Senin, 08 Oktober 2012

LAPORAN MIKROBIOLOGI INDUSTRI



BAB I
PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG
Mikrobiologi Industri merupakan suatu mata kuliah pilihan yang mengajarkan untuk menghasilkan suatu produk atau inovasi baru dalam bidang pengolahan bahan makan dan merupakan penerapan dari mata kuliah mikrobiologi dasar. Pengolahan pangan dalam mikrobiologi indusri lebih menekankan pada fermentasi makanan yang dibantu oleh mikrobia tertentu di dalamnya.
Dalam usaha industri yang banyak berkembang di Indonesia sekarang ini, produk hasil fermentasi mikrobia seperti yoghurt, nata, tempe, dan lain-lain hanya standar dengan bahan yang sama, tanpa ada inovasi baru yang digunakan untuk mengolah produk tersebut. Padahal, apabila ditilik lebih lanjut, keanekaragaman flora di Indonesia banyak yang bisa dimanfaatkan untuk diolah menjadi produk fermentasi dengan harga bahan dasar yang lebih murah dengan hasil yang lebih maksimal.
Maka dari itu, dalam mata kuliah mikrobiologi industri ini, kami diajarkan dalam membuat produk olahan fermentasi dengan inovasi bahan yang baru dan berbeda dari pasaran seperti tape dari ketela rambat, brem yang berbahan baku tape dari ketela rambat, tempe dari biji kecipir, susu kedelai, ragi tempe, yoghurt susu UHT, nata dari buah pisang, telur asin aneka rasa, cuka dari buah belimbing wuluh, dan dodol dari pepaya jawa.
Inovasi ini diharapkan nantinya akan meramaikan pasar industri di Indonesia, sehingga dapat mengenalkan bahan dasar lain yang dapat digunakan untuk mengolah produk tersebut sehingga dapat dipasarkan ke luar negeri serta mengenalkan keanekaragaman buah dari Indonesia seperti pepaya jawa yang diharapkan akan menunjang ekspor buah-buahan ke luar negeri.
Selain itu, apabila kita melihat kehidupan sekarang, ketika kita tidak dibekali dengan latar belakang pendidikan tentunya kita akan sangat tertinggal karena sangat sulitnya untuk mencari pekerjaan, tetapi apabila kita mempunyai suatu keahlian, pasti keahlian tersebut sangat membantu untuk bersaing di dunia pekerjaan bahkan kita bisa membuat lapangan pekerjaan sendiri sehingga dapat membantu program pemerintah dalam mengatasi pengangguran. Oleh sebab itu, kami berharap penyusunan laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Latihan 1
Bagaimana cara membuat tape dari ketela rambat?
2.      Latihan 2
Bagaimana cara membuat brem berbahan dasar air perasan tape dari ketela rambat?
3.      Latihan 3
      Bagaimana cara membuat tempe dari biji kecipir?
4.      Latihan 4
Bagaimana cara membuat susu kedelai?
5.      Latihan 5
Bagaimana cara membuat ragi tempe?
6.      Latihan 6
Bagaimana cara membuat yoghurt susu UHT?
7.      Latihan 7
Bagaimana cara membuat nata dari buah pisang?
8.      Latihan 8
Bagaimana cara membuat telur asin aneka rasa?
9.      Latihan 9
Bagaimana cara membuat cuka dari belimbing wuluh?
10.   Latihan 10
Bagaimana cara membuat dodol dari pepaya jawa?



C.     TUJUAN
1.      Latihan 1
Mengetahui cara  membuat tape dari ketela rambat.
2.      Latihan 2
Mengetahui cara  membuat membuat brem berbahan dasar air perasan tape dari ketela rambat.
3.      Latihan 3
Mengetahui cara  membuat membuat tempe dari biji kecipir.
4.      Latihan 4
Mengetahui cara  membuat membuat susu kedelai.
5.      Latihan 5
Mengetahui cara  membuat membuat ragi tempe.
6.      Latihan 6
Mengetahui cara  membuat membuat yoghurt dari susu UHT.
7.      Latihan 7
Mengetahui cara  membuat membuat nata dari buah pisang.
8.      Latihan 8
Mengetahui cara  membuat membuat telur asin aneka rasa.
9.      Latihan 9
Mengetahui cara  membuat cuka dari belimbing wuluh.
10.  Latihan 10
Mengetahui cara  membuat membuat dodol dari pepaya jawa.

D.     MANFAAT
1.      Memberikan informasi kepada pelajar/mahasiswa /masyarakat umum dalam pembuatan tape yang berasal dari ketela rambat.
2.      Memberikan informasi kepada pelajar/mahasiswa /masyarakat umum dalam pembuatan brem berbahan baku tape yang berasal dari ketela rambat.
3.      Memberikan informasi kepada pelajar/mahasiswa /masyarakat umum tentang pembuatan tempe yang berasal dari biji kecipir.
4.      Memberikan informasi kepada pelajar/mahasiswa /masyarakat umum tentang pembuatan susu dari kedelai.
5.      Memberikan informasi kepada pelajar/mahasiswa /masyarakat umum tentang pembuatan ragi tempe yang berasal dari tempe kdelai.
6.      Memberikan informasi kepada pelajar/mahasiswa /masyarakat umum tentang pembuatan yoghurt susu sapi.
7.      Memberikan informasi kepada pelajar/mahasiswa/masyarakat umum tentang pembuatan nata yang berasal dari pisang.
8.      Memberikan informasi kepada pelajar/mahasiswa /masyarakat umum tentang pembuatan telur asin.
9.      Memberikan informasi kepada pelajar/mahasiswa /masyarakat umum tentang pembuatan cuka yang berasal dariblimbing wuluh.
10.  Memberikan informasi kepada pelajar/mahasiswa /masyarakat umum tentang pembuatan dodol yang berasal dari pepaya jawa.

















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.     TAPE KETELA RAMBAT (UBI JALAR)
Wiwin (1975), menyatakan bahwa tape atau uli (bahasa Betawi) adalah sejenis penganan yang dihasilkan dari proses peragian (fermentasi). Tape bisa dibuat dari singkong (ubi kayu) dan hasilnya dinamakan tape singkong. Bila dibuat dari ketan hitam maupun ketan putih, hasilnya dinamakan "tape pulut" atau "tape ketan". Pembuatan tape memerlukan kecermatan dan kebersihan yang tinggi agar singkong atau ketan dapat menjadi lunak karena proses fermentasi yang baik. Ragi adalah bibit jamur yang digunakan untuk membuat tape. Agar pembuatan tape berhasil dengan baik alat-alat dan bahan-bahan harus bersih, terutama dari lemak atau minyak. Alat-alat yang berminyak jika digunakan untuk mengolah pembuatan tape bisa menyebabkan kegagalan fermentasi. Air juga harus bersih. Menggunakan air hujan juga bisa menyebabkan gagal fermentasi. Selain dimakan langsung, tape juga enak dijadikan olahan lain atau dicampur dengan makanan atau minuman lain. Seperti tape pulut sangat enak untuk campuran cendol atau es campur, bisa juga diolah kembali menjadi wajik atau dodol. Sedangkan tape singkong selain bisa dijadikan campuran cendol, es campur atau es doger, bisa juga dibuat makanan gorengan rondo royal (tape goreng), colenak, dll.
Ubi jalar  memiliki banyak nama daerah, antara lain huwi bolet (Sunda), telo rambat (jawa), sweet potato (inggris), dan soyu (Jepang). Tanaman ubi jalar berasal dari Amerika bagian tengah, kemudian tersebar di berbagai Negara di dunia, yang memiliki pertanian yang sudah cukup maju, termasuk Indonesia. Ubi jalar sangat cocok dibudidayakan di daerah dataran rendah sampai ketinggian 500 m di atas permukaan laut, dengan suhu 21o – 27o C, kelembapan 50% - 60%, mendapat sinar matahari 11- 12 jam/hari, serta curah hujan 750 - 1500 mm/th. Di dataran tinggi pegunungan dengan ketinggian mencapai 1000 m di atas permukaan laut, ubi jalar masih tumbuh dengan baik, namun pencapaian umur panennya lebih lama. Tanaman ubi jalar akan tumbuh baik dan berproduksi optimal bila ditanam di tanah yang subur, gembur, banyak mengandung humus, dan ber pH 5,5 – 7,5 (Juanda dan Cahyono, 2000).
B.     BREM TAPE KETELA RAMBAT (UBI JALAR)
Brem adalah makanan yang berasal dari sari ketan yang dimasak dan dikeringkan, merupakan hasil dari fermentasi ketan hitam yang diambil sarinya saja yang kemudian diendapkan dalam waktu sekitar sehari semalam.Sensasi makanan ini muncul ketika makanan dimasukkan ke dalam mulut akan langsung mencair dan lenyap meninggalkan rasa 'semriwing' di lidah. Bentuk pertama yang lebih dulu dikenal adalah makanan tradisional khas yang berasal dari kota Caruban, Kabupaten Madiun, dan berasal dari dua desa penghasil: Bancong dan Kaliabu. Brem dikemas berbentuk lempengan agak kekuningan, rata-rata berukuran kurang lebih 15 cm x 5 cm x 0,5 cm. Brem bentuk kedua berasal dari Wonogiri, Jawa Tengah, berbentuk lempeng pipih bundar dengan diameter rata-rata 5 cm dan ketebalan sekitar 0,3 cm. Brem asal Wonogiri berwarna putih dan proses pengeringannya melalui dijemur langsung dibawah panas terik matahari selama tiga hari (Boediono, 2001).
C.     TEMPE KECIPIR
Kecipir atau yang di Jawa Barat dikenal dengan nama “zaat” merupakan tanaman setahun yang berbentuk perdu dan bersifat membelit ke kiri. Buahnya panjang (± 20 cm), persegi empat dan bergerigi, warna buahnya hijau dan rasanya enak serta lunak. Bijinya bulat, berwarna kuning pada saat muda, dan berwarna coklat pada saat tua dengan rasanya yang getir. Biji kecipir bisa disebut “botor”. Di luar negeri kecipir ini disebut Wing Bean, mengingat bahwa tanaman ini tidak membutuhkan tempat yang subur dan buahnya (terutama bijinya) merupakan sumber protein dan banyak mengandung vitamin A, vitamin B dan vitamin C, maka dari itu tanaman ini dianjurkan untuk ditanam di pekarangan rumah atau di sepanjang pagar-pagar (Hendro Sunaryono).
Seperti halnya tempe lainnya, tempe Kecipir adalah bahan pangan hasil fermentasi. Proses fermentasi itu mengubah sifat Kecipir menjadi lebih baik dari sebelumnya, dalam hal ini yang membedakan hanyalah bahan bakunya, yakni dari biji Kecipir. Tempe Kecipir mempunyai rasa yag cukup gurih, mirip dengan tempe Kedelai tetapi terselip rasa koro benguk. Bisa dikatakan bahwa tempe Kecipir memiliki kombinasi antara tempe Kedelai dan Benguk. Demikian juga kandungan proteinnya, jika tempe benguk kadar proteinnya 10,2% tempe Kecipir antara 14,5% - 18%, sedangkan tempe Kedelai 18,5%. Tetapi kandungan kalori dan kalsium tempe Kecipir jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tempe benguk dan tempe Kedelai. Kuatnya enzim proteolitik dari Rhizopus menyebabkan cepatnya hidrolisis protein menjadi asam amino. Perubahan ini tidak disangsikan lagi akan memperbaiki daya cerna tempe (Harris dan Karmas, 1995).
D.     SUSU KEDELAI
Syamsian (1982), menyatakan bahwa susu adalah sebuah cairan bergizi yang dihasilkan oleh kelenjar susu dari mamalia betina. Susu adalah sumber gizi utama bagi bayi sebelum mereka dapat mencerna makanan padat. Susu binatang (biasanya sapi) juga diolah menjadi berbagai produk seperti mentega, yoghurt, es krim, keju, susu kental manis, susu bubuk dan lain-lainnya untuk konsumsi manusia. Semua orang di dunia ini membutuhkan susu untuk menopang kehidupannya. Baik dari bayi sampai orang yang sudah lanjut usia. Dewasa ini, susu memiliki banyak fungsi dan manfaat. Untuk umur produktif, susu membantu pertumbuhan mereka.Sedangkan untuk orang lanjut usia, susu membantu menopang tulang agar tidak keropos. Susu mengandung banyak vitamin dan protein. Oleh karena itu, setiap orang dianjurkan minum susu. Sekarang banyak susu yang dikemas dalam bentuk yang unik.Tujuan dari ini agar orang tertarik untuk membeli dan minum susu. Ada juga susu yang berbentuk fermentasi.
Setiadji (2006), menyatakan bahwa manfaat Susu Kedelai sudah diketahui di seluruh dunia. Dikonsumsi secara rutin sebanyak lebih dari 2 milyar liter per tahun di Cina, Jepang, Hongkong, Taiwan, dan Amerika. Susu Kedelai dikonsumsi karena manfaatnya, mengandung isoflavon, antioksidan alami, tidak mengandung laktosa sehingga dapat dikonsumsi oleh orang yang tidak tahan terhadap susu sapi, mempunyai Index Glikemik yang rendah sehingga baik untuk penderita diabetes, mengandung serat alami yang dapat melancarkan pencernaan. Mengandung protein tinggi dan rendah karbohidrat, sehingga bisa digunakan sebagai sumber nutrisi untuk orang yang sedang berdiet atau mengurangi berat badan. Tidak mengandung kolesterol jahat / LDL. FDA (Food and Drugs Administration), badan pengawasan obat dan makanan Amerika memperbolehkan klaim atas manfaat susu kedelai yang dapat mencegah penyakit Jantung Koroner, penyakit yang menduduki peringkat nomor satu penyebab kematian di Amerika (500.000 jiwa per tahun).
E.      RAGI TEMPE
Inokulasi dilakukan dengan penambahan inokulum, yaitu ragi tempe atau laru. Inokulum dapat berupa kapang yang tumbuh dan dikeringkan pada daun waru atau daun jati (disebut usar; digunakan secara tradisional), spora kapang tempe dalam medium tepung (terigu, beras, atau tapioka; banyak dijual di pasaran), ataupun kultur R. oligosporus murni (umum digunakan oleh pembuat tempe di luar Indonesia). Inokulasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) penebaran inokulum pada permukaan kacang kedelai yang sudah dingin dan dikeringkan, lalu dicampur merata sebelum pembungkusan; atau (2) inokulum dapat dicampurkan langsung pada saat perendaman, dibiarkan beberapa lama, lalu dikeringkan (M. Astawan, 2003).
F.      YOGHURT SUSU UHT
Nanda (2008), menyatakan bahwa Yoghurt atau yogurt adalah dairy product yang dihasilkan melalui fermentasi bakteri pada susu. Berbagai jenis susu dapat digunakan untuk membuat yoghurt, tapi produksi yoghurt yang modern kini didominasi oleh susu sapi. Pembuatan yoghurt merupakan proses fermentasi dari gula susu (laktosa) menjadi asam laktat yang menyebabkan tekstur yoghurt menjadi kental. Biasanya yoghurt dijual dengan rasa buah, vanila, atau coklat, tapi ada juga tanpa penambahan rasa (plain).
Yoghurt dibuat dengan menambahkan bakteri yang menguntungkan ke dalam susu yang tidak dipasteurisasi (untuk mengatur keseimbangan antara bakteri dan enzim dari susu) pada suhu dan kondisi lingkungan yang dikontrol. Bakteri akan mengolah gula susu alami menjadi asam laktat. Hal itu akan meningkatkan keasaman sehingga menyebabkan protein susu menyusut menjadi masa yang padat atau kental. Peningkatan keasaman (pH 4-5) juga mencegah proliferasi (perbanyakan sel) dari bakteri patogen lainnya. Umumnya kultur yoghurt melibatkan dua atau lebih bakteri yang berbeda untuk proses fermentasi, biasanya yaitu Streptococcus salivarius dan thermophilus dan genus Lactobacillus, seperti L.acidophilus, bulgaricus, casei
, dan bifidus karena kultur yoghurt mengandung enzim-enzim yang dapat memecah laktosa, beberapa individu yang menderita lactose intolerant dapat menikmati yoghurt tanpa efek yang merugikan. Secara nutrisi, yoghurt memang kaya akan protein dan beberapa vitamin B serta mineral penting lainnya.
Mirnawati (1993), menyatakan bahwa Susu UHT (Ultra High Temperatur) adalah susu yang telah mengalami pemanasan di atas titik didih. Susu dipanaskan pada suhu 109 – 1120C selama 20 – 40 menit. Biasanya kedalam produk ini harus ditambahkan beberapa vitamin tertentu, antara lain : vitamin C dan vitamin B1, yang rusak karena pemanasan yang tinggi. Pada produk ini kadang-kadang ditemukan bau gosong, yang disebabkan adanya gugusan laktosa yang turut terbakar. Susu cair segar UHT dibuat dari susu cair segar yang diolah menggunakan pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang sangat singkat untuk embunuh seluruh mikroba, sehingga memiliki mutu yang sangat baik. Secara kesuluruhan faktor utama penentu mutu susu UHT adalah bahan baku, proses pengolahan dan pengemasannya. Bahan baku susu UHT cair segar adalah susu segar yang memiliki mutu tinggi terutama dalam komposisi gizi. Hal ini didukung oleh perlakuan pra panen hingga pasca panen yang terintegrasi. Pakan sapi harus diatur agar bermutu baik dan mengandung zat-zat gizi yang memadai, bebas dari antibiotika dan bahan-bahan toksis lainnya.
G.     NATA PISANG
Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna raksasa berdaun besar memanjang dari suku Musaceae. Beberapa jenisnya (Musa acuminata, M. balbisiana, dan M. paradisiaca) menghasilkan buah konsumsi yang dinamakan sama. Buah ini tersusun dalam tandan dengan kelompok-kelompok tersusun menjari, yang disebut sisir. Hampir semua buah pisang memiliki kulit berwarna kuning ketika matang, meskipun ada beberapa yang berwarna jingga, merah, ungu, atau bahkan hampir hitam. Buah pisang sebagai bahan pangan merupakan sumber energi (karbohidrat) dan mineral, terutama kalium. Perlu disadari, istilah "pisang" juga dipakai untuk sejumlah jenis yang tidak menghasilkan buah konsumsi, seperti pisang abaka, pisang hias, dan pisang kipas. Artikel ini hanya membahas pisang penghasil buah konsumsi serta kerabatnya yang berkaitan (Hermana dan Karmini, 1999).
Purwanto (1994), menyatakan bahwa  nata adalah substansi yang terbentuk di permukaan cairan nutrien yang merupakan polisakarida ekstraseluler dihasilkan oleh Acetobacter xylinum, terakumulasi dan terapung-apung di permukaan cairan nutrien. Adanya gas-gas CO2 yang dihasilkan oleh Acetobacter xylinum saat metabolisme dan menempel pada fibril-fibril pada posakarida ekstraseluler yang menyebabkan terapung. Namun, nata disesuaikan dengan nama cairan sari buah yang digunakan sebagai media fermentasi.
Shanty (2004), menyatakan bahwa starter atau biakan mikroba merupakan suatu bahan yang paling penting dalam pembantukan nata. Sebagai starter, digunakan biakan murni dari Acetobacter xylinum. Bakteri ini secara alami dapat ditemukan pada sari tanaman bergula yang telah mengalami fermentasi atau pada sayuran dan buah-buahan bergula yang sudah membusuk. Bila mikroba ini ditumbuhkan pada media yang mengandung gula, organisme ini dapat mengubah 19% gula menjadi selulosa. Selulosa yang dikeluarkan kedalam media ini berupa benang-benang yang bersama-sama dengan polisakarida berlendir membentuk jalinan yang terus menebal menjadi lapisan nata.
H.     TELUR ASIN
Telur adalah pilihan bahan pangan yang sarat gizi yang diperlukan untuk kehidupan yang sehat. Zat-zat gizi yang ada pada telur, sangat mudah dicerna dan dimanfaatkan oleh tubuh. Telur itik merupakan telur dengan kandungan gizi lebih tinggi dari lainnya. Salah satu olahan dari telur itik adalah telur asin. Tingginya nilai gizi dan rasa yang khas menyebabkan telur asin banyak diminatimasyarakat. Telur asin adalah istilah umum untuk masakan berbahan dasar telur yang diawetkan dengan cara diasinkan (diberikan garam berlebih untuk menonaktifkan enzim perombak). Kebanyakan telur yang diasinkan adalah telur itik, meski tidak menutup kemungkinan untuk telur-telur yang lain. Masa kedaluwarsa telur asin bisa mencapai satu bulan (30 hari). Telur asin yang dinilai berkualitas tinggi memiliki ciri-ciri bagian kuning telur berwarna jingga terang hingga kemerahan, "kering" (jika digigit tidak mengeluarkan cairan), tidak menimbulkan bau amis, dan rasa asin tidak menyengat (Sudarmadji, 2009).
I.        CUKA BELIMBING WULUH
Belimbing wuluh dikenal cukup baik di masyarakat Indonesia. Buahnya yang asam membuat belimbing wuluh kerap digunakan sebagai bahan campuran dalam berbagai masakan tradisional. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) memang memiliki rasa yang khas dan memberikan aroma tertentu pada masakan. Manfaat belimbing wuluh ternyata tak hanya sebatas itu. Tanaman ini memiliki berbagai khasiat obat yang bisa sangat membantu. Selain sebagai obat batuk, belimbing wuluh juga bisa digunakan sebagai obat pegal linu, gondongan, rematik, sariawan, jerawat, panu, darah tinggi, dan sakit gigi. Tanaman ini memiliki berbagai kandungan kimia, antara lain saponin, tanin, glukosid, kalsium oksalat, sulfur, asam format, peroksida, dan kalium sitrat. Dalam farmakologi Cina tanaman ini dikenal bisa menghilangkan rasa sakit, memperbanyak pengeluaran empedu, antiradang, dan peluruh kencing (Syarief, 2008)
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C. Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5 juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industri petrokimia maupun dari sumber hayati. Cuka yang telah dikenal sejak ribuan tahun lalu ternyata menyimpan sejumlah manfaat. Selain untuk menambah rasa sedap pada masakan, cuka juga bisa mengatasi berbagai gangguan kesehatan. Secara tradisional, cuka dibuat melalui proses enzimatik dengan bantuan bakteri dan difermentasi dari alkohol menjadi asam asetat. Hasilnya, cuka meja yang biasa kita gunakan di dapur (Mike Lancaster, 2002).
J.       DODOL PEPAYA JAWA
Pepaya (Carica papaya L.), atau betik adalah tumbuhan yang berasal dari Meksiko bagian selatan dan bagian utara dari Amerika Selatan, dan kini menyebar luas dan banyak ditanam di seluruh daerah tropis untuk diambil buahnya. C. papaya adalah satu-satunya jenis dalam genus Carica. Nama pepaya dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa Belanda, "papaja", yang pada gilirannya juga mengambil dari nama bahasa Arawak, "papaya". Dalam bahasa Jawa pepaya disebut "katès" dan dalam bahasa Sunda "gedang". Buah pepaya dimakan dagingnya, baik ketika muda maupun masak. Daging buah muda dimasak sebagai sayuran (dioseng-oseng). Daging buah masak dimakan segar atau sebagai campuran koktail buah. Pepaya dimanfaatkan pula daunnya sebagai sayuran dan pelunak daging. Daun pepaya muda dimakan sebagai lalap (setelah dilayukan dengan air panas) atau dijadikan pembungkus buntil. Oleh orang Manado, bunga pepaya yang diurap menjadi sayuran yang biasa dimakan. Getah pepaya (dapat ditemukan di batang, daun, dan buah) mengandung enzim papain, semacam protease, yang dapat melunakkan daging dan mengubah konformasi protein lainnya. Papain telah diproduksi secara massal dan menjadi komoditas dagang. Daun pepaya juga berkhasiat obat dan perasannya digunakan dalam pengobatan tradisional untuk menambah nafsu makan (Kondiran, 1999).
Dodol adalah sejenis makanan yang dikategorikan dalam jenis makanan manis. Untuk membuat dodol yang bermutu tinggi cukup sulit karena proses pembuatannya yang lama dan membutuhkan keahlian. Dalam tahap pembuatannya, bahan-bahan dicampur bersama dalam kuali yang besar dan dimasak dengan api sedang. Dodol yang dimasak tidak boleh dibiarkan tanpa pengawasan, karena jika dibiarkan begitu saja, maka dodol tersebut akan hangus pada bagian bawahnya dan akan membentuk kerak. Oleh sebab itu, dalam proses pembuatannya campuran dodol harus diaduk terus menerus untuk mendapatkan hasil yang baik. Waktu pemasakan dodol kurang lebih membutuhkan waktu 4 jam dan jika kurang dari itu, dodol yang dimasak akan kurang enak untuk dimakan. Setelah 2 jam, pada umumnya campuran dodol tersebut akan berubah warnanya menjadi cokelat pekat. Pada saat itu juga campuran dodol tersebut akan mendidih dan mengeluarkan gelembung-gelembung udara. Untuk selanjutnya, dodol harus diaduk agar gelembung-gelembung udara yang terbentuk tidak meluap keluar dari kuali sampai saat dodol tersebut matang dan siap untuk diangkat. Yang terakhir, dodol tersebut harus didinginkan dalam periuk yang besar. Untuk mendapatkan hasil yang baik dan rasa yang sedap, dodol harus berwarna coklat tua, berkilat dan pekat. Setelah itu, dodol tersebut bisa dipotong dan dimakan. Biasanya dodol dihidangkan kepada para tamu di hari-hari tertentu seperti hari-hari perayaan besar (Pujado, 2001).

BAB III
METODE PRAKTIKUM

I.          LATIHAN I (TAPE UBI JALAR)
A.       Waktu dan Tempat
1.    Waktu
Hari, tanggal : Sabtu, 25 Sepetember 2010
Jam                          : 09.00 – selesai
2.    Tempat
Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
B.       Alat dan Bahan
1.      Alat
Tabel. Alat yang digunakan dalam pembuatan tape ubi jalar
Alat
Jumlah item
Fungsi
1.      Baskom
1
Mencampurkan ketela dengan ragi
2.      Panci
1
Merebus
3.      Dandang
1
Mengukus
4.      Pengaduk kayu
5.      Lidi penyemat
6.      Kompor
7.      Toples
8.      Gunting
9.      Centong
1
Secukupnya
1
1
1
1
Mengaduk
Sebagai penyemat
Memasak
Menyimpan ketela yang sudah diragi
Memotong daun
Mengambil ketela

2.      Bahan
Tabel. Bahan yang digunakan dalam pembuatan tape ubi jalar
Bahan
Takaran
1.      Ketela rambat
1 kg
2.      Gula pasir
Secukupnya
3.      Ragi tape merk NKL
2 butir
4.      Daun pisang
1 ikat
5.      Daun jati
6.      Daun waru
1 ikat
Secukupnya
7.      Plastik
1 bendel



C.       Cara Kerja
1.         Mengupas ketela rambat
2.         Memotong ketela rambat sesuai selera
3.         Mencuci bersih ketela rambat yang sudah dipotong
4.         Mengukus ketela rambat hingga matang
5.         Mendinginkan ketela rambat
6.         Menambahkan ragi dan mengaduk hingga rata
7.         Membungkus ketela rambat yang sudah diberi ragi dengan 3 jenis daun (daun waru, daun pisang, dan daun jati) dan plastik
8.         Menyematnya dengan lidi lalu memaskkan ke dalam toples
9.         Menutup rapat dan memfermentasikannya selama 3 hari

II.          LATIHAN II (BREM AIR PERASAN TAPE UBI JALAR)
A.     Waktu dan Tempat
1.      Waktu
Hari, tanggal : Rabu, 29 September 2010
Jam                          : 13.00 – selesai
2.    Tempat
Kos Ria Adikasari
B.       Alat dan Bahan
1.      Alat
Tabel. Alat yang digunakan dalam pembuatan brem air perasan tape ubi jalar
Alat
Jumlah item
Fungsi
1.      Serbet
1
Menyaring tape ketela untuk diambil airnya
2.      Panci
1
Merebus air perasan tape
3.      Cetakan bambu
1
Mencetak brem
4.      Blender
5.      Pengaduk
6.      Kompor
1
1
1

Menghaluskan tape
Mengaduk tape
Memasak




2.      Bahan
Tabel. Bahan yang digunakan dalam pembuatan brem air perasan tape ubi jalar
Bahan
Takaran
1.      Tape Ketela rambat
Secukupnya
2.      Air
Secukupnya
3.      Tepung ketan sangrai
Secukupnya

C.       Cara Kerja
1.         Memblender tape dan memeras airnya
2.         Merebus air perasan tape dalam panci hingga berbuih
3.         Mengaduk terus selama sekitar 1,5 jam
4.         Mematikan kompor kemudian menambahkan 1-2 sendok makan tepung ketan yang sudah disangrai
5.         Memasukkan dalam cetakan bambu dan menganin-anginkan selama 1 malam
6.         Menjemur sampai kering 5-7 jam
7.         Setelah kering, memotong brem tersebut dan siap untuk disajikan

III.          LATIHAN III (TEMPE BIJI KECIPIR)
A.     Waktu dan Tempat
1.      Waktu
Hari, tanggal : Sabtu, 2 Oktober 2010
Jam                          : 09.00 - selesai
2.    Tempat
Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta







B.       Alat dan Bahan
1.      Alat
Tabel. Alat yang digunakan dalam pembuatan tempe biji kecipir
Alat
Jumlah item
Fungsi
1.      Baskom
1
Tempat biji kecipir
2.      Panci
1
Merebus biji kecipir
3.      Nampan
1
Tempat biji kecipir setelah direbus
4.      Saringan
5.      Tali debok
6.      Kompor
7.      Kertas bekas
8.      Plastik
9.      Lilin
10.  Korek api
1
Secukupnya
1
Secukupnya
Secukupnya
1
1
Menyaring biji kecipir
Menali tempe yang sudah dibungkus
Memasak biji kecipir
Membungkus tempe
Membungkus tempe
Melekatkan bungkus plastik
Menyalakan lilin

2.      Bahan
Tabel. Bahan yang digunakan dalam pembuatan tempe biji kecipir
Bahan
Takaran
1.      Biji kecipir
1 kg
2.      Ragi tempe merek raprima
3.      Daun pisang
Secukupnya
Secukupnya
4.      Daun jati
5.      Daun waru
Secukupnya
Secukupnya

C.     Cara Kerja
1.         Membersihkan biji kecipir
2.         Merendam biji kecipir selama 1 malam
3.         Mengupas kulit arinya
4.         Mencuci biji kecipir dan mengukusnya selama 1 jam
5.         Mendinginkan biji kecipir dan mencampur dengan ragi tempe
6.         Membungkus dengan daun waru, daun jati, daun pisang, dan meragikannya selama 1 malam
7.         Membuka bungkus dun dan meletakkannya di atas rak
8.         Membiarkan selama 1 malam


IV.          LATUHAN IV (SUSU KEDELAI)
A.     Waktu dan Tempat
1.      Waktu
Hari, tanggal : Sabtu, 16 Oktober 2010
Jam                          : 09.00 - selesai
2.    Tempat
Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
B.       Alat dan Bahan
1.      Alat
Tabel. Alat yang digunakan dalam pembuatan susu kedelai
Alat
Jumlah item
Fungsi
1.      Serbet
1
Menyaring campuran kedelai, kacang tanah, wijen, kecambah jagung untuk diambil airnya
2.      Panci
1
Merebus campuran kedelai, kacang tanah, wijen, kecambah jagung dan air perasannya
3.      Blender
1
Menghaluskan kedelai kacang tanah, wijen, kecambah jagung
4.      Pengaduk

5.      Kompor

6.      Plastik
7.      Saringan

8.      Karet gelang
1

1

Secukupnya
1

Secukupnya
Mengaduk bahan pada waktu pencampuran dan perebusan
Memasak campuran kedelai, kacang tanah, wijen, dan kecambah jagung
Membungkus air susu kedelai
Untuk menyaring bahan-bahan untuk diambil airnya
Menali atau membungkus air susu kedelai

2.      Bahan
Tabel. Bahan yang digunakan dalam pembuatan susu kedelai
Bahan
Takaran
1.      Kedelai
1 kg
2.      Kacang Tanah
2-3 sendok makan
3.      Wijen
1-2 sendok makan
4.      Kecambah jagung
1-2 sendok makan
5.      Gula Pasir
6.      Vanili
Secukupnya
Secukupnya
7.      Jahe
8.      Air
Secukupnya
Secukupnya

C.     Cara Kerja
1.         Menyiapkan alat dan bahan
2.         Membersihkan dan merendam kedelai kemudian merebus 1,5 jam, membiarkan sampai dingin, dan memblender dengan menambahkan air
3.         Menyangrai kacang tanah dan memblender serta wijen
4.         Merendam pada air mendidih kecambah jagung dan meniriskan lalu memblender
5.         Menyiapkan jahe dengan mengupas dan dikeprek
6.         Mencampurkan semua bahan kedelai, kacang tanah, kecambah jagung,  dan wijen
7.         Merebus campuran semua bahan
8.         Menyaring campuran bahan dengan air
9.         Merebus lagi air perasan bahan, menambahkan gula pasir, vanili, dan jahe keprekan
10.     Susu kedelai siap untuk disajikan

V.          LATIHAN V (RAGI TEMPE)
A.     Waktu dan Tempat
1.      Waktu
Tanggal        : Sabtu, 16 Oktober 2010
Jam              : 09.00 - selesai
2.    Tempat
Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta






B.       Alat dan Bahan
1.      Alat
Tabel. Alat yang digunakan dalam pembuatan ragi tempe
Alat
Jumlah item
Fungsi
1.      Pisau
1
Menyayat miselium tempe dari kedelai
2.      Tampah
1
Menjemur miselium tempe
3.      Cobek
1
Menghaluskan miselium tempe
4.      Saringan
5.      Lidi penyemat
6.      Kompor
1
Secukupnya
1
Menyaring miselium tempe
Sebagai penyemat
Menyangrai tepung beras

2.      Bahan
Tabel. Alat yang digunakan dalam pembuatan ragi tempe
Bahan
Takaran
1.      Tempe
Secukupnya
2.      Miselium tempe yang kering
Secukupnya
3.      Tepung Beras
Secukupnya

C.     Cara Kerja
1.      Menyiapkan tempe yang bermiselium
2.      Menyayat tempe setipis mungkin pada miseliumnya
3.      Menjemur sayatan tempe yang bermiselium di bawah sinar matahari hingga kering
4.      Menumbuk halus sayatan tersebut dan mengayaknya
5.      Menyangrai tepung beras secukupnya, mengayak, dan mendinginkan
6.      Mencampurkan ayakan tepung sayatan tempe dengan ayakan tepung beras sangrai (2:1)
7.      Mengemas campuran terebut dan siap digunakan sebagai ragi tempe.

VI.          LATIHAN VI (YOGHURT SUSU UHT)
A.     Waktu dan Tempat
1.      Waktu
Tanggal        : Sabtu, 16 Oktober 2010
Jam              : 09.00 - selesai
2.    Tempat
Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
B.       Alat dan Bahan
1.      Alat
Tabel. Alat yang digunakan dalam pembuatan yoghurt susu UHT
Alat
Jumlah item
Fungsi
1.      Toples
1
Tempat inkubasi yoghurt
2.      Panci
1
Merebus
3.      Pengaduk kayu
4.      Termometer
5.      Serbet
6.      Kompor
7.      Gelas ukur
8.      Timbangan elekrik
9.      Karet gelang
1
1                                             
1
1
1
1                       
1
Untuk mengaduk cairan yoghurt
Untuk mengukur suhu
Untuk membersihkan alat yamg kotor
Untuk memasak
Untuk mengukur cairan
Untuk menimbang bahan yang digunakan
Untuk mengikat


2.      Bahan
Tabel. Bahan yang digunakan dalam pembuatan yoghurt susu UHT
Bahan
Takaran
1.      Susu UHT
1 liter
2.      Susu Skim
62,5 gram
3.      Gula pasir
100 gram
4.      Gelatin
2 gram
5.      Starter yoghurt
20 ml


C.     Cara Kerja
1.      Memasak susu UHT dalam panci pada suhu 90ºC tidak sampai mendidih sambil menambahkan 100 gram gula, 4 gram garam, dan 2 gram gelatin selama 20 menit.
2.      Merebus kembali susu UHT suhu 70ºC dalam keadaan terbuka.
3.      Mendinginkan susu UHT hingga suhu 45ºC sambil menambahkan dengan 62,5 gram susu skim.
4.      Menuangkan susu UHT dalam toples dan inokulasikan campuran starter yoghurt sebanyak 20 ml secara merata dan aseptik pada suhu 45ºC.
5.      Menginkubasi susu UHT pada suhu kamar sekitar 12 jam.
6.      Memanen yoghurt dan menambahkan aneka rasa buah
7.      Yoghurt siap untuk disajikan

VII.          LATIHAN VII (NATA PISANG)
A.     Waktu dan Tempat
1.      Waktu
Hari, tanggal : Sabtu, 30 Oktober 2010
Jam                          : 09.00 - selesai
2.    Tempat
Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
B.       Alat dan Bahan
1.      Alat
Tabel. Alat yang digunakan dalam pembuatan nata pisang
Alat
Jumlah item
Fungsi
1.      Baskom
1
Menuangkan adonan
2.      Panci
1
Merebus pisang
3.      Blender
1
Menghaluskan pisang
4.      Pengaduk kayu
5.      Kertas koran
6.      Kompor
7.      Rafia
8.      Gelas ukur
9.      Timbangan
1
Secukupnya
1
secukupnya
1
1
Mengaduk adonan
Menutup adonan
Memasak
Mengikat kertas koran dengan baskom
Mengukur bahan
Mengukur bahan

2.      Bahan
Tabel. Bahan yang digunakan dalam pembuatan nata pisang
Bahan
Takaran
1.      Pisang
Secukupnya
2.      Gula pasir
100 gram
3.      Air
1,5 liter
4.      NPK
2 gram
5.      ZA
6.      Starter
2 gram
150 mL
7.      Kertas pH
2 buah


C.     Cara Kerja
1.      Mengambil daging buah pisang kemudian memblender dan menambah air sebanyak 1,3 L.
2.      Menyaring hasil blenderan (± 1,5 L).
3.      Merebus hingga mendidih.
4.      Menambahkan NPK, ZA (@ 2 gram) dan gula pasir 100 gram.
5.      Menuangkan ke baskom, mendiamkan hingga uap hilang.
6.      Menambahkan asam cuka (25 mL)
7.      Mengaduk dan mengukur pH nya.
8.      Menutup dengan kertas koran dan mengikat dengan tali rafia.
9.      Menginkubasi selama 14 hari dan pada hari kedua menambahkan starter (150 mL) tanpa mengaduknya.

VIII.          LATIHAN VIII (TELUR ASIN ANEKA RASA)
A.     Waktu dan Tempat
1.      Waktu
Hari, tanggal : Sabtu, 04 Desember 2010
Jam                          : 09.00 – selesai
2.    Tempat
Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
B.       Alat dan Bahan
1.      Alat
Tabel. Alat yang digunakan dalam pembuatan telur asin aneka rasa
Alat
Jumlah item
Fungsi
1.      Toples
4
Tempat penyimapanan telur selama 1 minggu
2.      Cobek dan uleg
1
Menghaluskan bawang dan garam
3.      Pisau
1
Mengupas bawang
4.      Dandang
5.      Kompor
6.      Baskom
1
1
1

Mengukus telur asin
Memasak
Tempat telur


2.      Bahan
Tabel. Bahan yang digunakan dalam pembuatan telur asin aneka rasa
Bahan
Takaran
1.      Telur bebek
10 buah
2.      Bawang putih jantan
Secukupnya
3.      Bawang putih betina
Secukupnya
4.      Tanah liat
Secukupnya
5.      Abu gosok
6.      Bata merah
Secukupnya
Secukupnya
7.      Air
8.      Garam
9.      Ekstrak Strawberry
Secukupnya
Secukupnya
100 ml

C.     Cara kerja
1.      Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2.      Mencuci telur bebek hingga bersih\menghaluskan bawang putih jantan dan bawang putih betina kemudian memisahnya
3.      Membuat adonan pembungkus telur yang terdiri dari campuran tanah liat, abu gosok, dan bata merah yang telah dihaluskan yang telah dicampur dengan garam
4.      Campurkan semua adonan pembungkus telur dengan garam hingga merata dan jika perlu ditambah air
5.      Membagi adonan tanah menjadi 4 bagian:
6.      Membungkus 2 telur bebek pada masing-masing adonan, sedangkan sisa 2 telur yang lain dibiarkan tawar
7.      Memasukkan telur ke dalam toples yang telah diberi label sesuai dengan tempatnya masing-masing, menutup toples, dan menginkubasikannya selama 1 minggu
8.      Setelah 1 minggu, telur dikeluarkan dari toples lalu mencucinya hingga bersih
9.      Mengukus telur sampai matang sekitar 1 jam
10.  Melakukan uji organoleptik dan memsukkan data ke dalam tabel pengamatan
11.  Telur asin siap untuk disajikan

IX.          LATIHAN IX (CUKA BELIMIBING WULUH)
A.     Waktu dan Tempat
1.   Waktu
Hari, tanggal : Sabtu, 04 Desember 2010
Jam                          : 09.00 – selesai
2.    Tempat
Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
B.     Alat dan Bahan
1.      Alat
Tabel. Bahan yang digunakan dalam pembuatan cuka belimbing wuluh
Alat
Jumlah item
Fungsi
1.      Blender
1
Untuk menghaluskan buah
2.      Kompor
1
Untuk memasak
3.      Saringan
1
Untuk menyaring sari buah
4.      Pisau
5.      Panci
6.      Toples
7.      Gelas ukur
8.      Kertas PH
9.      Baskom
2
1
1
1
1
1
Untuk memotong
Untuk merebus
Untuk tempat cairan cuka
Untuk mengukur cairan
Untuk mengukur keasaman
Untuk Wadah Blimbing wuluh

2.      Bahan
Tabel. Bahan yang digunakan dalam pembuatan cuka belimbing wuluh
Bahan
Takaran
1.      Belimbing wuluh
1 kg
2.      Ragi roti
3.      Induk cuka
4.      NaOH     
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
5.      Gula pasir
6.      Amonium sulfit
7.      Air
0,2 gr
1,2 gr
Secukupnya

C.     Cara Kerja
1.      Memotong dan mencacah-cacah belimbing wuluh
2.      Setelah itu memblender sampai halus
3.      Merebus hasil blenderan belimbing dengan air
4.      Kemudian pada hasil blenderan blimbing, lalu menyaring dengan kain   menyaring dalam toples
5.      Setelah itu menambahkan amonium sulfit dan gula pasir
6.      Setelah itu mendinginkan dan menambahkan ragi roti (Saccharomyces cereviseae)
7.      Membiarkan fermentasi berlangsung selama 1 minggu kemudian  menyaring lagi hasil fermentasi
8.      Kemudian menambahkan induk cuka (Acetobacter aceti) dan kemudian membiarkan fermentasi berlangsung selama 3 minggu

X.          LATIHAN V (DODOL PEPAYA JAWA)
A.     Waktu dan Tempat
1.      Waktu
Hari, tanggal : Sabtu, 11 Desember 2010
Jam                          : 09.00 – selesai
2.    Tempat
Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
B.     Alat dan Bahan
1.      Alat
Tabel. Alat yang digunakan dalam pembuatan dodol pepaya jawa
Alat
Jumlah item
Fungsi
1.      Wajan
1
Memasak dodol
2.      Plastik
Secukupnya
Membungkus dodol
3.      Pisau
1
Memotong papaya
4.      Pengaduk kayu
5.      Blender
6.      Kompor
7.      Loyang
1
1
1
1
Mengaduk pada waktu memasak
Menghaluskan pepaya
Memasak dodol
Tempat dodol





2.      Bahan
Tabel. Bahan yang digunakan dalam pembuatan dodol pepaya jawa
Bahan
Takaran
1.      Pepaya Jawa
2 kg
2.      Gula pasir
Secukupnya
3.      Gula jawa
Secukupnya
4.      Tepung ketan
600 gram
5.      Santan kental
6.      Garam
350 ml
Secukupnya
7.      Vanili
8.      Pandan
9.      Air
3 bungkus
2 helai
Secukupnya

C.     Cara kerja
1.      Mengupas pepaya jawa kemudian mencuci sampai bersih dan memotongnya kecil-kecil
2.      Memblender potongan pepaya sampai halus
3.      Membagi adonan pepaya menjadi 2 bagian sama rata
4.      Pada adonan pertama, menambahkan tepung ketan dan santan 350 tanpa memanaskan
5.      Pada adonan kedua, menambahkan gula pasir, gula jawa secukupnya, dan meletakkan dalam wajan
6.      Memasukkan adonan pertama ke adonan kedua dan memasak denagn api sedang sambil diaduk huingga 2 jam
7.      Sambil mengaduk, menambahkan 3 bungkus vanili dan 2 helai pandan
8.      Setelah 2 jam (adonan kalis), mengangkat dan mencetak adonan dodol dalam loyang kemudian mendinginkan selama 24 jam
9.      Mengiris dodol pepaya jawa kemudian membungkusnya
10.  Dodol pepaya jawa siap disajikan





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.     HASIL
1.      PEMBUATAN TAPE
Tabel. Pengamatan Uji Organoleptik Tape Ubi Jalar
No
Pengamatan
Hasil
1.       
Aroma

Daun pisang: berbau alkohol
Daun waru: berbau alkohol
Daun jati: berbau alkohol
Plastik: berbau alcohol
2.       
Rasa
Daun pisang: manis
Daun waru: asam
Daun jati: asam
Plastik: agak manis
3.       
Warna
Daun pisang: kuning
Daun waru: kuning
Daun jati: kuning
Plastik: kuning




2.      PEMBUATAN BREM
Tabel. Pengamatan Uji Organoleptik Brem Air Perasan Tape Ubi Jalar
No
Pengamatan
Hasil
1.       
Tekstur
Halus dan empuk
2.       
Rasa
Asam
3.       
4.       
Warna
Aroma
Kuning
Berbau alkohol (menyengat)




3.      PEMBUATAN TEMPE
Tabel. Pengamatan Uji Organoleptik Tempe Biji Kecipir
No
Pengamatan
Hasil
1.       
Aroma

Daun pisang: tidak berbau alkohol
Daun waru: tidak berbau alkohol
Daun jati: tidak berbau alkohol
Plastik: tidak berbau alkohol
2.       
Rasa
Daun pisang: pahit
Daun waru: pahit
Daun jati: pahit
Plastik: pahit
3.       



4.       
Warna



Tekstur
Daun pisang: putih
Daun waru: putih
Daun jati: putih
Plastik: putih
Daun pisang: kasar, miselium banyak
Daun waru: kasar, miselium banyak
Daun jati: kasar, miselium banyak
Plastik: kasar, miselium sedikit

4.      PEMBUATAN SUSU KEDELAI
Tabel. Pengamatan Uji Organoleptik Susu Kedelai
No
Pengamatan
Hasil
1.       
Aroma
Kedelai
2.       
Rasa
Rasa susu kedelai
3.       
4.       
5.       
Warna
Berat basah
Tekstur
Putih
2 liter
Halus, masih terdapat sedikit ampas dari kedelai, kecambah jagung, wijen dan kacang tanah

5.      PEMBUATAN RAGI TEMPE
Tabel. Pengamatan Uji Organoleptik Ragi Tempe
No
Pengamatan
Hasil
1.       
Aroma
Tidak beraroma alcohol
2.       
3.       
4.       
Warna
Tekstur
Berat basah
Putih kecoklatan
Halus
8 gram

6.      PEMBUATAN YOGHURT SUSU UHT
Tabel. Pengamatan Uji Organoleptik Yoghurt Susu UHT
No
Pengamatan
Hasil
1.       
Aroma
Menyengat
2.       
Rasa
Asam
3.       
4.       
5.       
Warna
Berat basah
Tekstur
Putih susu
250 ml
Agak kental


7.      PEMBUATAN NATA
Tabel. Pengamatan Uji Organoleptik Nata Pisang
No
Pengamatan
Hasil
1.       
Aroma
Tidak berbau
2.       
Rasa
Manis
3.       
4.       
Warna
Tekstur
Putih susu
Halus

8.      PEMBUATAN TELUR ASIN ANEKA RASA
Tabel. Pengamatan Uji Organoleptik Telur Asin Aneka Rasa
No
Pengamatan
Hasil
1.       
Aroma

Rasa tawar: aroma telur
Rasa bawang jantan: bau bawang menyengat
Rasa bawang betina: bau bawang tidak terlalu menyengat
Rasa strawberry: bau strawberry
2.       
Rasa
Rasa tawar: asin
Rasa bawang jantan: asin+bawang
Rasa bawang betina: asin+bawang
Rasa strawberry: asam
3.       



Warna



Rasa tawar: putih
Rasa bawang jantan: putih kekuningan
Rasa bawang betina: putih kekuningan
Rasa strawberry: putih kemerahan


9.      PEMBUATAN CUKA
Tabel. Pengamatan Uji Organoleptik Cuka Belimbing Wuluh
No
Pengamatan
Hasil
1.       
Aroma
Berbau belimbing
2.       
Rasa
Asam
3.       
4.       
Warna
Tekstur
Hijau
Cairan tanpa ampas





10.  PEMBUATAN DODOL
Tabel. Pengamatan Uji Organoleptik Dodol Pepaya Jawa
No
Pengamatan
Hasil
1.       
Aroma
Menyengat
2.       
Rasa
Manis
3.       
4.       
Warna
Tekstur
Coklat oranye
Kenyal, lembut, dan lengket

B.     PEMBAHASAN
Tape merupakan adalah salah satu jenis makanan yang dihasilkan dari proses fermentasi dan termasuk dalam jenis fermentasi alkoholik. Tape bisa dibuat dari singkong hasilnya dinamakan tape singkong. Bia dibuat dari ketan hitam atau ketan putih maka dinamakan tape ketan. Selain itu tape dapat pula dibuat dari bahan dasar ketela rambat atau dalam bahasa jawa biasa disebut dengan telo. Dalam proses fermentasi membutuhkan ragi. Ragi merupakan bibit jamur yang digunakan untuk membuat tape. Mikroba yang berperan dalam proses fermentasi tape adalah Saccharomyces cerevisiae. Agar pembuatan tape berhasil dengan baik alat dan bahan yang digunakan harus bersih, terutama dari lemak atau minyak. Dalam praktikum pembuatan tape ini digunakan bahan dasar dari ketela rambat, dengan menggunakan 4 perlakuan pembungkusan. Pembungkus yang digunakan yaitu daun pisang, daun jati, daun waru, dan plastik. Dari hasil pengamatan pembuatan tape ketela rambat ini didapatkan tekstur bahan dasar lebih empuk dari sebelum diberi ragi. Dari semua pembungkusan didapatkan hasil akhir tape yang berwarna kuning. Aroma yang didapatkan dari pembuatan tape ketela rambat yaitu beraroma harum atau beraroma alkohol, hal ini disebabkan karena kerja dari bakteri Saccharomyces cerevisiae. Tape yang dihasilkan dari pembungkusan daun pisang mempunyai rasa manis, daun waru asam, daun jati asam dan yang dibungkus plastik mempunyai rasa agak manis.
Brem merupakan hasil dari fermentasi tape yang diambil ekstraknya. Brem padat merupakan makanan tradisional dari hasil pemekatan dan pengeringan cairan tape. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan brem padat ini adalah ekstrak tape ketela yang diambil dengan cara pemerasan dan tepung beras ketan. Ekstrak tape dan tepung beras ketan dicampur, dipanaskan dan diaduk terus menerus hingga mengental. Ekstrak tape ketela mempunyai warna kuning pekat dan bau alcohol yang menyengat. Dari hasil pengamatan pada pembuatan brem yang berbahan tape ketela tersebut didapatkan tekstur brem tersebut yang halus dan empuk serta memiliki warna kekuningan. Memiliki aroma yang harum (aroma alcohol fermentasi) dan rasa yang asam. Kesulitan dalam pembuatan brem ini adalah saat pengadukan, karena pada saat pemanasan adonan harus diaduk-aduk terus sebab makin lama adonan makin mengental, lengket dan berat ketika diaduk.
Tempe merupakan makanan hasil fermentasi non alkoholik antara kedelai dengan bantuan jamur Rhizopus oligosporus. Tempe memiliki rasa yang lezat, mengandung protein yang tinggi dan harga yang relative murah. Sepotong tempe mengandung berbagai sumber yang bermanfaat, seperti karbohidrat, lemak, protein, serat, vitamin, enzim, serta komponen anti bakteri yang bermanfaat untuk kesehatan. Tempe kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi. Dalam praktikum ini yaitu membuat tempe dari biji kecipir, dengan 4 perlakuan pembungkusan yaitu tempe dibungkus dengan daun pisang, daun jati, daun waru, dan plastik. Perlakuan atau pembungkusan dengan berbagai macam daun ternyata menghasilkan kualitas tempe yang berbeda pula. Biji kecipir dengan dibungkus dengan plastik menghasilkan miselium yang lebih sedikit dibandingkan dengan yang dibungkus dengan daun pisang, daun waru dan daun jati. Untuk pengujian rasa dilakukan penggorengan tempe. Setelah digoreng, keempat perlakuan tempe itu ternyata mempunyai rasa yang pahit. Hal ini bisa saja terjadi karena faktor bahan dasar yaitu biji kecipir yang memang mempunyai rasa yang pahit dan saat proses pembuatannya, lama perendaman biji kecipir kurang maksimal sehingga zat yang menyebabkan rasa pahit pada biji kecipir belum terlarut dengan air. Dalam fermentasi dihasilkan aroma yang tidak menyengat, sebab tempe merupakan produk fermentasi non alkoholik yaitu fermentasi yang hasil akhirnya tidak menghasilkan alkohol.
Ragi tempe merupakan bibit jamur yang akan digunakan dalam pembuatan tempe. Ragi yang disimpan terlalu lama akan mengurangi keaktifannya, karena itu pada pembuatan tempe sebaiknya digunakan ragi yang belum lama disimpan agar dalam pembuatan tempe tidak mengalami kegagalan. Mikroba yang berperan dalam proses pembuatan tempe adalah Rhizopus oligosporus. Praktikum ini dilakukan dengan cara mengambil miselium dari tempe kedelai untuk selanjutnya diproses menjadi ragi tempe. Miselium dari tempe kedelai diambil kemudian dijemur hingga benar- benar kering. Selanjutnya dihaluskan dengan menggunakan blender dan diayak hingga halus. Hasil akhirnya yaitu ragi ini berwana putih kecoklatan dengan tekstur yang sangat lembut.
Pada umumnya susu didapatkan dari produk hewani misalnya sapi, kerbau atau kambing. Namun susu juga dapat diperoleh dari produk nabati, yaitu susu yang berasal dari kedelai atau yang biasa disebut dengan susu kedelai. Kedelai merupakan sumber protein yang sangat luar biasa yang dapat diperoleh dengan harga terjangkau. Pada praktikum ini susu kedelai dibuat dari campuran kedelai dengan kacang tanah, wijen, kecambah jagung, gula pasir, jahe dan vanili untuk menguatkan rasa. Dengan tahapan- tahapan pengolahan diperoleh susu kedelai yang enak dan sehat. Susu kedelai ini mempunyai aroma yang sangat harum karena ditambah dengan jahe dan vanili. Mempunyai rasa yang enak, manis dan setelah di minum tubuh akan terasa hangat. Mempunyai warna putih keruh seperti warna susu pada umumnya dan tekstur yang agak kental.
Yoghurt merupakan produk hasil pengolahan dan pengawetan susu dengan teknik pengasaman susu yang dilakukan melalui proses fermentasi. Yoghurt dapat dibuat dari susu apa saja, termasuk susu kedelai. Susu yang difermentasikan menggunakan starter Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus. Yoghurt mempunyai nilai gizi lebih tinggi dibandingkan susu murni, disamping itu juga yoghurt lebih mudah dicerna. Yogurt mempunyai fungsi mencegah penyakit infeksi pencernaan, mengurangi kadar kolesterol darah, mencegah beberapa penyakit kanker dan meningkatkan daya tahan tubuh serta dipercaya dapat memperepat kesembuhan dari sakit atau setelah operasi. Proses pembuatan yogurt harus benar- benar dalam keadaan yang steril. Dari hasil pengamatan uji yoghurt susu sapi, didapatkan hasil tekstur yoghurt agak kental, mempumyai warna putih susu karena bahan dasarnya adalah susu sapi asli. Mempunyai aroma yang sangat harum dan menyengat dan mempunyai rasa yang asam yang disebabkan karena adanya starter.
Nata merupakan kumpulan  sel bakteri (selulosa) yang mempunyai tekstur kenyal, berwarna putih, menyerupai gel dan terapung bila dimasukkan dalam cairan. Nata dihasilkan dari hasil fermentasi yang dilakukan oleh Acetobacter xylinum.. Proses fermentasi nata berlangsung secara aerob atau memerlukan oksigen. Pembuatan ini memerlukan waktu selama 1 minggu, karena starter dalam pembuatan nata baru dapat digunkan 6 hari diinokulasi dengan biakan murni dari agar miring yang masih segar. Nata berupa lapisan putih seperti agar, lapisan ini adalah massa mikroba berkapsul dari selulosa, lapisan nata mengandung sisa media yang berbau asam tersebut dapat dihilangkan dengan perendaman dan perebusan dengan air bersih. Nata umumnya dibuat dari kelapa, santan kelapa, tetes tebu atau sari buah-buahan. Dalam praktikum ini yaitu pembuatan nata dari ekstrak pisang. Berdasarkan hasil praktikum diperoleh hasil nata dengan ketebalan 0,5 cm, diameter 15 cm, dan berat kurang lebih 200 gr. Berwarna putih dan tekstur yang halus. Setelah dipanen nata berbau sangat asam, dan untuk menetralkan atau menghilangkan  bau masam tersebut dilakukan dengan perendaman serta perebusan dengan air. Setelah diadakan pencucian dan perebusan nata dengan air gula, rasa asam sudah hilang.
Telur merupakan sumber protein hewani yang memiliki rasa yang lezat serta nilai gizi yang tinggi. Telur mudah diperoleh dengan harga yang relative murah. Berdasarkan riset, telur terdiri dari 13% protein, 12% lemak serta vitamin dan mineral. Kuning telur mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan serta mineral seperti besi, fosfor, kalsium, dan vitamin B kompleks. Telur yaitu memiliki sifat mudah rusak, baik kemasan alami, kimia, maupun kerusakan akibat serangan mikroorganisme melalui pori-pori telur, oleh sebab itu usaha pengawetan sangat penting untuk mempertahankan kualitas telur. Prinsip pengawetan telur adalah untuk mencegah masuknya bakteri pembusuk kedalam telur, mencegah keluarnya air dari dalam telur. Untuk menjaga agar telur tidak rusak diperlukan teknik penanganan yang tepat agar nilai gizi telur tetap baik serta tidak berubah rasa, bau, warna dan isinya. Salah satu cara pengawetan telur yaitu dengan dibuat telur asin. Telur asin adalah telur utuh yang dibungkus dengan adonan tanah yang dibubuhi garam. Dalam praktikum ini adonan pembungkus telur dibuat dari campuran tanah liat, abu gosok dan serbuk bata merah serta garam. Adonan itu dibagi menjadi 4 perlakuan sebab akan dibuat telur asin dengan berbagai rasa, yaitu rasa bawang (jantan dan betina) dengan cara menambah bawang putih jantan dan adonan kedua dengan bawang putih betina, rasa stawberry dengan menambahkan ekstrak strawberry dan rasa asin biasa dengan membungkus telur dengan adonan tanpa tambahan. Keuntungan yang didapatkan dalam pengawetan telur yaitu telur yang diasinkan bersifat stabil, dapat disimpan tanpa mengalami proses perusakan, pada pengasinan rasa amis telur akan berkurang, tidak berbau busuk dan rasanya enak. Dari hasil pengamatan telur yang ditambah bawang mempunyai rasa dan bau bawang yang khas. Namun pada bawang putih jantan aroma dan rasanya lebih menyengat dibanding bawang putih betina. Pada telur yang ditambah ekstrak strawberry mempunyai rasa yang sedikit asam, aroma strawberry dan warna yang sedikit kemerahan. Pada telur yang tidak ditambah apapun rasanya biasa seperti rasa telur asin pada umumnya. Namun tingkat keasinannya berbeda tergantung kadar garam yang diberikan.
Cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Dalam praktikum ini dibuat cuka dari belimbing wuluh yaitu buah yang mempunyai rasa asam yang sangat luar biasa. Cuka ini dibuat dengan cara menambil ekstrak belimbing kemudian direbus dan disaring, selanjutnya ditunggu sampai dingin untuk mengukur pH. Bila asamnya berlebih ditambah dengan NaOH lalu ditambah dengan fermipan. Setelah diinkubasi 1 minggu ditambah Acetobacter xylinum. Dari hasil pengamatan diperoleh hasil pengamatan diketahui bahwa cuka belimbing mempunnyai bau asam belimbing yang menyengat, berwarna kecoklatan dan cberupa cairan tanpa ampas.
Dodol adalah sejenis makanan yang boleh dikategorikan dalam kumpulan makanan yang manis (atau manisan/penganan). Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat dodol terdiri daripada santan kelapa, tepung ketan, gula pasir, gula jawa dan garam. Dalam praktikum ini yaitu pembuatan dodol dengan menggunakan sari buah pepaya. Hasil dari pembuatan dodol ini memiliki  tekstur yang kenyal, lembut dan lengket. Warnanya coklat keoranyean, memiliki rasa yang manis dan dodol ini beraroma menyengat. Pembuatan dodol tidak begitu mudah, diperlukan ketelitian dan kesabaran. Perlu diperhatikan bahwa jika dodol kebanyakan gula jawa maka rasanya tidak enak dan apabila pemasakannya menggunakan api yang terlalu besar maka dodol akan gosong atau hangus rasanya akan menjadi pahit.

















BAB V
PENUTUP

A.     KESIMPULAN
1.      Tape adalah salah satu jenis makanan yang dihasilkan dari fermentasi alkoholik
2.      Reaksi fermentasi pada pembuatan tape yaitu
C6H12O6 + Saccharomyces cereviseae            2C2H5OH + 2CO2
3.      Pada praktikum yang telah dilakukan, hasil tape ubi jalar yang paling enak adalah yang dibungkus daun pisang
4.      Brem padat merupakan makanan tradisional dari hasil pemekatan dan pengeringan cairan tape.
5.      Pada praktikum yang telah dilakukan, brem yang dibuat berhasil yaitu tekstur brem tersebut yang halus dan empuk serta memiliki warna kekuningan.
6.      Tempe merupakan salah satu jenis makanan yang dihasilkan dari fermentasi non-alkoholik yang dibantu oleh bakteri Rhizopus oligosporus.
7.      Pada praktikum ini, tempe yang dibuat dari biji kecipir paling enak adalah yang dibungkus plastik.
8.      Susu kedelai adalah suatu produk olahan susu yang berbahan dasar kedelai
9.      Pada praktikum yang telah dilakukan, susu kedelai yang dihasilkan berwarna putih teksturnya bagus (berhasil).
10.  Ragi merupakan zat menyebabkan fermentasi karena mengandung mikrobia tertentu.
11.  Pada praktikum yang telah dilakukan, ragi yang dihasilkan memiliki tekstur halus dan berwarna putih kecoklatan
12.  Yoghurt adalah dairy product yang dihasilkan melalui fermentasi bakteri pada susu.
13.  Pada praktikum yang telah dilakukan, yoghurt susu UHT yang dihasilkan memiliki rasa asam, berwarna putih, dan kental (berhasil).
14.  Nata adalah substansi yang terbentuk di permukaan cairan nutrient yang merupakan polisakarida ekstraseluler yang dihasilkan oleh Acetobacter xylinum, terakumulasi dan terapung-apung di permukaan cairan nutrient.
15.  Pada praktikum yang telah dilakukan, nata dari buah pisang berhasil yaitu rasa manis, tekstur halus, dan berwarna putih susu
16.  Cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan.
17.  Pada praktikum yang telah dilakukan, cuka dari belimbing wuluh yang dibuat berhasil yaitu memiliki rasa asam dan berwarna kehijauan
18.  Dodol adalah produk makanan kecil yang mempunyai sifat agak basah yang terbuat dari  tepung beras ketan, gula, dan santan yang memilki rasa agak manis, gurih, dan legit.
19.  Pada praktikum yang telah dilakukan, dodol yang dibuat dari pepaya jawa memiliki tekstur sangat lengket karena kekurangan dalam pemberian tepung ketan

B.     SARAN
1.      Dalam pelaksanaan praktikum dibuat lebih terarah dan pasti karena dari hasil yang telah dipraktikumkan, kami kadang tidak mengerti produk tersebut berhasil atau tidak.
2.      Seharusnya dibuat jadwal yang pasti yang mana semua mahasiswa sanggup, jadi tidak tumbukan dengan mata kuliah atau praktikum lain yang menjadikan mahasiswa tidak paham dalam pelaksanaan praktikum.
3.      Disediakan tempat yang lebih luas dan alat-alat yang lebih lengkap untuk menunjang kelancaran praktikum.
4.      Seharusnya alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum sudah disediakan atau tidak membeli lagi karena dalam awal perkuliahan kami sudah membayar untuk mengikuti mata kuliah pilihan ini.
5.      Seharusnya laporan sementara dikoreksi dan dikembalikan bila ada yang masih salah mulai dari latihan pertama, jadi mahasiswa tahu mana yang salah dan dapat membenarkannya serta tidak mengulangi kesalahan yang sama pada pembuatan laporan berikutnya
6.      Memiliki jadwal yang pasti dalam pengumpulan laporan sehingga mahasiswa sudah persiapan untuk pengumpulan laporan. Apabila pengumpulan laporan diajukan atau diundurkan, informasi dimohon jangan mendadak.
7.      Pada saat praktikum, dosen dan asisten lebih membimbing mahasiswa.
8.      Dalam pelaksanaan praktikum, bahan yang digunakan untuk membuat produk tiap kelompok berbeda, seharusnya pada akhir pelaksanaan praktikum ada sesi tukar produk, jadi tiap kelompok dapat merasakan hasil produk olahan yang sama tetapi dengan bahan yang berbeda sehingga mahasiswa dapat membandingkan dari bahan apa produk olahan tersebut memilki rasa dan kualitas yang paling bagus.
9.      Pada saat pelaksanaan praktisi, seharusnya mahasiswa tidak disuruh melakukan praktikum, tetapi lebih diarahkan pada arti penting mikrobiologi industri dalam dunia wirausaha dan demonstrasi pembuatan produk serta pameran hasil-hasil produk mikrobiologi industri. Kalau seperti praktisi kemarin, itu sama saja mahasiswa melakukan praktikum hanya saja dibuat dalam kelompok besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar