangkan dengan perendaman dan perebusan dengan air bersih. Nata umumnya dibuat dari kelapa, santan
kelapa, tetes tebu atau
sari buah-buahan. Dalam praktikum ini yaitu pembuatan nata dari ekstrak pisang. Berdasarkan hasil praktikum
diperoleh hasil nata dengan ketebalan 0,5
cm, diameter 15 cm,
dan berat kurang lebih 200
gr. Berwarna putih dan tekstur yang halus. Setelah
dipanen nata berbau sangat asam, dan untuk menetralkan atau menghilangkan bau masam tersebut dilakukan dengan
perendaman serta perebusan dengan air. Setelah
diadakan pencucian dan perebusan nata dengan air gula, rasa asam sudah hilang.
Telur
merupakan sumber protein hewani yang memiliki rasa yang lezat serta nilai gizi yang tinggi. Telur mudah diperoleh dengan harga yang relative murah. Berdasarkan riset, telur
terdiri dari 13% protein, 12% lemak serta vitamin dan
mineral. Kuning telur mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan serta
mineral seperti besi, fosfor, kalsium, dan vitamin B kompleks. Telur yaitu memiliki sifat mudah
rusak, baik kemasan alami, kimia, maupun kerusakan akibat serangan
mikroorganisme melalui pori-pori telur, oleh sebab itu usaha pengawetan sangat
penting untuk mempertahankan kualitas telur. Prinsip pengawetan telur adalah
untuk mencegah masuknya bakteri pembusuk kedalam telur, mencegah keluarnya air
dari dalam telur. Untuk menjaga agar
telur tidak rusak diperlukan teknik penanganan yang tepat agar
nilai gizi telur tetap baik serta tidak berubah rasa, bau, warna dan isinya. Salah satu cara pengawetan telur yaitu dengan
dibuat telur asin. Telur asin adalah telur utuh yang dibungkus dengan adonan tanah yang dibubuhi garam. Dalam
praktikum ini adonan pembungkus telur dibuat dari
campuran tanah liat, abu gosok dan serbuk bata merah serta garam. Adonan itu dibagi menjadi 4 perlakuan sebab akan dibuat telur asin dengan berbagai
rasa, yaitu rasa bawang (jantan
dan betina) dengan cara menambah bawang putih jantan dan adonan kedua dengan
bawang putih betina, rasa stawberry dengan menambahkan ekstrak strawberry dan
rasa asin biasa dengan membungkus telur dengan adonan tanpa tambahan.
Keuntungan yang didapatkan dalam pengawetan telur yaitu telur yang diasinkan
bersifat stabil, dapat disimpan tanpa mengalami proses perusakan, pada
pengasinan rasa amis telur akan berkurang, tidak berbau busuk dan rasanya enak.
Dari hasil pengamatan telur yang ditambah bawang
mempunyai rasa dan bau bawang yang khas. Namun pada bawang putih jantan aroma
dan rasanya lebih menyengat dibanding bawang putih betina. Pada telur yang
ditambah ekstrak strawberry mempunyai rasa yang sedikit asam, aroma strawberry
dan warna yang sedikit kemerahan. Pada telur yang tidak ditambah apapun rasanya
biasa seperti rasa telur asin pada umumnya. Namun tingkat keasinannya berbeda
tergantung kadar garam yang diberikan.
Cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Dalam praktikum ini dibuat cuka dari belimbing wuluh
yaitu buah yang mempunyai rasa asam yang sangat luar biasa. Cuka ini dibuat
dengan cara menambil ekstrak belimbing kemudian direbus dan disaring,
selanjutnya ditunggu sampai dingin untuk mengukur pH. Bila asamnya berlebih
ditambah dengan NaOH lalu ditambah dengan fermipan. Setelah diinkubasi 1 minggu
ditambah Acetobacter xylinum. Dari
hasil pengamatan diperoleh hasil pengamatan diketahui bahwa cuka belimbing
mempunnyai bau asam belimbing yang menyengat, berwarna kecoklatan dan cberupa
cairan tanpa ampas.
Dodol adalah sejenis makanan yang
boleh dikategorikan dalam kumpulan makanan yang manis (atau manisan/penganan).
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat dodol terdiri daripada santan kelapa, tepung ketan, gula pasir,
gula jawa dan garam. Dalam
praktikum ini yaitu pembuatan dodol dengan menggunakan sari buah pepaya. Hasil dari pembuatan dodol
ini memiliki tekstur yang kenyal, lembut dan lengket. Warnanya coklat keoranyean, memiliki rasa yang manis dan
dodol ini beraroma menyengat.
Pembuatan dodol tidak begitu mudah, diperlukan
ketelitian dan kesabaran. Perlu diperhatikan bahwa jika
dodol kebanyakan gula jawa maka rasanya
tidak enak dan apabila pemasakannya menggunakan api yang terlalu besar maka
dodol akan gosong atau hangus
rasanya akan menjadi pahit.
BAB V
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1.
Tape adalah salah satu
jenis makanan yang dihasilkan dari fermentasi alkoholik
2.
Reaksi fermentasi pada
pembuatan tape yaitu
C6H12O6
+ Saccharomyces cereviseae 2C2H5OH + 2CO2
3.
Pada praktikum yang
telah dilakukan, hasil tape ubi jalar yang paling enak adalah yang dibungkus
daun pisang
4.
Brem padat merupakan
makanan tradisional dari hasil pemekatan dan pengeringan cairan tape.
5.
Pada praktikum yang
telah dilakukan, brem yang dibuat berhasil yaitu tekstur
brem tersebut yang halus dan empuk serta memiliki
warna kekuningan.
6.
Tempe merupakan salah
satu jenis makanan yang dihasilkan dari fermentasi non-alkoholik yang dibantu
oleh bakteri Rhizopus oligosporus.
7.
Pada praktikum ini,
tempe yang dibuat dari biji kecipir paling enak adalah yang dibungkus plastik.
8.
Susu kedelai adalah
suatu produk olahan susu yang berbahan dasar kedelai
9.
Pada praktikum yang
telah dilakukan, susu kedelai yang dihasilkan berwarna putih teksturnya bagus
(berhasil).
10. Ragi merupakan zat menyebabkan fermentasi karena
mengandung mikrobia tertentu.
11. Pada praktikum yang telah dilakukan, ragi yang
dihasilkan memiliki tekstur halus dan berwarna putih kecoklatan
13. Pada praktikum yang telah dilakukan, yoghurt susu UHT
yang dihasilkan memiliki rasa asam, berwarna putih, dan kental (berhasil).
14. Nata adalah substansi yang terbentuk di permukaan
cairan nutrient yang merupakan polisakarida ekstraseluler yang dihasilkan oleh Acetobacter xylinum, terakumulasi dan
terapung-apung di permukaan cairan nutrient.
15. Pada praktikum yang telah dilakukan, nata dari buah
pisang berhasil yaitu rasa manis, tekstur halus, dan berwarna putih susu
16. Cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan.
17. Pada
praktikum yang telah dilakukan, cuka dari belimbing wuluh yang dibuat berhasil
yaitu memiliki rasa asam dan berwarna kehijauan
18. Dodol adalah produk makanan kecil yang mempunyai sifat
agak basah yang terbuat dari tepung
beras ketan, gula, dan santan yang memilki rasa agak manis, gurih, dan legit.
19. Pada praktikum yang telah dilakukan, dodol yang dibuat
dari pepaya jawa memiliki tekstur sangat lengket karena kekurangan dalam
pemberian tepung ketan
B.
SARAN
1.
Dalam pelaksanaan
praktikum dibuat lebih terarah dan pasti karena dari hasil yang telah
dipraktikumkan, kami kadang tidak mengerti produk tersebut berhasil atau tidak.
2.
Seharusnya dibuat jadwal
yang pasti yang mana semua mahasiswa sanggup, jadi tidak tumbukan dengan mata
kuliah atau praktikum lain yang menjadikan mahasiswa tidak paham dalam
pelaksanaan praktikum.
3.
Disediakan tempat yang
lebih luas dan alat-alat yang lebih lengkap untuk menunjang kelancaran
praktikum.
4.
Seharusnya alat dan
bahan yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum sudah disediakan atau tidak membeli
lagi karena dalam awal perkuliahan kami sudah membayar untuk mengikuti mata
kuliah pilihan ini.
5.
Seharusnya laporan
sementara dikoreksi dan dikembalikan bila ada yang masih salah mulai dari
latihan pertama, jadi mahasiswa tahu mana yang salah dan dapat membenarkannya
serta tidak mengulangi kesalahan yang sama pada pembuatan laporan berikutnya
6.
Memiliki jadwal yang pasti
dalam pengumpulan laporan sehingga mahasiswa sudah persiapan untuk pengumpulan
laporan. Apabila pengumpulan laporan diajukan atau diundurkan, informasi
dimohon jangan mendadak.
7.
Pada saat praktikum, dosen
dan asisten lebih membimbing mahasiswa.
8.
Dalam pelaksanaan
praktikum, bahan yang digunakan untuk membuat produk tiap kelompok berbeda,
seharusnya pada akhir pelaksanaan praktikum ada sesi tukar produk, jadi tiap
kelompok dapat merasakan hasil produk olahan yang sama tetapi dengan bahan yang
berbeda sehingga mahasiswa dapat membandingkan dari bahan apa produk olahan
tersebut memilki rasa dan kualitas yang paling bagus.
9.
Pada saat pelaksanaan
praktisi, seharusnya mahasiswa tidak disuruh melakukan praktikum, tetapi lebih
diarahkan pada arti penting mikrobiologi industri dalam dunia wirausaha dan
demonstrasi pembuatan produk serta pameran hasil-hasil produk mikrobiologi industri.
Kalau seperti praktisi kemarin, itu sama saja mahasiswa melakukan praktikum
hanya saja dibuat dalam kelompok besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar