LAPORAN HERBARIUM
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Luca
Ghini (1490, Casalfiumanese - 4 Mei 1556) adalah seorang dokter dan ahli botani
Italia, terkenal sebagai pencipta herbarium pertama yang tercatat, serta kebun
raya pertama di Eropa. Dalam botani, herbarium (jamak: herbarium) -
kadang-kadang dikenal dengan istilah herbar keinggeris-inggerisan - adalah
kumpulan spesimen tumbuhan diawetkan. Spesimen ini mungkin seluruh tanaman atau
bagian tanaman: ini biasanya akan berada dalam bentuk kering, dipasang pada
lembar, tapi tergantung pada material juga dapat disimpan dalam alkohol atau
pengawet lainnya. Istilah yang sama sering digunakan dalam ilmu jamur untuk
menggambarkan koleksi setara dengan jamur diawetkan. Istilah ini juga dapat
merujuk kepada bangunan dimana spesimen disimpan, atau lembaga ilmiah yang tidak
hanya menyimpan tetapi penelitian ini spesimen. Spesimen di herbarium yang
sering digunakan sebagai bahan referensi dalam menggambarkan taksa tanaman,
beberapa spesimen mungkin jenis
Ghini
lahir di Casalfiumanese, putra notaris, dan belajar kedokteran di University of
Bologna. Pada 1527 ia berceramah di sana pada tanaman obat, dan akhirnya
menjadi profesor. Dia pindah ke Pisa pada 1544, tetap menjaga rumahnya di
Bologna. Dia menciptakan herbarium pertama (Hortus siccus) pada tahun itu,
pengeringan tanaman sambil menekan mereka antara potongan kertas, kemudian
menempelkan ke karton. 1544 juga melihat pembentukan taman untuk tanaman hidup,
yang kemudian dikenal sebagai Orto Botanico di Pisa. The Orto Botanico di Pisa,
juga dikenal sebagai Orto Botanico dell'Università di Pisa, adalah sebuah taman
botani yang dioperasikan oleh University of Pisa, dan terletak di melalui Luca,
Ghini 5 Pisa, Italia. Ini adalah pagi hari kerja terbuka tanpa biaya.
Herbarium berasal dari kata “hortus dan botanicus”,
artinya kebun botani yang dikeringkan. Secara sederhana yang dimaksud herbarium
adalah koleksi spesimen yang telah dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistim
klasifikasi.
B.
Tujuan
1.
Untuk pendidikan
2.
Untuk pencarian atau
pelestarian keanekaragaman hayati
3.
Untuk hobi atau kesenian
C.
Manfaat
1.
Sebagai media
pembelajaran kepada siswa untuk menunjukkan macam-macam tanaman beserta
keterangannya
2.
Sebagagi koleksi
kenekaragaman hayati
3.
Sebagai pajangan atau
seni
4.
Sebagai pusat referensi;
merupakan sumber utama untuk identifikasi tumbuhan bagi para ahli taksonomi,
ekologi, petugas yang menangani jenis tumbuhan langka, pecinta alam, para
petugas yang bergerak dalam konservasi alam.
5.
Sebagai lembaga dokumentasi
merupakan koleksi yang mempunyai nilai sejarah, seperti tipe dari taksa baru,
contoh penemuan baru, tumbuhan yang mempunyai nilai ekonomi dan lain- lain.
6.
Sebagai pusat penyimpanan data,
ahli kimia memanfaatkannya untuk mempelajari alkaloid, ahli farmasi menggunakan
untuk mencari bahan ramuan untuk obat kanker, dan sebagainya (Arudewangga,
2010).
D.
Tahapan Pelaksanaan
1.
Alat dan Bahan
Beberapa
perlengkapan yang diperlukan untuk mengkoleksi tumbuhan di lapangan antara lain:
a. Gunting
Tanaman
b. Sasak
Tanaman
c. Buku
Catatan
d. Label
e. Pensil
f.
Koran Bekas
g. Plastik
Penutup
h. Tali
Pengikat
i.
Sterofom
j.
Doubletip
k. Alkohol
l.
Kamera
2.
Apa yang dikoleksi:
a. Tumbuhan
kecil harus dikoleksi seluruh organnya.
b. Tumbuhan
besar atau pohon, dikoleksi sebagian cabangnya dengan panjang 30-40 cm
sedangkan yang mempunyai organ lengkap: daun (minimal punya 3 daun untuk
melihat phylotaksis), bunga dan buah, diambil dari satu tumbuhan.
c. Untuk
pohon yang sangat tinggi, pengambilan organ generatifnya bisa dilakukan dengan
galah, ketapel atau menggunakan hewan, misalnya beruk.
d. Untuk pohon atau perdu kadang-kadang penting
untuk mengkoleksi kuncup (daun baru) karena kadang-kadang stipulanya mudah
gugur dan brakhtea sering ditemukan hanya pada bagian-bagian yang muda.
e. Tumbuhan
herba dikoleksi seluruh organnya kecuali untuk herba besar.
f.
Koleksi tumbuhan hidup, dianjurkan untuk ditanam di
kebun botani dan rumah kaca.
3.
Catatan lapangan
a. Catatan
lapangan segera dibuat setelah mengkoleksi tumbuhan, berisi
keterangan-keterangan tentang ciri-ciri tumbuhan tersebut yang tidak terlihat
setelah spesimen kering.
b. Beberapa
keterangan yang harus dicantumkan antara lain: lokasi, habitat, warna (bunga,
buah), bau, eksudat, pollinator (kalau ada), pemanfaatan secara lokal, nama
daerah dan sebagainya.
4.
Pengeringan spesies
a. Setelah
dilabel (etiket gantung) koleksi dimasukkan ke dalam lipatan kertas koran.
b. Dipulas
menggunakan alkohol 70% hingga basah lalu dikeringkan.
c. Pengeringan
dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: panas matahari, menggunakan kayu
bakar, arang dan dengan listrik.
5.
Proses pengeringan:
a. 5-10
spesies diapit dengan penekan atau sasak ukuran 45 x 35 cm. Untuk specimen yang
banyak, bisa digunakan karton atau aluminium berombak/beralur untuk mengapit
specimen sehingga tidak perlu mengganti-ganti kertas koran, diletakkan vertikal
b. Buah-buah
besar dipisah, dimasukkan ke dalam kantong, beri label dan keringkan terpisah.
c. Tumbuhan
yang sangat lunak dimasukkan ke dalam air mendidih beberapa menit untuk
membunuh jaringan dan mempercepat pengeringan.
d. Dibalik-balik
secara teratur, kertas diganti beberapa kali terutama hari pertama, kalau
specimen sudah kaku lebih ditekan lagi 1,5-2 hari specimen akan kering
6.
Pembuatan herbarium
a. Mounting
1) Spesimen
yang sudah kering dijahit atau dilem di atas kertas karton gunakan kertas yang
kuat atau tidak cepat rusak dan kaku, ukuran 29 x 43 cm
2) Untuk
tumbuhan palmae atau tumbuhan lain yang organnya besar, 1 spesimen dimounting
pada beberapa lembar kertas.
b. Labeling
1) Label
yang berisi keterangan-keterangan tentang tumbuhan tersebut diletakkan di sudut
kiri bawah atau sudut kanan bawah
2) Spesimen
dipisahkan sesuai dengan kelompoknya kemudian diidentifikasi dan dianjurkan
membuat lembar label kosong untuk kemungkinan perubahan nama.
c. Pengasapan
dan peracunan (fumigasi)
1) Sebelum
memasukkan spesimen ke herbarium terlebih dahulu harus diasap dengan karbon
bisulfida dalam ruangan tertentu.
2) Metode
lain dapat dilakukan dengan menambahkan kristal paradiklorobenzen. Umumnya
herbarium-herbarium melakukan fumigasi dengan interval 1, 2, 3 tahun.
3) Umumnya
spesimen disusun ke dalam kotak atau lemari khusus berdasarkan alphabet.
7. Pembuatan Herbarium Basah
a.
Tanaman yang akan dibuat
herbarium dicuci bersih kemudian dikeringanginkan
b.
Tanaman disemprot dengan
alcohol secara bertingkat dari alkohol konsentrasi 99,9%, 90%, 80%, kemudian
terakhir direndam dengan alkohol 70%.
BAB II
ISI
A.
Physalis
angulata (Ciplukan)
1.
Nama Ilmiah : Physalis angulata
Nama
Lokal : Ciplukan
2.
