1. Ordo Galliformes
Nama Indonesia
|
: Ayam Hutan Merah
|
Nama Inggris
|
: Red Jungle Fowl
|
Nama Latin
|
: Gallus gallus
|
Klasifikasi
|
: Ordo Galliformes, Familia Gallidae.
|
Keterangan
|
:
Ayam hutan ini mempunyai ukuran agak besar, panjang
ayam jantan 70 cm dan ayam betina 42 cm. Ayam jantan mempunyai jengger,
gelambir dan muka merah. Bulu tengkuk, penutup ekor dan bulu primer berwarna
biru perunggu. Mantel coklat beragam dan mempunyai bulu ekor panjang. Penutup
sayap hitam kehijauan berkilau. Tubuh bagian bawah hijau gelap. Ayam betina
berwarna coklat suram, dengan variasi warna hitam pada leher dan tengkuk.
Mata berwarna merah, kaki berwarna abu-abu kebiruan. Ayam ini merupakan nenek
moyang ayam peliharaan. Ayam ini mengalami domestikasi menjadi ayam kampung.
Perilaku : Ayam kadang-kadang bersifat soliter,
kadang berkumpul dengan ayam-ayam betina atau ayam jantan lainnya. Mempunyai
kebiasaan menghabiskan sebagian besar waktunya dengan mengkais-kais tanah
dengan kakinya yang kuat untuk mencari makan, dan juga berjalan-jalan di
tanah. Aktivitas dilakukan pada pagi hari dan sore hari, bila malam ayam
bertengger di atas pohon untuk beristirahat.
Reproduksi : Ayam betina bertelur 4-5 butir telur
berwarna putih kemerahan. Pengeraman telur dilakukan oleh ayam betina. Waktu
pengeraman 21-25 hari. Sarang dibuat dari jerami dan ranting-ranting pohon,
diletakkan di atas tanah.
Pakan : Ayam mencari pakan di atas tanah dengan
mengkais-kais tanah. Pakannya berupa buah-buahan, biji-bijiarl; insecta dan
hewan-hewan kecil.
Habitat : Hutan tropika basah, savana. Banyak
dijumpai di Sumatera sampai ketinggian 900 m tersebar di Jawa. Jarang
terdapat di dataran rendah.
|
|
|
|
|
Nama Indonesia
|
: Bayan
|
Nama Inggris
|
: Eclectus Parrot
|
Nama Latin
|
: Eclectus roratus
|
Klasifikasi
|
: Ordo Psittaciformes, Familia Psittacidae.
|
Keterangan
|
:
Diskripsi : Burung bayan ini mahir memanjat karena
struktur kakinya yang terdiri dari dua pasang jari kaki, yang sepasang
menghadap ke depan dan yang lainnya menghadap ke belakang. Burung bayan
mempunyai ukuran tubuh yang besar. Burung bayan betina berwarna merah,
sedangkan yang jantan berwarna hijau, dengan paruh kuning. Burung bayan
mempunyai tata warna bulu yang cemerlang. Burung ini disukai oleh
peminat dan pemelihara burung karena keindahan bulunya dan mudah beradaptasi
dengan kehidupan kurungan.
Perilaku : Burung bayan ini saling suka merawat bulu
dengan burung bayan lainnya. Burung in suka memanjat teralis kandang
dan memegang teralis dengan paruhnya.
Reproduksi : Burung bayan bersarang dalam
lubang-Iubang pohon dengan hasil telur 2-4 butir telur.
Pakan : Burung bayan memakan berbagai macam
buah-buahan, kacang-kacangan, sayuran dan biji-bijian.
Habitat : Hutan dan perkebunan yang tersebar di
Irian, Maluku Tengah, Australia, P. Soloman.
|
|
|
Nama Indonesia
|
: Bebek Putih
|
Nama Inggris
|
: White duck
|
Nama Latin
|
: Anas domestica
|
Klasifikasi
|
: Ordo Anseriformes, Familia Anatidae
|
Keterangan
|
:
Burung ini mempunyai ukuran yang besar, panjang
tubuhnya mencapai 45 cm. Mempunyai bulu berwarna putih seluruhnya. Mempunyai
kaki yang pendek, diantara jari kaki terdapat selaput renang. Antara itik
jantan dan betina tidak mempunyai perbedaan warna bulu, sehingga sulit
membedakan antara jantan dan betina.
Perilaku : Termasuk itik perenang, yaitu itik sejati.
Itik ini suka sekali berenang dan hanya menyelam dalam keadaan yang luar
biasa. Memperoleh pakannya dari permukaan air, tanah lembab atau vegetasi.
Hidup secara berkelompok. Mencari pakan juga secara berkelompok.
Reproduksi : Itik betina bertelur 8-10 butir, dengan
warna telur krem. Telur diletakkan pada sarang di atas tanah atau di lubang
pohon. Pengeraman dilakukan oleh itik betina. Lama pengeraman sekitar 21-25
hari.
Pakan : Itik mencari makanan di atas permukaan air
dan juga di atas permukaan tanah. Pakan yang di makan di alamnya adalah sayur-sayuran,
dan invertebrata.
Habitat : Itik ini ditemukan sebagian atau
berkelompok kecil pada sungai, mangrove dan di pedalaman jauh.
|
|
|
4. Ordo Passeriformes
Nama Indonesia
|
: Beo
|
Nama Inggris
|
: Hill Myha
|
Nama Latin
|
: Gracula religiosa
|
Klasifikasi
|
: Ordo Passeriformes, Familia Sturnidae.
|
Keterangan
|
:
Burung ini mempunyai ukuran panjang tubuh sekitar 30
cm. Berwarna hitam berkilau, bercak sayap putih mencolok, cuping kuning khas
pada sisi kepala. Mata coklat tua, paruh jingga, kaki kuning. Burung ini
termasuk burung darat, mernpunyai tiga jari kaki depan dan satu di belakang
yang sama panjangnya, sehingga sangat efisien untuk berjalan atau melompat,
dan bertengger. Nyanyiannya memainkan peranan penting dalarn kehidupannya.
Burung ini mampu menirukan suara dengan baik beraneka ragarn
suara spesies hewan lain dan manusia. Suara yang dikeluarkan
keras, jelas dan menusuk.
Perilaku : Burung ini hidup berpasangan,
kadang-kadang berkumpul dalam kelompok. Burung ini tinggal di atas
pohon-pohon yang tinggi. Burung ini mencari pakan di tanah dan dapat berjalan
dan berlari dengan mudah sekali, kalau terbang lempang dan cepat.
Reproduksi : Burung beo bertelur tiga sampai empat
butir dan diletakkan di sarangnya di lubang pohon. Di P. Jawa musirn kawin
burung ini belum pernah dilaporkan, tetapi di laporkan di Kalimantan dan
Sumatra musirn kawin burung ini bulan Februari dan Maret .
Pakan : Di habitat aslinya burung beo memakan
buah-buahan dan serangga,
Habitat : Burung beo hidup di daerah terbuka dekat
pernukiman manusia, padang rumput, sawah, kebun kelapa dekat pantai dan hanya
sedikit yang hidup di hutan karena adanya penangkapan dan kerusakan habitat,
tersebar di Jawa, Bali, Sumatera dan Kalimantan.
|
|
|
5. Ordo Falconiformes
Nama Indonesia
|
: Bido
|
Nama Inggris
|
: Crested Serpent-eagle,
|
Nama Latin
|
: Spilornis che
|
Klasifikasi
|
: Ordo Falconiformes, Familia Accipitridae.
|
Keterangan
|
:
Burung bido secara keseluruhan berwarna coklat
gelap, bintik-bintik putih pada sayap, dada, dan kepala bagian belakang. Saat
terbang akan kelihatan garis putih melintang pada sayap dan ekor. Jambulnya
pendek dan lebar berwarna hitam dan putih. Ciri khasnya adalah kulit kuning
tanpa bulu diantara mata dan paruh, ekor bagian ujung membulat.
Mempunyal ukuran tubuh sedang, mernpunyai rentang sayap 75-110 cm. Seperti
pada jenis Falconiformes yang lain, burung bido juga mernpunyai paruh bengkok
yang tebal dan pada ujungnya menebal yang disebut sere. Mata berwarna kuning,
paruh coklat abu-abu, kaki berwarna kuning.
Perilaku : Sering terlihat burung bido terbang
melingkar di atas hutan atau perkebunan. Burung bido sering saling memanggil.
Pada saat bercumbu, pasangan memperlihatkan gerakan aerobatik yang
menakjubkan walaupun tidak terlalu gesit. Sering bertengger pada dahan yang
besar di hutan yang teduh sambil mengamati permukaan tanah di bawahnya.
Burung bido mencari mangsa pada siang hari.
Reproduksi : Bido betina bertelur satu atau dua
butir berwarna putih. Musim kawin satu kali selama setahun. Jumlah anak
burung yang dihasilkan setiap tahun oleh pasangan yang secara rata-rata
kurang dari satu ekor setiap tahun.
Pakan : Burung bido mencari mangsa pada siang hari.
Biasanya di alam burung ini akan memakan ular, kadal, katak
Invertebrata, dan Mammalia kecil.
Habitat : Terdapat diseluruh Jawa dan mungkin
merupakan elang yang paling umum di daerah berhutan sampai pada ketinggian
1900 m. Tersebar di India, Cina Selatan, Asia Tenggara, Palawan dan Jawa.
|
|
|
6. Ordo Ciconiformes
Nama Indonesia
|
: Blekok Sawah
|
Nama Inggris
|
: Javan pond heron,
|
Nama Latin
|
: Ardeola speciosa
|
Klasifikasi
|
: Ordo Ciconiformes, Famili Ardeidae. .
|
Keterangan
|
:
Ukuran tubuh kecil, mempunyai panjang 45 cm, warna
coklat redup gelap, mempunyai sayap putih. Pada musim kawin, kepala dan dada
berwarna coklat kuning tua dan kembali mendekali hitam. Selain itu ada
coretan gambar di bawah atas lainnya. Mata terlihat kuning, paruh kuning
dengan hitam tipis. Ketika terbang sayap terlihat sangat kontras dengan warna
punggung yang gelap. Burung ini mengeluarkan suara "krak"
yang menguak jika merasa terganggu.
Perilaku : Terbang dalam dua tiga kelompok setiap
malam, dengan kepakan sayap yang terlihat perlahan-lahan, menuju tempat
peristirahatan. Burung ini bersarang secara bersama-sama, membentuk kelompok
dengan burung air lainnya. Pada saat menunggu mangsa burung ini berdiri
diam-diam dengan posisi rendah dan kepala di tarik kembali. Setiap sore
terbang ke sarang dengan kepakan sayap yang perlahan-lahan, berpasangan atau
bertigaan, beramai-ramai.
Reproduksi : Burung betina bertelur sebanyak 2-3
butir, warnanya kekuning-kuningan dalam kelompok dengan beberapa species
lain, sarang di bangun pada dahan-dahan pohon dan diluarnya selalu banyak
air. Musim kawin di Jawa dari bulan Desember sampai Mei.
Pakan : Di habitat alamnya burung blekok sawah
mencari pakan yang berupa ikan, katak dan Insecta air.
Habitat : Burung blekok hidup secara sendiri-sendiri
atau berkelompok di sawah atau area yang banyak mengandung air dan pakan.
Tersebar di Semenanjung Malaysia, Indocina, Sulawesi dan Sunda Besar.
|
|
|
7. Ordo Strigiformes
Nama Indonesia
|
: Burung Hantu
|
Nama Inggris
|
: Buffy fish-owl,
|
Nama Latin
|
: Ketupa ketupu
|
Klasifikasi
|
: Ordo Strigiformes, Familia Strigdae.
|
Keterangan
|
:
Berukuran panjang 45 cm, berwarna coklat kekuningan
dengan berkas telinga mencolok. Tubuh bagian atas coklat, bercoretan hitam,
pinggiran kuning tua. Tubuh bagian bawah kuning merah bata dengan coretan
hitam tebal. Mata berwarna kuning terang, paruh abu-abu, kaki kuning. Burung
ini mempunyai bulu yang sangat empuk, ekor pendek, kepala besar dan
bulat. Matanya besar mengarah ke depan. Paruhnya berkait dan cakarnya
tajam. Burung hantu pada tengah malam tidak henti-hentinya mengeluarkan
pekikan dari dalam liang, dan burung hantu mengeluarkan pekikan sambil
terbang mengelilingi sarang.
Perilaku : Burung hantu mencari pakan pada malam
hari. Selain itu juga harus mempertahankan wilayahnya dari serangan
saingannya. Burung hantu tidak dapat memutar matanya sehingga harus memutar
kepalanya jika ingin mengikuti gerakan suatu benda, membuat putaran 2700
bukan suatu masalah. Burung hantu berkomunikasi dengan mengeluarkan suaranya
yang serak. Burung hantu gemar mandi dan berdiri diam lama di air.
Reproduksi : Burung hantu betina bertelur berjumlah
1-14 butir, diletakkan di dalam liang sarangnya. Telur dierami oleh burung
betina, sedangkan burung jantan mencari pakan untuk betina. Masa pengeraman
4-5 minggu.
Pakan : Burung hantu di alamnya memangsa tikus kecil
yang tinggal di tanah, reptil, binatang melata, katak, ikan, udang, cacing
tanah, serangga besar. Di Kebun Binatang Gembira Loka burung hantu diberi
pakan daging sapi sebanyak 2 ons. .
Habitat : Burung hantu pada malam hari lebih
menyukai daerah terbuka di luar hutan lahan berhutan, pekarangan, sawah atau
pinggiran sungai. Tersebar di Asia Tenggara, Kalimantan, Sumatera, Nias, Jawa
dan Bali.
|
8.
Ordo
Nama Indonesia
|
Ticoniformes
: Cangak Awu
|
Nama Inggris
|
: Grey Heron,
|
Nama Latin
|
: Ardea cinerea
|
Klasifikasi
|
: Ordo Ticoniformes, Familia Ardeidae.
|
Keterangan
|
:
Burung ini berukuran besar. Panjang badan dari ujung
paruh sampai ujung ekor dapat mencapai 95 cm. Berwarna putih, abu-abu dan
hitam. Burung cangak mempunyai jambul, bulu berbentuk pisau lancip, memiliki
kaki dan jari kaki yang panjang dan besar dengan ujung yang runcing. Paruh
berwarna gading tua dengan bagian dasar berwarna kuning dan ujung paruh agak
pucat kekuningan. Warna bulu bagian kepala putih. Dari belakang mata sampai
tengkuk terdapat warna hitam. Bulu kakinya putih dengan sedikit
kekuning-kuningan pada sisinya. Bulu sayap berwarna hitam. Mata berwarna
kuning, paruh kuning, kaki kehitaman.
Perilaku : Burung ini hidup secara koloni, di dekat
koloni cangak terdapat medan untuk berkumpul. Pertama-tama hanya beberapa ekor
burung kemudian lama-lama menjadi banyak. Kadang-kadang bergerombol dengan
jenis burung pantai lainnya; Cangak awu mempunyai sifat penakut sehingga
sulit didekati. Pada waktu mengeram paruh berubah warna menjadi agar
kemerah-merahan atau merah tua. Burung cangak mencari ikan dengan menjulurkan
kepala dan paruh, berdiri dengan satu kaki pada perairan dangkal menunggu
ikan lewat.
Reproduksi : Cangak awu betina bertelur sebanyak 3-4
butir dalam satu musim, dengan ukuran sebesar telur itik. Telur diletakan didalam
sarang yang terbuat dari semak-semak atau di puncak pohon.
Pakan : Cangak awu di alam mencari pakan terutama di
air, yaitu ikan. Selain ikan makanan cangak awu yaitu hewan yang hidup di air
dan tikus.
Habitat : Cangak awu bersarang di pohon-pohon besar
di daerah pantai berlumpur, rawa-rawa, sawah yang letaknya tidak jauh dari
laut. Bertempat tinggal secara kelompok dalam satu pohon. Tersebar di Afrika,
Erasia sampai Philipina danSunda.
|
|
|
|
|
Nama Indonesia
|
: Julang Emas
|
Nama Inggris
|
: Wreathed hornbill,
|
Nama Latin
|
: Aceros undulatus
|
Klasifikasi
|
: Ordo Coraviiformes, Familia Bucerotidae.
|
Keterangan
|
:
Burung julang emas mempunyai ukuran, panjang tubuhnya
mencapai 100 cm, berekor putih. Pada burung jantan dan betina, punggung,
sayap dan perut berwarna hitam. Burung jantan kepalanya krem, bulu alis
kemerahan bergantung dari tengkuk, kantung leher kuning tidak berbulu dengan
strip hitam khas. Burung betina kepala dan leher hitam, kantung leher biru.
Pada jantan dan betina mempunyai mata berwarna kuning dengan kulit di
sekitarnya berwarna merah, paruh kuning dengan tanduk di atas paruh kecut
kerunyut, kaki hitam, mempunyai suara salakan seperti anjing, diulang-ulang
dan pendek parau.
Perilaku : Hidup berpasangan atau membuat kelompok,
terbang tinggi di atas hutan dengan kepakan sayap yang berat sambil mencari
pohon buah-buahan, sering berbaur dengan rangkok lain di pohon berbuah. Di
luar musim mengeram seperti pada umumnya burung julang emas, mereka membentuk
kelompok atau menempati tempat peristirahatan secara bersama-sama.
Reproduksi: Pada saat mengeram burung betina
dikurung dalam sarang yang terbuat dari lubang pohon dan ditutup dengan tanah
campur air liur. Sarang mempunyai lubang untuk memasukkan pakan dari burung
jantan. Jumlah telur yang dihasilkan 2 butir dan menetas setelah 28
hari.
Pakan : Di habitat alamnya burung julang emas
memakan buah-buahan sebagai pakan utama, juga serangga, cacing, burung kecil,
tikus kecil, kadal.
Habitat: Di hutan dataran rendah dan perbukitan
sampai ketinggian 2.000 m, tersebat di Kalimantan dan Sumatera. Di Jawa dan
Bali hanya di beberapa tempat.
|
|
|
Nama Indonesia
|
: Kangkareng Hitam
|
Nama Inggris
|
: Asian black hornbill,
|
Nama Latin
|
: Anthracoceros
|
Klasifikasi
|
: Ordo Coraciformes, Familia Bucerotidae.
|
Keterangan
|
:
Burung ini mempunyai ciri khas berupa paruh yang
besar dan melengkung kebawah dengan ketopang di atas paruhnya. Mempunyai bulu
yang berpola mencolok berwarna hitam. Panjang tubuhnya 75 cm. Bulu ekor
terluar berwarna putih. Pada burung jantan kadang-kadang ada strip putih
melewati mata sampai tengkuk. Mempunyai tiga jari mengarah ke depan dan yang
sebagian tumbuh bersambungan. Burung kangkareng mempunyai mata berwarna
coklat kemerahan, kulit sekitar mata berwarna merah, paruh dan tanduk
berwarna putih bagi yang jantan, dan tanduk berwarna hitam bagi yang betina,
mempunyai geraman yang serak.
Perilaku : Di luar musim mengeram mereka membentuk
kelompok dan dapat menempati tempat peristirahatan bersama 100 ekor rangkong
lainnya (membuat tempat peristirahatan yang sama). Burung kangkareng hitam
termasuk burung yang suka hiruk pikuk karena mereka memperdengarkan segala
macam bunyi siulan, kotekan, eraman dan auman. Biasanya mereka mencari makan
secara berpasangan pada tajuk atas dan tajuk tengah di hutan lebat.
Reproduksi : Burung kangkareng bertelur berjumlah 2
butir, berwarna putih krem dan ukurannya sebesar telur itik. Burung betina
bertelur di dalam sarang yang dibuat dari pohon yang berlubang, kemudian
ditutup dengan tanah dicampur air liurnya. Telur akan menetas setelah 28
hari.
Pakan : Di habitat aslinya burung kangkareng memakan
buah-buahan sebagai makanan utama, seperti buah beringin, palem, Selain itu
juga makan serangga, cacing, siput, katak, tikus dan kadal. Di Kebun Binatang
Gembira Loka burung ini diberi pakan pisang, pepaya dan daging sapi.
Habitat : Burung kangkareng jarang terdapat di hutan
primer, dataran rendah, hutan bekas tebangan dan hutan rawa. Tersebar di
Semenanjung Malaysia, Sumatera, Lingga, Belitung, Bangka dan Kalimantan.
|
|
|
|
|
Nama Indonesia
|
: Kasuari Gelambir Satu
|
Nama Inggris
|
: One-watted Cassowary,
|
Nama Latin
|
: Casuarius unap
|
Klasifikasi
|
: Ordo Casuariiformes,
Familia Casuariidae.
|
Keterangan
|
:
Burung besar ini tidak pandai terbang tapi mampu
berlari cepat, tinggi tubuhnya 1.60 m berat tubuhnya 55-85 kg. Bulunya
seperti ijuk keras, berwarna hitam mengkilap, kulit leher dan kepala tidak
berbulu, leher mempunyai warna yang menyolok yaitu biru dan hijau. Sayapnya
mengalami reduksi hingga panjangnya hanya 35 cm. Ekor juga mengalami reduksi.
Panjang kaki 45 cm, nampak kokoh dilengkapi dengan kuku jari tengah
yang tajam seperti pisau. Mempunyai kasu atau tulang tengkorak yang menjulang
keluar, bentuk simetris, abu-abu. Burung kasuari ini mempunyai gelambir
tunggal panjangnya 3 cm dan berwarna kuning, menggantung ke bawah dari
tenggorokan.
Perilaku : Satwa ini aktif pada pagi dan siang hari.
Kasuari termasuk burung yang pandai berenang, berlari dan melompat.
Burung kasuari mempunyai silat galak, agresil terutama saat melindungi telur
dan anak-anaknya. Kasuari termasuk hewan soliter, pada saat musim kawin saja
berpasangan. Kasuari betina mempunyai silat poliandri, dalam satu musim kawin
dapat mendapatkan 3 kali pejantan.
Reproduksi : Kasuari betina bertelur sebanyak 4-8
butir. Telur diletakkan di atas cekungan tanah di sela banir pohon, dengan
alas daun dan ranting tumbuhan. Pengeraman telur dilakukan oleh kasuari
jantan, perlu waktu 58-61 hari untuk menetas.
Pakan : Kasuari termasuk Irugilorus khusus yaitu
burung yang memakan buah yang berkualitas tinggi dan serangga; mencerna
bagian yang lunak dan tidak mencerna bijinya. Di alam paling sering makan
buah buni dan buah batu.
Habitat : Burung kasuari bergelambir satu terdapat
di hutan berawa sepanjang pantai dan disungai-sungai Irian serta pulau-pulau
yang berdekatan.
|
|
|
Nama Indonesia
|
: Kuaku Besar
|
Nama Inggris
|
: Great Argus,
|
Nama Latin
|
: Argusianus argus
|
Klasifikasi
|
: Ordo Galliformes,
Familia Phasianidae.
|
Keterangan
|
:
Burung ini mempunyai ukuran sangat besar, jantan
mempunyai panjang kira-kira 20 cm dan yang betina kira-kira 60 cm. Kuau
jantan ditandai .dengan bulu ekor yang panjang hanya dua lembar. Bulu ekor
ini tumbuh sempurna pada saat bereproduksi. Motif bulu ekor menyerupai
bulatan mata dengan kombinasi warna hitam dan putih. Begitu pula dengan
sayapnya. Bulu utama umumnya coklat karat dengan bintik kuning kebo dan hitam
yang berpola rumit. Kuau betina lebih kecil, ekor dan bulu sayap lebih
pendek, berwarna lebih gelap, tidak ada bintik mata seperti pada yang jantan.
Mata berwarna merah coklat, paruh kuning, kaki merah.
Perilaku : Semua kuau menghabiskan sebagian waktunya
untuk mencari makan , di permukaan tanah. Dengan tungkainya yang panjang kuau
mampu berlari jauh ~;. dan cepat. Tidur di atas pohon pada malam hari,
kadang-kadang memanggil .dari atas pohon pada siang hari. Jantan mempunyai
suara meledak-ledak dengan nada ganda nyaring "ku-wau", sering
merupakan sahutan terhadap pohon runtuh, suara petir atau suara jantan
lainnya.
Reproduksi : Kuau bersarang di tanah, dengan cara
menggali tanah di bawah perlindungan semak-semak. Dilantai hutan kuau jantan
menari membentuk lingkaran, bersuara dari tempat tinggalnya pada pagi hari
dengan gaya merak, memperagakan sayap dan ekor pada kuau betina yang
berkunjung.
Pakan : Di habitat aslinya kuau mencari pakan di
atas tanah berupa biji-bijian, cacing, serangga, kacang-kacangan, sayuran.
Habitat : Kuau besar biasanya menghuni hutan primer
terutama daerah lereng gunung yang curam dan kering atau berbukit-bukit
sampai ketinggian 3.640 m dari permukaan air laut. Tersebar di Malaysia,
Sumatera dan Kalimantan.
|
|
|
Nama Indonesia
|
: Merpati
|
Nama Inggris
|
: Rock Pigeon,
|
Nama Latin
|
: Calumba livia
|
Klasifikasi
|
: Ordo Columbiformes, Familia Columbidae
|
Keterangan
|
:
Bulu berwarna coklat, abu-abu atau inerah muda
dengan bercak-bercak kontras berwarna lebih cerah. Sayap dan ekornya
menunjukkan banyak variasi dan bentuk. Paruh kecil dan disebelah atas
terdapat tonjolan daging yang salah yang pada beberapa spesies membesar.
Tubuhnya gempal,lebih pendek, kepala kecil, tungkai pendek. Semua burung dara
peliharaan merupakan keturunan burung dara karang Eropa. Pada species liarnya
bersarang di tebing punggung karang, sehingga keturunannya yang
dikotapun bersarang di gedung bertingkat. Burung ini mempunyai dua jenis
pekikan, yaitu pekikan pemikat dan pekikan pameran. Di Kebun Binatang
Gembira Loka terdapat varitas merpati yaitu merpati pos dan merpati
keriting.
Perilaku : Hidup secara kelompok. Burung ini minum
dengan gerakan menghisap. Suatu hal yang tidak lazim pada burung yakni dengan
cara mencelupkan paruh ke air dan menyedotnya dengan jalan membungkam
tembolok. Burung jantan sering kali melakukan peragaan terbang untuk memikat
betina dengan terbang tinggi berputar-putar lalu menukik pulang ke tempat
asalnya dengan sayap dan ekor terentang.
Reproduksi : Bertelur di sarang, lubang di pohon
atau di bangunan-bangunan. Jumlah telor dua dan tak berbercak. Pengeraman
dilakukan secara bersama- sama oleh burung jantan dan betina. Pengeraman
selama 2,5 minggu.
Pakan : Pakan burung ini sangat bervariasi mencakup
buah-buahan semak, kacang-kacangan, biji pohon oak, apel, padi-padian, putik
tanaman dan daun-daunan.
Habitat : Tebing, mengalami adaptasi hidup di
bangunan-bangunan. Tersebar di seluruh penjuru dunia. Di Kalimantan koloninya
terdapat di Banjarmasin, Kuching, Kinabalu dan Samarinda.
|
|
|
|
|
Nama Indonesia
|
: Pelikan
|
Nama Inggris
|
: White Pelican,
|
Nama Latin
|
: Pelecanus conspicilla
|
Klasifikasi
|
: Ordo Pelecaniformes, Familia Pelecanidae.
|
Keterangan
|
:
Burung air yang sangat besar, mempunyai berat badan
berkisar antara 4,5-11 kg, dengan rentangan sayap 2,75 m. Burung ini biasanya
putih atau sebagian besar putih. Sayap dan ekor sebagian berwarna hitam.
Selama musim mengeram warna kulit yang sulah, paruh, kantung, tenggorok, dan
kaki menjadi lebih jelas. Burung pelikan mempunyai ciri-ciri khusus yaitu
antara lain paruh besar dan lurus, dilengkapi dengan kait pada ujungnya dan
kantong besar. Perbedaan morfologi antara jantan dan betina tidak jelas,
sehingga agak sukar membedakan pelikan jantan dengan pelikan betina.
Perilaku : Burung pelikan merupakan burung yang
hidup sosial, berkelompok dalam jumlah 50 sampai 40.000 berpindah dari tempat
yang satu ke tempat yang lain di daratan. Burung ini suka berenang di air,
pakan utamanya adalah ikan, sambil berenang pelikan menangkap ikan dengan
mudah, karena paruhnya yang bekerja serupa jala penangkap ikan. Paruhnya yang
menyerupai kantung tidak seperti jala yang berlobang tapi sangat lentur dan
mudah melar.
Reproduksi : Seekor pelikan mampu bertelur sebanyak
4 butir, telur berwarna putih dan berukuran besar. Telur-telur itu akan
menetas setelah dierami selam 30 hari. Pengeraman dan pemeliharaan dilakukan
oleh induk jantan dan betina secara baik, yaitu secara bergantian.
Pakan : Di alam burung pelikan memakan ikan dan cara
menangkapnya dengan cara menyendokan paruhnya kedalam air yang terdapat ikan.
Seekor pelikan dalam satu hari mampu memakan ikan seberat 6 kg.
Habitat : Pelikan suka hidup berkelompok dan
berenang di danau, rawa-rawa, sungai, lautan. Tersebar di Australia, Irian
kadang-kadang sampai Indonesia bagian barat.
|
|
|
Makasih banyak buat ilmunya :)
BalasHapusSudah membantu untuk tugas,hhe :)