Senin, 08 Oktober 2012

ORDO AVES






1. Ordo Galliformes

Nama Indonesia
: Ayam Hutan Merah
Nama Inggris
: Red Jungle Fowl
Nama Latin
: Gallus gallus
Klasifikasi
: Ordo Galliformes, Familia Gallidae.
Keterangan
:
Ayam hutan ini mempunyai ukuran agak besar, panjang ayam jantan 70 cm dan ayam betina 42 cm. Ayam jantan mempunyai jengger, gelambir dan muka merah. Bulu tengkuk, penutup ekor dan bulu primer berwarna biru perunggu. Mantel coklat beragam dan mempunyai bulu ekor panjang. Penutup sayap hitam kehijauan berkilau. Tubuh bagian bawah hijau gelap. Ayam betina berwarna coklat suram, dengan variasi warna hitam pada leher dan tengkuk. Mata berwarna merah, kaki berwarna abu-abu kebiruan. Ayam ini merupakan nenek moyang ayam peliharaan. Ayam ini mengalami domestikasi menjadi ayam kampung.
Perilaku : Ayam kadang-kadang bersifat soliter, kadang berkumpul dengan ayam-ayam betina atau ayam jantan lainnya. Mempunyai kebiasaan menghabiskan sebagian besar waktunya dengan mengkais-kais tanah dengan kakinya yang kuat untuk mencari makan, dan juga berjalan-jalan di tanah. Aktivitas dilakukan pada pagi hari dan sore hari, bila malam ayam bertengger di atas pohon untuk beristirahat.
Reproduksi : Ayam betina bertelur 4-5 butir telur berwarna putih kemerahan. Pengeraman telur dilakukan oleh ayam betina. Waktu pengeraman 21-25 hari. Sarang dibuat dari jerami dan ranting-ranting pohon, diletakkan di atas tanah.
Pakan : Ayam mencari pakan di atas tanah dengan mengkais-kais tanah. Pakannya berupa buah-buahan, biji-bijiarl; insecta dan hewan-hewan kecil.
Habitat : Hutan tropika basah, savana. Banyak dijumpai di Sumatera sampai ketinggian 900 m tersebar di Jawa. Jarang terdapat di dataran rendah.





2. Ordo Psittaciformes
sml_bayan.jpg

Nama Indonesia
: Bayan
Nama Inggris
: Eclectus Parrot
Nama Latin
: Eclectus roratus
Klasifikasi
: Ordo Psittaciformes, Familia Psittacidae.
Keterangan
:
Diskripsi : Burung bayan ini mahir memanjat karena struktur kakinya yang terdiri dari dua pasang jari kaki, yang sepasang menghadap ke depan dan yang lainnya menghadap ke belakang. Burung bayan mempunyai ukuran tubuh yang besar. Burung bayan betina berwarna merah, sedangkan yang jantan berwarna hijau, dengan paruh kuning. Burung bayan mempunyai tata warna bulu yang cemerlang.  Burung  ini disukai oleh peminat dan pemelihara burung karena keindahan bulunya dan mudah beradaptasi dengan kehidupan kurungan.
Perilaku : Burung bayan ini saling suka merawat bulu dengan burung bayan  lainnya. Burung in suka memanjat teralis kandang dan memegang teralis dengan paruhnya.
Reproduksi : Burung bayan bersarang dalam lubang-Iubang pohon dengan hasil telur 2-4 butir telur.
Pakan : Burung bayan memakan berbagai macam buah-buahan, kacang-kacangan, sayuran dan biji-bijian.
Habitat : Hutan dan perkebunan yang tersebar di Irian, Maluku Tengah, Australia, P. Soloman.



3. Ordo Anseriformes
sml_bebekputih.jpg

Nama Indonesia
: Bebek Putih
Nama Inggris
: White duck
Nama Latin
: Anas domestica
Klasifikasi
: Ordo Anseriformes, Familia Anatidae
Keterangan
:
Burung ini mempunyai ukuran yang besar, panjang tubuhnya mencapai 45 cm. Mempunyai bulu berwarna putih seluruhnya. Mempunyai kaki yang pendek, diantara jari kaki terdapat selaput renang. Antara itik jantan dan betina tidak mempunyai perbedaan warna bulu, sehingga sulit membedakan  antara jantan dan betina.
Perilaku : Termasuk itik perenang, yaitu itik sejati. Itik ini suka sekali berenang dan hanya menyelam dalam keadaan yang luar biasa. Memperoleh pakannya dari permukaan air, tanah lembab atau vegetasi. Hidup secara berkelompok. Mencari pakan juga secara berkelompok.
Reproduksi : Itik betina bertelur 8-10 butir, dengan warna telur krem. Telur diletakkan pada sarang di atas tanah atau di lubang pohon. Pengeraman dilakukan oleh itik betina. Lama pengeraman sekitar 21-25 hari.
Pakan : Itik mencari makanan di atas permukaan air dan juga di atas permukaan tanah. Pakan yang di makan di alamnya adalah sayur-sayuran, dan invertebrata.
Habitat : Itik ini ditemukan sebagian atau berkelompok kecil pada sungai, mangrove dan di pedalaman jauh.



4. Ordo Passeriformes


sml_beo.jpg


Nama Indonesia
: Beo
Nama Inggris
: Hill Myha
Nama Latin
: Gracula religiosa
Klasifikasi
: Ordo Passeriformes, Familia Sturnidae.
Keterangan
:
Burung ini mempunyai ukuran panjang tubuh sekitar 30 cm. Berwarna hitam berkilau, bercak sayap putih mencolok, cuping kuning khas pada sisi kepala. Mata coklat tua, paruh jingga, kaki kuning. Burung ini termasuk burung darat, mernpunyai tiga jari kaki depan dan satu di belakang yang sama panjangnya, sehingga sangat efisien untuk berjalan atau melompat, dan bertengger. Nyanyiannya memainkan peranan penting dalarn kehidupannya. Burung  ini mampu menirukan suara dengan baik beraneka ragarn suara  spesies  hewan lain dan manusia. Suara yang dikeluarkan keras, jelas dan menusuk.
Perilaku : Burung ini hidup berpasangan, kadang-kadang berkumpul dalam kelompok. Burung ini tinggal di atas pohon-pohon yang tinggi. Burung ini mencari pakan di tanah dan dapat berjalan dan berlari dengan mudah sekali, kalau terbang lempang dan cepat.
Reproduksi : Burung beo bertelur tiga sampai empat butir dan diletakkan di sarangnya di lubang pohon. Di P. Jawa musirn kawin burung ini belum pernah dilaporkan, tetapi di laporkan di Kalimantan dan Sumatra musirn kawin burung ini bulan Februari dan Maret .
Pakan : Di habitat aslinya burung beo memakan buah-buahan dan serangga,
Habitat : Burung beo hidup di daerah terbuka dekat pernukiman manusia, padang rumput, sawah, kebun kelapa dekat pantai dan hanya sedikit yang hidup di hutan karena adanya penangkapan dan kerusakan habitat, tersebar di Jawa, Bali, Sumatera dan Kalimantan.


5. Ordo Falconiformes
sml_bido.jpg
Nama Indonesia
: Bido
Nama Inggris
: Crested Serpent-eagle,
Nama Latin
: Spilornis che
Klasifikasi
: Ordo Falconiformes, Familia Accipitridae.
Keterangan
:
Burung bido secara keseluruhan berwarna coklat gelap, bintik-bintik putih pada sayap, dada, dan kepala bagian belakang. Saat terbang akan kelihatan garis putih melintang pada sayap dan ekor. Jambulnya pendek dan lebar berwarna hitam dan putih. Ciri khasnya adalah kulit kuning tanpa bulu diantara  mata dan paruh, ekor bagian ujung membulat. Mempunyal ukuran tubuh sedang, mernpunyai rentang sayap 75-110 cm. Seperti pada jenis Falconiformes yang lain, burung bido juga mernpunyai paruh bengkok yang tebal dan pada ujungnya menebal yang disebut sere. Mata berwarna kuning, paruh coklat abu-abu, kaki berwarna kuning.
Perilaku : Sering terlihat burung bido terbang melingkar di atas hutan atau perkebunan. Burung bido sering saling memanggil. Pada saat bercumbu, pasangan memperlihatkan gerakan aerobatik yang menakjubkan walaupun tidak terlalu gesit. Sering bertengger pada dahan yang besar di hutan yang teduh sambil mengamati permukaan tanah di bawahnya. Burung bido mencari mangsa pada siang hari.
Reproduksi : Bido betina bertelur satu atau dua butir berwarna putih. Musim kawin satu kali selama setahun. Jumlah anak burung yang dihasilkan setiap tahun oleh pasangan yang secara rata-rata kurang dari satu ekor setiap tahun.
Pakan : Burung bido mencari mangsa pada siang hari. Biasanya di alam  burung  ini akan memakan ular, kadal, katak Invertebrata, dan Mammalia kecil.
Habitat : Terdapat diseluruh Jawa dan mungkin merupakan elang yang paling umum di daerah berhutan sampai pada ketinggian 1900 m. Tersebar di India, Cina Selatan, Asia Tenggara, Palawan dan Jawa.



6. Ordo Ciconiformes
sml_blekoksawah.jpg
Nama Indonesia
: Blekok Sawah
Nama Inggris
: Javan pond heron,
Nama Latin
: Ardeola speciosa
Klasifikasi
: Ordo Ciconiformes, Famili Ardeidae. .
Keterangan
:
Ukuran tubuh kecil, mempunyai panjang 45 cm, warna coklat redup gelap, mempunyai sayap putih. Pada musim kawin, kepala dan dada berwarna coklat kuning tua dan kembali mendekali hitam. Selain itu ada coretan gambar di bawah atas lainnya. Mata terlihat kuning, paruh kuning dengan hitam tipis. Ketika terbang sayap terlihat sangat kontras dengan warna punggung yang gelap.  Burung ini mengeluarkan suara "krak" yang menguak jika merasa terganggu.
Perilaku : Terbang dalam dua tiga kelompok setiap malam, dengan kepakan sayap yang terlihat perlahan-lahan, menuju tempat peristirahatan. Burung ini bersarang secara bersama-sama, membentuk kelompok dengan burung air lainnya. Pada saat menunggu mangsa burung ini berdiri diam-diam dengan posisi rendah dan kepala di tarik kembali. Setiap sore terbang ke sarang dengan kepakan sayap yang perlahan-lahan, berpasangan atau bertigaan, beramai-ramai.
Reproduksi : Burung betina bertelur sebanyak 2-3 butir, warnanya kekuning-kuningan dalam kelompok dengan beberapa species lain, sarang di bangun pada dahan-dahan pohon dan diluarnya selalu banyak air. Musim kawin di Jawa dari bulan Desember sampai Mei.
Pakan : Di habitat alamnya burung blekok sawah mencari pakan yang berupa ikan, katak dan Insecta air.
Habitat : Burung blekok hidup secara sendiri-sendiri atau berkelompok di sawah atau area yang banyak mengandung air dan pakan. Tersebar di Semenanjung Malaysia, Indocina, Sulawesi dan Sunda Besar.
sml_burunghantu.jpg


7. Ordo Strigiformes


Nama Indonesia
: Burung Hantu
Nama Inggris
: Buffy fish-owl,
Nama Latin
: Ketupa ketupu
Klasifikasi
: Ordo Strigiformes, Familia Strigdae.
Keterangan
:
Berukuran panjang 45 cm, berwarna coklat kekuningan dengan berkas telinga mencolok. Tubuh bagian atas coklat, bercoretan hitam, pinggiran kuning tua. Tubuh bagian bawah kuning merah bata dengan coretan hitam tebal. Mata berwarna kuning terang, paruh abu-abu, kaki kuning. Burung ini mempunyai  bulu yang sangat empuk, ekor pendek, kepala besar dan bulat. Matanya besar  mengarah ke depan. Paruhnya berkait dan cakarnya tajam. Burung hantu pada tengah malam tidak henti-hentinya mengeluarkan pekikan dari dalam liang, dan burung hantu mengeluarkan pekikan sambil terbang mengelilingi sarang.
Perilaku : Burung hantu mencari pakan pada malam hari. Selain itu juga harus mempertahankan wilayahnya dari serangan saingannya. Burung hantu tidak dapat memutar matanya sehingga harus memutar kepalanya jika ingin mengikuti gerakan suatu benda, membuat putaran 2700 bukan suatu masalah. Burung hantu berkomunikasi dengan mengeluarkan suaranya yang serak. Burung hantu gemar mandi dan berdiri diam lama di air.
Reproduksi : Burung hantu betina bertelur berjumlah 1-14 butir, diletakkan di dalam liang sarangnya. Telur dierami oleh burung betina, sedangkan burung jantan mencari pakan untuk betina. Masa pengeraman 4-5 minggu.
Pakan : Burung hantu di alamnya memangsa tikus kecil yang tinggal di tanah, reptil, binatang melata, katak, ikan, udang, cacing tanah, serangga besar. Di Kebun Binatang Gembira Loka burung hantu diberi pakan daging sapi sebanyak 2 ons. .
Habitat : Burung hantu pada malam hari lebih menyukai daerah terbuka di luar hutan lahan berhutan, pekarangan, sawah atau pinggiran sungai. Tersebar di Asia Tenggara, Kalimantan, Sumatera, Nias, Jawa dan Bali.

8. Ordo
Nama Indonesia
Ticoniformes
: Cangak Awu
Nama Inggris
: Grey Heron,
Nama Latin
: Ardea cinerea
Klasifikasi
: Ordo Ticoniformes, Familia Ardeidae.
Keterangan
:
Burung ini berukuran besar. Panjang badan dari ujung paruh sampai ujung ekor dapat mencapai 95 cm. Berwarna putih, abu-abu dan hitam. Burung cangak mempunyai jambul, bulu berbentuk pisau lancip, memiliki kaki dan jari kaki yang panjang dan besar dengan ujung yang runcing. Paruh berwarna gading tua dengan bagian dasar berwarna kuning dan ujung paruh agak pucat kekuningan. Warna bulu bagian kepala putih. Dari belakang mata sampai tengkuk terdapat warna hitam. Bulu kakinya putih dengan sedikit kekuning-kuningan pada sisinya. Bulu sayap berwarna hitam. Mata berwarna kuning, paruh kuning, kaki kehitaman.
Perilaku : Burung ini hidup secara koloni, di dekat koloni cangak terdapat medan untuk berkumpul. Pertama-tama hanya beberapa ekor burung kemudian lama-lama menjadi banyak. Kadang-kadang bergerombol dengan jenis burung pantai lainnya; Cangak awu mempunyai sifat penakut sehingga sulit didekati. Pada waktu mengeram paruh berubah warna menjadi agar kemerah-merahan atau merah tua. Burung cangak mencari ikan dengan menjulurkan kepala dan paruh, berdiri dengan satu kaki pada perairan dangkal menunggu ikan lewat.
Reproduksi : Cangak awu betina bertelur sebanyak 3-4 butir dalam satu musim, dengan ukuran sebesar telur itik. Telur diletakan didalam sarang yang terbuat dari semak-semak atau di puncak pohon.
Pakan : Cangak awu di alam mencari pakan terutama di air, yaitu ikan. Selain ikan makanan cangak awu yaitu hewan yang hidup di air dan tikus.
Habitat : Cangak awu bersarang di pohon-pohon besar di daerah pantai berlumpur, rawa-rawa, sawah yang letaknya tidak jauh dari laut. Bertempat tinggal secara kelompok dalam satu pohon. Tersebar di Afrika, Erasia sampai Philipina danSunda.







9. Ordo Coraviiformes
sml_julangemas.jpg

Nama Indonesia
: Julang Emas
Nama Inggris
: Wreathed hornbill,
Nama Latin
: Aceros undulatus
Klasifikasi
: Ordo Coraviiformes, Familia Bucerotidae.
Keterangan
:
Burung julang emas mempunyai ukuran, panjang tubuhnya mencapai 100 cm, berekor putih. Pada burung jantan dan betina, punggung, sayap dan perut berwarna hitam. Burung jantan kepalanya krem, bulu alis kemerahan bergantung dari tengkuk, kantung leher kuning tidak berbulu dengan strip hitam khas. Burung betina kepala dan leher hitam, kantung leher biru. Pada jantan dan betina mempunyai mata berwarna kuning dengan kulit di sekitarnya berwarna merah, paruh kuning dengan tanduk di atas paruh kecut kerunyut, kaki hitam, mempunyai suara salakan seperti anjing, diulang-ulang dan pendek parau.
Perilaku : Hidup berpasangan atau membuat kelompok, terbang tinggi di atas hutan dengan kepakan sayap yang berat sambil mencari pohon buah-buahan, sering berbaur dengan rangkok lain di pohon berbuah. Di luar musim mengeram seperti pada umumnya burung julang emas, mereka membentuk kelompok atau menempati tempat peristirahatan secara bersama-sama.
Reproduksi: Pada saat mengeram burung betina dikurung dalam sarang yang terbuat dari lubang pohon dan ditutup dengan tanah campur air liur. Sarang mempunyai lubang untuk memasukkan pakan dari burung jantan. Jumlah telur  yang dihasilkan 2 butir dan menetas setelah 28 hari.
Pakan : Di habitat alamnya burung julang emas memakan buah-buahan sebagai pakan utama, juga serangga, cacing, burung kecil, tikus kecil, kadal.
Habitat: Di hutan dataran rendah dan perbukitan sampai ketinggian 2.000 m, tersebat di Kalimantan dan Sumatera. Di Jawa dan Bali hanya di beberapa  tempat.



10. Ordo Coraciformes
sml_kangkarenhitam.jpg

Nama Indonesia
: Kangkareng Hitam
Nama Inggris
: Asian black hornbill,
Nama Latin
: Anthracoceros
Klasifikasi
: Ordo Coraciformes, Familia Bucerotidae.
Keterangan
:
Burung ini mempunyai ciri khas berupa paruh yang besar dan melengkung kebawah dengan ketopang di atas paruhnya. Mempunyai bulu yang berpola mencolok berwarna hitam. Panjang tubuhnya 75 cm. Bulu ekor terluar berwarna putih. Pada burung jantan kadang-kadang ada strip putih melewati mata sampai tengkuk. Mempunyai tiga jari mengarah ke depan dan yang sebagian tumbuh bersambungan. Burung kangkareng mempunyai mata berwarna coklat kemerahan, kulit sekitar mata berwarna merah, paruh dan tanduk berwarna putih bagi yang jantan, dan tanduk berwarna hitam bagi yang betina, mempunyai geraman yang serak.
Perilaku : Di luar musim mengeram mereka membentuk kelompok dan dapat menempati tempat peristirahatan bersama 100 ekor rangkong lainnya (membuat tempat peristirahatan yang sama). Burung kangkareng hitam termasuk burung yang suka hiruk pikuk karena mereka memperdengarkan segala macam bunyi siulan, kotekan, eraman dan auman. Biasanya mereka mencari makan secara berpasangan pada tajuk atas dan tajuk tengah di hutan lebat.
Reproduksi : Burung kangkareng bertelur berjumlah 2 butir, berwarna putih krem dan ukurannya sebesar telur itik. Burung betina bertelur di dalam sarang yang dibuat dari pohon yang berlubang, kemudian ditutup dengan tanah dicampur air liurnya. Telur akan menetas setelah 28 hari.
Pakan : Di habitat aslinya burung kangkareng memakan buah-buahan sebagai makanan utama, seperti buah beringin, palem, Selain itu juga makan serangga, cacing, siput, katak, tikus dan kadal. Di Kebun Binatang Gembira Loka burung ini diberi pakan pisang, pepaya dan daging sapi.
Habitat : Burung kangkareng jarang terdapat di hutan primer, dataran rendah, hutan bekas tebangan dan hutan rawa. Tersebar di Semenanjung Malaysia, Sumatera, Lingga, Belitung, Bangka dan Kalimantan.








11. Ordo Casuariiformes
sml_kasuari.jpg

Nama Indonesia
: Kasuari Gelambir Satu
Nama Inggris
: One-watted Cassowary,
Nama Latin
: Casuarius unap
Klasifikasi
: Ordo Casuariiformes, Familia Casuariidae.
Keterangan
:
Burung besar ini tidak pandai terbang tapi mampu berlari cepat, tinggi tubuhnya 1.60 m berat tubuhnya 55-85 kg. Bulunya seperti ijuk keras, berwarna hitam mengkilap, kulit leher dan kepala tidak berbulu, leher mempunyai warna yang menyolok yaitu biru dan hijau. Sayapnya mengalami reduksi hingga panjangnya hanya 35 cm. Ekor juga mengalami reduksi. Panjang kaki 45 cm,  nampak kokoh dilengkapi dengan kuku jari tengah yang tajam seperti pisau. Mempunyai kasu atau tulang tengkorak yang menjulang keluar, bentuk simetris, abu-abu. Burung kasuari ini mempunyai gelambir tunggal panjangnya 3 cm dan berwarna kuning, menggantung ke bawah dari tenggorokan.
Perilaku : Satwa ini aktif pada pagi dan siang hari. Kasuari termasuk burung  yang pandai berenang, berlari dan melompat. Burung kasuari mempunyai silat galak, agresil terutama saat melindungi telur dan anak-anaknya. Kasuari termasuk hewan soliter, pada saat musim kawin saja berpasangan. Kasuari betina mempunyai silat poliandri, dalam satu musim kawin dapat mendapatkan 3 kali pejantan.
Reproduksi : Kasuari betina bertelur sebanyak 4-8 butir. Telur diletakkan di atas cekungan tanah di sela banir pohon, dengan alas daun dan ranting tumbuhan. Pengeraman telur dilakukan oleh kasuari jantan, perlu waktu 58-61 hari untuk menetas.
Pakan : Kasuari termasuk Irugilorus khusus yaitu burung yang memakan buah  yang berkualitas tinggi dan serangga; mencerna bagian yang lunak dan tidak mencerna bijinya. Di alam paling sering makan buah buni dan buah batu.
Habitat : Burung kasuari bergelambir satu terdapat di hutan berawa sepanjang pantai dan disungai-sungai Irian serta pulau-pulau yang berdekatan.



12. Ordo Galiiformes
sml_kuakubesar.jpg

Nama Indonesia
: Kuaku Besar
Nama Inggris
: Great Argus,
Nama Latin
: Argusianus argus
Klasifikasi
: Ordo Galliformes, Familia Phasianidae.
Keterangan
:
Burung ini mempunyai ukuran sangat besar, jantan mempunyai panjang kira-kira 20 cm dan yang betina kira-kira 60 cm. Kuau jantan ditandai .dengan bulu ekor yang panjang hanya dua lembar. Bulu ekor ini tumbuh sempurna pada saat bereproduksi. Motif bulu ekor menyerupai bulatan mata dengan kombinasi warna hitam dan putih. Begitu pula dengan sayapnya. Bulu utama umumnya coklat karat dengan bintik kuning kebo dan hitam yang berpola rumit. Kuau betina lebih kecil, ekor dan bulu sayap lebih pendek, berwarna lebih gelap, tidak ada bintik mata seperti pada yang jantan. Mata berwarna merah coklat, paruh kuning, kaki merah.
Perilaku : Semua kuau menghabiskan sebagian waktunya untuk mencari makan , di permukaan tanah. Dengan tungkainya yang panjang kuau mampu berlari jauh ~;. dan cepat. Tidur di atas pohon pada malam hari, kadang-kadang memanggil .dari atas pohon pada siang hari. Jantan mempunyai suara meledak-ledak dengan nada ganda nyaring "ku-wau", sering merupakan sahutan terhadap pohon runtuh, suara petir atau suara jantan lainnya.
Reproduksi : Kuau bersarang di tanah, dengan cara menggali tanah di bawah perlindungan semak-semak. Dilantai hutan kuau jantan menari membentuk lingkaran, bersuara dari tempat tinggalnya pada pagi hari dengan gaya merak, memperagakan sayap dan ekor pada kuau betina yang berkunjung.
Pakan : Di habitat aslinya kuau mencari pakan di atas tanah berupa biji-bijian, cacing, serangga, kacang-kacangan, sayuran.
Habitat : Kuau besar biasanya menghuni hutan primer terutama daerah lereng gunung yang curam dan kering atau berbukit-bukit sampai ketinggian 3.640 m dari permukaan air laut. Tersebar di Malaysia, Sumatera dan Kalimantan.





13. Ordo Columbiformes
sml_merpati.jpg

Nama Indonesia
: Merpati
Nama Inggris
: Rock Pigeon,
Nama Latin
: Calumba livia
Klasifikasi
: Ordo Columbiformes, Familia Columbidae
Keterangan
:
Bulu berwarna coklat, abu-abu atau inerah muda dengan bercak-bercak kontras berwarna lebih cerah. Sayap dan ekornya menunjukkan banyak  variasi dan bentuk. Paruh kecil dan disebelah atas terdapat tonjolan daging yang salah yang pada beberapa spesies membesar. Tubuhnya gempal,lebih pendek, kepala kecil, tungkai pendek. Semua burung dara peliharaan merupakan keturunan burung dara karang Eropa. Pada species liarnya bersarang di tebing  punggung karang, sehingga keturunannya yang dikotapun bersarang di gedung bertingkat. Burung ini mempunyai dua jenis pekikan, yaitu pekikan pemikat dan  pekikan pameran. Di Kebun Binatang Gembira Loka terdapat varitas merpati  yaitu merpati pos dan merpati keriting.
Perilaku : Hidup secara kelompok. Burung ini minum dengan gerakan menghisap. Suatu hal yang tidak lazim pada burung yakni dengan cara mencelupkan paruh ke air dan menyedotnya dengan jalan membungkam tembolok. Burung jantan sering kali melakukan peragaan terbang untuk memikat betina dengan terbang tinggi berputar-putar lalu menukik pulang ke tempat asalnya dengan sayap dan ekor terentang.
Reproduksi : Bertelur di sarang, lubang di pohon atau di bangunan-bangunan. Jumlah telor dua dan tak berbercak. Pengeraman dilakukan secara bersama- sama oleh burung jantan dan betina. Pengeraman selama 2,5 minggu.
Pakan : Pakan burung ini sangat bervariasi mencakup buah-buahan semak, kacang-kacangan, biji pohon oak, apel, padi-padian, putik tanaman dan daun-daunan.
Habitat : Tebing, mengalami adaptasi hidup di bangunan-bangunan. Tersebar di seluruh penjuru dunia. Di Kalimantan koloninya terdapat di Banjarmasin, Kuching, Kinabalu dan Samarinda.





14. Ordo Pelecaniformes
sml_pelikan.jpg
Nama Indonesia
: Pelikan
Nama Inggris
: White Pelican,
Nama Latin
: Pelecanus conspicilla
Klasifikasi
: Ordo Pelecaniformes, Familia Pelecanidae.
Keterangan
:
Burung air yang sangat besar, mempunyai berat badan berkisar antara 4,5-11 kg, dengan rentangan sayap 2,75 m. Burung ini biasanya putih atau sebagian besar putih. Sayap dan ekor sebagian berwarna hitam. Selama musim mengeram warna kulit yang sulah, paruh, kantung, tenggorok, dan kaki menjadi lebih jelas. Burung pelikan mempunyai ciri-ciri khusus yaitu antara lain paruh besar dan lurus, dilengkapi dengan kait pada ujungnya dan kantong besar. Perbedaan morfologi antara jantan dan betina tidak jelas, sehingga agak sukar membedakan pelikan jantan dengan pelikan betina.
Perilaku : Burung pelikan merupakan burung yang hidup sosial, berkelompok dalam jumlah 50 sampai 40.000 berpindah dari tempat yang satu ke tempat yang lain di daratan. Burung ini suka berenang di air, pakan utamanya adalah ikan, sambil berenang pelikan menangkap ikan dengan mudah, karena paruhnya yang bekerja serupa jala penangkap ikan. Paruhnya yang menyerupai kantung tidak seperti jala yang berlobang tapi sangat lentur dan mudah melar.
Reproduksi : Seekor pelikan mampu bertelur sebanyak 4 butir, telur berwarna putih dan berukuran besar. Telur-telur itu akan menetas setelah dierami selam 30 hari. Pengeraman dan pemeliharaan dilakukan oleh induk jantan dan betina secara baik, yaitu secara bergantian.
Pakan : Di alam burung pelikan memakan ikan dan cara menangkapnya dengan cara menyendokan paruhnya kedalam air yang terdapat ikan. Seekor pelikan dalam satu hari mampu memakan ikan seberat 6 kg.
Habitat : Pelikan suka hidup berkelompok dan berenang di danau, rawa-rawa, sungai, lautan. Tersebar di Australia, Irian kadang-kadang sampai Indonesia bagian barat. 



1 komentar:

  1. Makasih banyak buat ilmunya :)
    Sudah membantu untuk tugas,hhe :)

    BalasHapus