Gambar
Kolektor: Cahyo Yunus Setiawan (A 420080045)
a.
Sebelum dikeringkan
b.
Setelah dikeringkan
3.
Kunci Determinasi
1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b,
9b, 11b, 12b, 13b, 14a, 15a, 109b, 119b, 120b, 128b, 129b, 135b, 136b, 139b,
140b, 142b, 143b, 146a, 147b, 150b, 151b, 152b, 153a.........................................................Family 111. Solanaceae
1b, 3b, 5a .....………………………………….Genus 3. Physalis
Spesies Physalis angulata
4.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonnae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Marga : Physalis
Spesies : Physalis angulata
5.
Deskripsi
Physalis angulata adalah tumbuhan herba
anual (tahunan) dengan tinggi 0,1-1 m. Batang pokoknya tidak jelas, percabangan
menggarpu, bersegi tajam, berusuk, berongga, bagian yang hijau berambut pendek
atau boleh dikatakan gundul. Daunnya tunggal, bertangkai, bagian bawah tersebar,
di atas berpasangan, helaian berbentuk bulat telur-bulat memanjang-lanset
dengan ujung runcing, ujung tidak sama (runcing-tumpul-membulat-meruncing),
bertepi rata atau bergelombang-bergigi, 5-15 x 2,5-10,5 cm. Bunga tunggal, di ujung atau
ketiak daun, simetri banyak, tangkai bunga tegak dengan ujung yang mengangguk,
langsing, lembayung, 8-23 mm, kemudian tumbuh sampai 3 cm. Kelopak berbentuk
genta, 5 cuping runcing, berbagi, hijau dengan rusuk yang lembayung. Mahkota
berbentuk lonceng lebar, tinggi 6-10 mm, kuning terang dengan noda-noda coklat
atau kuning coklat, di bawah tiap noda terdapat kelompokan rambut-rambut pendek
yang berbentuk V. Tangkai benang sarinya kuning pucat, kepala sari seluruhnya
berwarna biru muda. Putik gundul, kepala putik berbentuk tombol, bakal buah 2
daun buah, banyak bakal biji. Buah ciplukan berbentuk telur, panjangnya sampai
14 mm, hijau sampai kuning jika masak, berurat lembayung, memiliki kelopak
buah.
Ciplukan adalah tumbuhan asli
Amerika yang kini telah tersebar secara luas di daerah tropis di dunia. Di Jawa
tumbuh secara liar di kebun, tegalan, tepi jalan, kebun, semak, hutan ringan,
tepi hutan. Ciplukan biasa tumbuh di daerah dengan ketinggian antara 1-1550 m
dpl.
Akar tumbuhan ciplukan pada umumnya
digunakan sebagai obat cacing dan penurun demam. Daunnya digunakan untuk
penyembuhan patah tulang, busung air, bisul, borok, penguat jantung, keseleo,
nyeri perut, dan kencing nanah. Buah ciplukan sendiri sering dimakan; untuk
mengobati epilepsi, tidak dapat kencing, dan penyakit kuning.
B.
Pepaya (Carica papaya)
1.
Nama lokal :
Pepaya
Nama
ilmiah : Carica papaya
2.
Gambar
Kolektor
: Faruq Najedi TW (A420 080 010)
a.
Sebelum dikeringkan
b.
Setelah dikeringkan
3.
Kunci Determinasi :
1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b,
9b, 10b, 11b, 12b, 13b, 14a, 15a, 109b, 119b, 120a, 121b, 124b, 125a,
126a………………… Familia. Caricaceae
4.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Subkelas : Dialypetalae
Ordo : Parietales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
Species : Carica papaya
5.
Deskripsi
Pepaya mempunyai habitus berupa herba berkayu atau semak
berbentuk pohon dengan batang yang lurus, dengan tipe batang yang herbaceus.
Bentuk batang tanaman Pepaya bulat berongga serta bergetah dan terdapat bekas
tangkai daun yang telah lepas pada permukaan kulit batangnya. Arah tumbuh
batang tegak lurus dengan percabangan yang monopodial. Daun berjejal pada ujung batang batang,
memilki tangkai daun yang panjang dengan bangun/helaian daun yang bulat. Ujung
daunnya runcing sementara pangkal daunnya bulat, dengan tipe daun yang
bercangap menyirip.
Pepaya merupakan tumbuhan poligami (polygamus) karena pada
tumbuhan ini terdapat bunga jantan, bunga betina dan bunga banci secara
bersama-sama. Tajuk bunga pada bunga jantan berbentuk terompet dan berwarna
putih kekuningan. Tenda bunganya keras dan berjumlah lima buah dan dilengkapi
dengan kelopak yang terletak pada lingkaran luar yang berwarna hijau, lebih
kecil dan lebih kasar daripada hiasan bunga yang terdapat disebelah dalam.
Bunga betina kebanyakan berdiri sendiri dengan daun mahkota yang lepas atau
hampir lepas serta berwarna putih kekuningan. Bakal buahnya beruang satu.
Buah Pepaya berbentuk bulat telur memanjang, berdaging dan
berisi cairan. Bijinya banyak dan dibungkus oleh selaput yang berisi cairan dan
di dalamnya berduri tempel berjerawat. Daunnya yang muda dan terutama buah yang
mentah berisi suatu enzim yang dinamakan papaine, yang mempunyai sifat
melarutkan putih telur (menghancurkan).
Aspek botani Pepaya yaitu buah yang sudah masak dapat
dimakan, rasanya manis bahkan ada pula yang terasa kurang manis/tawar,
sementara buah yang masih muda, bunga, maupun daunnya dapat dijadikan sebagai
sayuran.
Pepaya yang digunakan sebagai herbarium oleh praktikan
adalah Pepaya yang masih muda dan belum berbuah, dengan tinggi 45cm, batang
berongga berwarna hijau muda, daunnya berwarna hijau tua. Spesies ini diperoleh
di Desa Mendungan, Kelurahan Pabelan, Kecamatan Kartosuro, Sukoharjo pada
tanggal 21 Mei 2011.
C.
Solanum melongena (Terong Ungu)
1.
Nama Lokal : Terong Ungu
Nama Ilmiah :
Solanum melongena
2.
Gambar
Kolektor:
Leni Duwi Asih (A420 080 035)
a.
Sebelum dikeringkan
b.
Setelah dikeringkan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
Kunci determinasi
1b-2b-3b-4b-6b-7b-9a-41b-42b-43b-54a-55b-57b-58a…….……………………………………..…...fam. 111. Solanaceae
1b-3b-5b-6a……………………………………..….genus. 6. Solanum
3a………………………
…………………spesies Solanum melongena
4.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Sub
classis : Asteridae
Ordo : Solanales
Familia : Solanaceae
Genus : Solanum
Species : Solanum melongena
5.
Deskripsi
Terong merupakan tanaman perdu yang berhabitus annual,
sistem perakarannya adalah akar tunggang. Terong memiliki percabangan yang
simpodial pada saat dewasa dan monopodial pada saat muda. Arah tumbuh batangnya
tegak lurus dengan batang yang bulat dan permukaan yang kasar. Tata letak
daunnya adalah berseling dan bagian-bagian daunnya tidak lengkap. Bentuk daun
dari terong adalah membulat dengan pangkal dan ujung daun adalah berlekuk dan
meruncing serta tepi daunnya memiliki torehan-torehan. Bunga dari terong adalah
bersifat tunggal dengan buahnya yang sejati.
D.
Euphorbia milii
(Euphorbia)
1.
Nama Lokal : Euphorbia
Nama Ilmiah :
Euphorbia milii
2.
Gambar
Kolektor: Viska Maretta (A 420080009)
a.
Sebelum direndam alcohol
b. Setelah direndam alkohol
3.
Kunci determinasi
1b, 2b, 3b, 6b, 7b, 9b,
10b, 11b, 12b, 13b, 14b, 16a, 239a, 240b, 241a……………………………………………... Fam 67.
Euphorbiaceae
1a, 2a ……………………………………………
Genus 1. Euphorbia
Spesies Euphorbia milii
4.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Classis : Dicotyledoneae
Subclassis : Apetalae
Ordo : Euphorbiales
Family : Euphorbiaceae
Genus : Euphorbia
Spesies : Euphorbia
milii
5.
Deskripsi
Euphorbia
milii termasuk dala tumbuhan dicotyledoneae
yang berarti berkepaing dua. Termasuk tumbuhan terna dimana ketika masih muda
batang berupa herba ketika sudah tua batnagnya berkayu. Akar tunggang, daun
tunggal dan duduknya berhadapan sampai tersebar. Bunga berwarna kuning
kehijauan. Batang bergetah berwarna putih. Bunga berkelamin dua. Bunga jantan
dengan benang sari sama jumlahnyadengan daun-daun hiasan bunga. Bunga betina
dengan putik yang terdiri atas 3 daun buah dengan 3 tangkai putik yang bebas
berlekatan, bakal buah menumpang, beruang tiga, tiap ruang dengan 1 bakal biji.
Buah biasanya buah kendaga. Biji dengan endosperm yang besar, lembaga letaknya
sentral.
E.
Mirabilis
jalapa (Bunga pukul empat)
1. Nama
lokal : Bunga Pukul Empat
Nama ilmiah : Mirabilis
jalapa
2. Gambar
Pengambil data : Endah Rahayu
Tempat, tanggal : Kandangsapi, 1 Juni 2011
Habitat : Di pekarangan rumah
a.
Sebelum dikeringkan
3. Kunci
Determinasi
1b, 2b, 3b, 6b, 7b, 9b,
10b, 11b, 12b, 13b, 14a, 15a, 109b, 119b, 120b, 128b, 129b, 135b, 136b, 139b,
140b, 142b, 143b, 147a, 150b, 151b, 152a,……………………………………………...…Famili
Nyctaginaceae
1b, 2a,…………………………………./………………..Genus
Mirabilis
1a,………………………………………………Spesies Mirabilis jalapa
4. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub
divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Caryophyllales
Famili : Nyctaginaceae
Genus : Mirabilis
Spesies : Mirabilis jalapa
5.
Deskripsi
Mirabilis jalapa (bunga pukul
empat) merupakan tumbuhan yang berupa semak, semusim, tinggi 50-80
cm. Batangnya tegak, bulat,
permukan licin, pada buku tumbuh daun dan cabang, putih. Akarnya tunggang dan putih. Daun termasuk daun tunggal, segi tiga, panjang 5-8 cm lebar 5-10
cm, ujung meruncing, pangkal tumpul, tepi rata, pertulangan menyirip, hijau
keputih-putihan. Bunga tungal,
bentuk terompet, di ujung batang, benang sari enam, pipih, merah, tangkai sari
melengkung ke dalam, panjang ± 3 cm, mahkota 5 cm, diameter 1-1,5 crn, daun
pelindung bagian bawah menjadi satu, segi tiga, ujung bertaju lima, kuning. Buahnya kecil, keras, permukaan
berkerut, diameter ±5 mm,bagian dalam putih dan lunak, hitam, berbentuk telur,
dapat di buat bedak.kulit umbinya berwarna coklat kehitaman, bentuk bulat
memanjang, panjang 7 cm-9 cm dengan diameter 2 cm- 5 cm, isi umbi berwarana putih.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1.
Herbarium
adalah koleksi spesimen yang telah dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan
sistem klasifikasi
2.
Pengawetan tanaman dapat
dilakukan secara basah maupun kering
3.
Pada laporan ini,
tanaman yang diawetkan antara lain
a.
Physalis
angulata (Ciplukan)
b.
Pepaya (Carica papaya)
c.
Solanum melongena (Terong Ungu)
d.
Euphorbia milii (Euphorbia)
e.
Mirabilis
jalapa (Bunga Pukul Empat)
B.
SARAN
1.
Dalam pembuatan herbarium
basah, hendaknya diperhatikan kemampuan masing-masing bagian tanaman untuk
direndam dalam alkohol apakah zat warna di dalamnya mudah larut atau tidak
2.
Dalam pembuatan
herbarium basah, hendaknya menggunakan larutan formalin daripada alkohol,
karena formalin lebih bisa mengawetkan dan mengeraskan jaringan ynag berada
pada tumbuhan daripada alkohol yang lebih mudah melarutkan zat warna tanaman.
3.
Dalam pembuatan
herbarium kering, sebaiknya tidak dikeringkan terpapar langsung di bawah sinar
matahari, sebaiknya ditutup atasnya menggunakan kertas karena struktur yang
dihasilkan akan lebih bagus dan wanranya tidak terlalu “gosong”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar